07.00 Lawrance High School
Jennie turun dari mobil, ia diantarkan oleh sopir yang telah disiapkan Woo-sung. Ya, hari ini merupakan hari pertama Jennie di sekolah barunya. Hari berlalu begitu cepat setelah obrolan pada tempo hari, ia harus rela berpisah dengan kedua teman dekatnya dan beradaptasi kembali dengan lingkungan barunya. Jennie menghela nafas panjang lalu berjalan, ia sedikit gugup.
Jennie tak tahu harus kemana, ia berjalan sambil mencari petunjuk, "Apakah kau membutuhkan bantuan?" tanya seseorang yang berhasil membuat Jennie sedikit terkejut, ia mengangguk menatap orang itu. "Nee.. aku sedang mencari kantor." mendengar jawabannya ia mengangguk, "Ikutilah aku!"
Lelaki itu berjalan dan diikuti oleh Jennie dibelakang. Terlihat beberapa siswa menatap ke arah Jennie, mungkin mereka asing dengan kehadirannya. Beberapa dari mereka memuji Jennie, tentu saja Jennie memiliki paras yang cantik. Senyumnya yang manis, matanya yang indah, dan.. pipi yang menggemaskan.
Lelaki itu mengantarnya sampai pintu kantor yang Jennie tuju, "Terima kasih, sunbaenim." senyum Jennie seraya membungkuk.
Sesaat setelah lelaki itu pergi, seorang wanita paruh baya menghampiri Jennie, ia tersenyum melihat Jennie, "Annyeong, Ssaem" Jennie membungkuk hormat.
"Annyeong, apakah kau Jennie Kim?" tanya nya ramah. Jennie mengangguk, "Ne, Ssaem. Aku Jennie Kim."
"Ikutilah aku, aku akan menunjukkan ruanganmu." pintanya, lalu ia berjalan. Ssaem itu berjalan sambil memperkenalkan beberapa ruangan yang terlewati saat menuju kelasnya. Jennie hanya mengangguk dan mengingat-ingat.
Ssaem itu membawa masuk kedalam ruangan kelasnya, lalu ia memperkenalkan Jennie, "Seperti yang sebelumnya pernahku sampaikan, hari ini Jennie Kim resmi menjadi warga kelas. Kuharap kalian dapat berteman baik dengannya." lugasnya
Jennie sedikit membungkuk, "Annyeong, mohon bantuannya" ucapnya sopan. Semua orang terfokus pada Jennie, mereka membalas sapaan Jennie. Awalnya Jennie sangat gugup, tetapi setelah melihat reaksi sekitar rasa gugupnya perlahan memudar.
"Kau boleh duduk, Jennie." Jennie mengangguk mendengar perkataan Ssaem nya, ia berjalan perlahan menghampiri bangku kosongnya.
Bangku Jennie berada ditengah paling belakang, ia bersebelahan dengan seorang wanita, "Hi! kuharap kita bisa berteman. Kau bisa panggil aku Jisoo." inisiatifnya, ia tak mau teman kelas barunya ini mengalami kesulitan.
Jennie tersenyum senang seraya mengangguk-anggukkan kepala, ia akan mengingatnya, "Terima kasih banyak, kau sangat membantuku."
Di hari pertamanya ini Jennie cukup senang, karena ia mendapat kemudahan dari teman sekelasnya itu. Tak buruk juga untuk hari pertamanya, Jennie dengan senang hati mendengarkan materi yang diberikan. Saat ini yang ia pikirkan adalah belajar bersungguh-sungguh. Karena ia merasa sangat beruntung bisa masuk ke sekolah terbaik ini.
Beberapa materi telah Jennie lewati, saat ini Jisoo mengajak Jennie dan kedua teman yang lain untuk pergi ke ruang makan. Sebelumnya Jennie telah berkenalan dengan dua wanita yang lain, mereka akrab dipanggil Irene dan Yeri.
Saat ini mereka tengah mengantri untuk mengambil jatah makan siangnya, tetapi Yeri tak sadar jika ia membuat orang yang dibelakangnya menunggu lebih lama, "Cepatlah Yeri, aku sudah sangat lapar!" tegur Jisoo sembari mendorong pelan bahu orang di depan nya itu
"Ck, bersabarlah sebentar," decaknya kesal, "Lihatlah! sungguh mereka semua sangat menawan," pujinya sembari mengambil beberapa makanan didepannya. Sedari tadi ia tengah memperhatikan seseorang yang cukup terkenal disekolah nya ini.
Siapa yang tak kenal Lalisa Manoban dan keempat temannya itu? Mereka sangat dikenal disini, selain karena rupa mereka yang menawan mereka juga terkenal royal. Mengingat orang tua mereka cukup berpengaruh disekolah ini. Tak sedikit dari murid mencoba untuk mendekati salah satu dari mereka, bahkan salah seorang guru muda pun pernah ingin mendekati. Namun, tak ada satupun dari mereka yang berhasil.
Jennie dan ketiga temannya berhasil menemukan tempat untuk mereka makan, kemudian mereka duduk. Mereka memulai makan siangnya, "Apakah kau tau? aku dengar salah satu dari mereka sudah mempunyai kekasih. Huh! sungguh beruntung orang itu." Yeri menatap Irene
"Semoga saja itu bukan Kang Seul-gi. Aku benar-benar tertarik padanya." timpal Irene. Tentu saja, dari obrolannya sudah dapat ditebak. Keduanya termasuk orang yang tertarik dengan salah satu dari mereka.
Berbeda dengan Jisoo, ia lebih memilih untuk menikmati makanannya. Begitu juga dengan Jennie, sebenarnya ia cukup penasaran tapi ia lebih memilih diam dan tak terlalu ikut campur.
"Berhentilah berbicara dan habiskan makananmu," Jisoo menatap keduanya tajam, "Maafkan mereka yang tak bisa diam Jennie, terkadang aku lelah mengingatkan mereka." pasrah Jisoo
Jennie hanya terkekeh pelan mendengar penjelasan orang dihadapan nya itu. Sepertinya ia juga akan merasakan apa yang Jisoo rasakan.
"Kau harus tau Jen. Lihatlah, lima orang yang tengah sibuk berbincang." Jennie sedikit kebingungan mencari orang-orang yang Irene maksud. Irene mengangkat sedikit dagunya mengarahkan pada sekelompok orang.
Deg!
Seketika jantung Jennie berdetak lebih kencang ketika melihatnya. Bukan.. bukan karena ia tiba-tiba jatuh cinta, tetapi ia melihat seseorang yang tak asing. "Kenapa kau diam saja? apakah kau tertarik juga, huh?" goda Yeri, sedangkan orang yang tengah digoda nya ia hanya diam.
"Jennie, kau harus berhati-hati. Tak sedikit murid disini yang tergila-gila untuk menjadi kekasih mereka, terutama pada wanita disamping berambut blonde." Jennie mendengarkan penjelasan Irene, ia melihat orang yang Irene maksud, "Banyak murid wanita yang mengejarnya, bahkan Ssaem muda pun pernah mencoba mendekatinya." tambahnya.
Jennie menatap tak percaya pada Irene, ia mengangguk meyakinkan Jennie "Kau harus tau Jen. Dia berbeda dengan yang lain.. Sebenarnya kedua wanita disampingnya juga sama." tambah Yeri, apa yang diucapkannya benar, mereka berbeda dengan wanita lain. Mereka memiliki sesuatu yang wanita lain tak punya, tak heran jika banyak yang penasaran dengan mereka.
Yeri sedikit merapatkan tempat duduknya, "Tapi, aku dengar Lalisa telah lama berpisah dengan teman kencannya." Yeri menatap ketiga orang dihadapan nya
"Mwoo?!" imbuh Irene, ia tak mempercayainya. Yeri hanya mengangguk, "Aku tak tahu pasti, tapi orang-orang mengatakan mereka telah lama berpisah." ucapnya hati hati.
"Ugh! kau selalu tahu saja tentang informasi yang tak penting ini, Yeri." Protes Jisoo
Yeri hanya diam memutar bola matanya, ia sudah terbiasa dengan reaksi sahabatnya itu. Jennie hanya terkekeh pelan melihatnya.
Dimeja lain terdengar beberapa obrolan keluar dari mulut mereka. Mereka tak tahu jika sebelumnya mereka tengah menjadi bahan perbincangan oleh sekelompok orang, "Hei, kudengar sekolah ini memiliki seorang Hoobae baru!" ucapnya semangat menatap keempat orang temannya.
"Apa kau akan mengincarnya, huh?" tanya Seulgi pada pria dihadapan nya.
"Uh, sepertinya.." ucap Bobby seraya tersenyum memperlihatkan giginya, "Beberapa orang mengatakan bahwa ia terlihat begitu cantik. Huh.. aku membutuhkan namanya."
"Jangan membuatnya takut dan memutuskan untuk berpindah lagi, Bob!" gurau Jaehyun yang membuat teman temannya tertawa mendengarnya.
Berbeda dengan Lalisa, ia hanya menyimak perbincangan keempat temannya. Ia jelas tahu siapa orang yang tengah dimaksud, Lisa lebih memilih diam meneguk air didalam gelas. Mengingatnya hanya akan membuat kesal!
Teman-temannya itu tak tahu, bahwa murid baru itu akan menjadi adik seorang Lalisa. Mereka hanya tahu bahwa Appanya akan melaksanakan pernikahan pada lusa esok.
______
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic
FanfictionLalisa Manoban yang anti dengan hubungan percintaan karena trauma dari pasangan dimasa lalunya dan seperti pengalaman kedua orang tuanya yang menjadikan ia semakin anti dengan percintaan. Namun, Lisa yang dingin dan tak peduli apapun tiba-tiba harus...