BROTHER I

871 61 16
                                    

Hai hai. Aku kembali lagi dengan crita Yizhan. Kali ini mau bikin inces. Awalnya gak suka inces si karena kayak nyesek aja cinta kehalang darah eaa. Terus dulu gatau kenapa bikin inces krna gemes bgt dulu liat zhan ge ke adeknya yibo padalan dia lebih tua. Sayangnya itu crita ke take down sama wp jdi ilang. Ada cerita satu lagi yang ilang huhu nangis bgt aku cariin ko gak ada.  So, sekarang aku balik lagi. But,

WARNING! Local Area!

.
.
.
.
Zhanuar Abigel itu polos. Usianya 16 tahun. Memasuki pertengahan SMA. Dia dua bersaudara dimana dia memiliki satu kaka kandung yang sedang menempuh pendidikan di universitas di China. Biasanya Zhan manggilnya 'Ko Ibo', 'Ko Wang'.

Menduduki bangku sekolah, Zhanuar termasuk anak yang rajin, setiap ada tugas selalu dikerjakan. Dia bahkan menjadi yang terpintar dari satu angkatan.

Dia di sekolah memiliki teman sebangku, sehati dan sejiwa. Tidak juga, bercanda. Namanya Yu Bin. anaknya lumayan aktif, selalu mengotori pikiran suci seorang Zhanuar.

"Zhanzhan."

"Iya Yubin." Jawab Xiao Zhan. Dia akhirnya menatap sang teman ini daripada buku tebalnya.

"Perasaan belajar mulu dah."

Zhan mendengus. Bibirnya mengerucut ke depan karena kesal. Dia menutup bukunya lalu menggeplak kepala temannya ini. "Biar pinterlah. Kamu sana juga belajar. Nilai kagak naik-naik jeblok mulu.."

"Eh, Gue cuman di urutan ke seratus delapan dari seratus sembilan."

"Bego itu."

"Yee ni bocah." Desis Yu Bin tidak terima.

BROTHER

Lain halnya di sebuah Universitas ternama di Beijing. Yibo, pria berumur 23 tahun itu sedang duduk di bawah pohon rindang. Gazebo yang nyaman untuk digunakan bersantai. Di sampingnya ada wanita cantik berbibir merah marun semakin memperindah wajah putih saljunya.

"Yibo. Mau makan nggak?"

"Boleh." Jawab Yibo. Dia lapar tapi pikirannya terus mengarah pada adiknya. Semenjak kecil Yibo sangat overprotektif terhadap adiknya ini.

"Ayo." Ajak si wanita cantik.

Entahlah, Yibo awalnya memang mencintai kekasihnya ini tapi cintanya lebih besar terhadap adiknya. Katakan ini hal yang bajingan tapi Yibo tidak bisa melepaskan adiknya. Dia sangat mencintai adik kecilnya ini melebihi seorang saudara.

Namun lagi-lagi dia harus menepisnya karena janjinya dengan mendiang ayah mereka. "Kamu harus janji sama ayah buat jaga adek kamu apapun yang terjadi."

Mereka saudara kandung. Satu rahim di dalam rahim seorang wanita cantik yang sudah tiada karena sakit kanker. Sedangkan sang ayah mereka kecelakaan pesawat ketika bekerja ke luar kota. Sungguh siapa yang tidak terpukul. Yibo dua kali harus melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.

Umurnya belia harus menjaga adik kecilnya sendiri. Ada sanak sudara yang membantu tapi mereka hidup berdua di dalam rumah megah peninggalan ketiga orang tuanya. Dia tidak akan membiarkan Zhan meninggalkannya juga.

Kantin sangat ramai, banyak yang makan siang. Yibo duduk di salah satu bangku. Dia ingat Zhan sudah makan atau belum.

"Yibo. Nanti pulang dari kampus aku pengen ke rumah kamu."

"Hm." Yibo tidak banyak bicara. Sosoknya kadang hangat kadang terpuruk. Ayolah. Ini sudah 6 tahun lalu ketika ibunya menghembuskan nafas terakhir karena tidak tertolong. Kangker payudara adalah penyakit yang mematikan.

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang