Pagi berganti siang, siang berganti malam, dan hari-hari terus berganti. Terhitung sudah tiga minggu Jennie terus mencoba mendekati Eonninya, ia terlihat begitu ambis untuk mengakrabkan diri, berbeda dengan Lisa ia masih saja bersikap dingin pada Jennie, walaupun terkadang sesekali Lisa memberi respon hanya agar Jennie diam.
Jennie menghela nafas panjang seraya melipatkan kedua tangan diatas meja, kepalanya bertumpu diatas tangannya itu, ia memejamkan mata memikirkan usaha apa selanjutnya.
"Ugh.. mengapa sangat sulit." keluhnya.
Ketiga teman Jennie melirik kearahnya, mereka tahu kegundahan yang tengah Jennie rasakan, terkadang jika Jennie kehabisan ide ia akan bercerita dan meminta bantuan pada temannya, dan tentu saja ketiga orang itu selalu membantu memberikan Jennie beberapa saran.
"Masih sama, hm?" tanya Jisoo perhatian.
Jennie membuka matanya melihat ke arah Jisoo, ia mengangguk-agukkan kepalanya, "Ia sangat sulit didekati, sungguh. Aku benar-benar ingin dekat dengan Eonniku."
Ketiga temannya hanya bisa saling menatap, mereka ikut dalam kesedihan yang Jennie rasakan.
"Tak apa.. kau sudah mencobanya Jen. Eonni dan kau pasti akan sangat akrab nanti, bersabarlah. Nee?." hibur Irene.
"Bagaimana jika kita ke taman belakang sekolah? Disana cukup menyejukkan, percayalah." ajak Yeri, namun Jennie menggeleng ia sedang nyaman dengan posisinya ini seraya memikirkan berbagai hal.
"Aku sedang tak ingin kemana-mana."
Tanpa aba-aba tangan Jennie ditarik begitu saja oleh Yeri, sontak Jennie terkejut, kedua teman yang lain hanya bisa tertawa melihat ekspresinya, mereka berjalan melewati koridor sekolah.
Namun ketika menginjakkan di anak tangga terakhirnya, Jennie tertegun kala ia melihat Lisa, Yeri melihat ke arah Jennie ketika pegangan tangannya terlepas.
Jennie memperhatikan seorang wanita yang tengah mencoba memberi Lisa perhatian, ia memberi Lisa sebotol minuman. Meski tak banyak respon yang Lisa berikan pada orang itu, Jennie sedikit tak nyaman melihatnya.
"Apa yang kau lihat, Jen?"
Pertanyaan Yeri berhasil membuatnya tersadar, ia hanya memberikan gelengan dan tersenyum seraya mengajaknya kembali berjalan, mereka duduk disebuah bangku ditaman belakang dibawah pohon yang rindang.
Jennie merasakan hembusan angin yang mengenai kulitnya, terasa dingin namun ia sedikit menikmatinya.
"Heol! Kalian berjalan sangat cepat!" keluh Jisoo, ia dan Irene duduk dibangku sebrangnya. Jennie dan Yeri hanya terkikih pelan.
"Anyway, Jen, aku tadi melihat Eonnimu," ucap Irene, "Ia terlihat sedang didekati wanita." lanjutnya.
Seketika ia teringat dengan apa yang ia lihat tadi, ia menangkap dengan matanya sendiri ketika Lisa menerima minuman itu, disaat ia dengan susah payah agar Lisa mau menerima segala bentuk pemberiannya. Itu membuat hatinya terasa panas, wajahnya berubah masam.
"Aigoo.. Kau membuatnya sedih, Irene!"
"Aniyo, aku tak bermaksud Jen. Tetapi, aku juga melihat ia berusaha menolaknya." hibur Irene ia merasa tak enak pada Jennie.
Jennie memberikan sedikit anggukkan dan senyuman, memberi tahu padanya bahwa ia baik-baik saja.
"Omong-omong Jen, kudengar ada Sunbae yang sering menanyakan tentangmu."
Jennie melirik teman disampingnya itu, ia tak percaya begitu saja mengingat ia tak merasa didekati oleh siapapun.
"Hm? Aku tak mendengar hal itu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti Romantic
FanfictionLalisa Manoban yang anti dengan hubungan percintaan karena trauma dari pasangan dimasa lalunya dan seperti pengalaman kedua orang tuanya yang menjadikan ia semakin anti dengan percintaan. Namun, Lisa yang dingin dan tak peduli apapun tiba-tiba harus...