04

336 73 8
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

".. Lo gapapa?.. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi hari sebelum berangkat ke sekolah, Lavanya selalu menyempatkan dirinya untuk mengunjungi rumah sakit. Tempat dimana ibunya dirawat. Ibu Lavanya mengalami depresi yang parah, nyaris membuat wanita itu gila. Karena depresinya itu, ibunya mengkonsumsi obat anti depresi terlalu banyak yang membuatnya overdosis obat.

Jika kalian bertanya, darimana biaya semua pengobatan nya? Lavanya menggunakan tabungan ibunya untuk berobat dan uang hasil dia bekerja selama ini. Sebisa mungkin, Lavanya rutin membayar registrasinya termasuk biasa obat ibunya.

Ibunya depresi akibat kejadian 'itu'. Kejadian yang membuat Lavanya menaruh dendam dan kebencian pada Ayah kandungnya. Kesalahan yang tak dapat dimaafkan dan dilupakan begitu saja. Karena Ayahnya lah, Lavanya kehilangan sosok yang selalu memberinya pelukan hangat. Sosok yang kini jauh berbeda, sangat dingin terhadapnya.

"Sayang.. A-apa maksud dari ini semua?? Kamu hanya bercanda kan?"

"Hey.. Katakan sesuatu! Kumohon.. Katakan kalau ini hanya bercanda! Kamu tidak mungkin serius kan!?"

"Kita cerai."

"A.. Apa.. "

"Kamu tuli? Aku bilang kita akan bercerai."

"T.. Tapi kenapa!? Kenapa kamu tiba-tiba mengatakan berita buruk ini setelah menghilang 2 tahun!? Sayang.. Kumohon.. Jangan bercerai. Jika aku ada salah aku mohon aku minta maaf! Aku masih membutuhkan mu.. Lavanya juga membutuhkan mu! Dia masih kecil! Dia membutuhkan mu sebagai ayahnya! Aku mohon.. Pikirkan ini dengan baik.."

".. Kekasihku hamil."

Lavanya menunduk menghadap ke lantai, ia mengepalkan tangannya ketika kilas balik masa lalu muncul di benaknya. Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, mengusir ingatan yang tidak menyenangkan itu jauh-jauh.

Netra merah miliknya menatap kearah pintu, dimana itu adalah ruangan dimana ibunya berada. Lavanya tidak berani masuk, jika ia masuk maka sama saja hasilnya sama dengan sebelumnya.

".. Ibu.. Kapan ibu bisa kembali. Aku rindu.. Aku rindu ibu." Lavanya menatap pintu didepannya dengan sedih. Ia ingin menangis, tapi dia tidak bisa mengeluarkannya.

"Lavanya?"

Lavanya tersentak dan menatap kearah seorang perawat wanita yang membawa makanan serta obat di sebuah nampan. Menatapnya dengan tatapan yang lembut.

OBAT💊 | WEE! x Reader OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang