BROTHER IV

393 45 8
                                    

Hari minggu ini waktunya bersantai bagi seorang Zhanuar Abigel karena sekolah libur. Karena bisa rebahan seharian. Udah jam sembilan dan dia cuman ngerem doang di rumah. Jangan tanya kemana kokohnya karena si singa lagi ngapelin ceweknya. Nasib jadi jomblo ya gini deh. Pen punya pacar tapi boro-boro pacar, ada yang suka aja kagak. Paling si Yubin kampret yang suka.

Iya suka ngisengin maksudnya.

Jujur Zhan bosen banget. Biasanya dia diganggu sama si koko tapi sekarang si Koko sedang berada di tempat lain. Jadilah  Zhanuar cuma rebahan sambil bermain game.

Ketika sedang menikmati waktu kejombloannya. Si bapak negara tiba-tiba buka pintu kamarnya. Zhanuar meliriknya sebentar lalu fokus ke gamenya lagi yang hampir selesai.

"Game mulu. Udahan gamenya." Yibo mendaratkan pantatnya diatas kasur adeknya.

"Tumben dah pulang ngapelnya." Balas Zhan dengan lirikan mata soalnya sibuk. "Biasanya ampek tengah malem."

"Cie ngambek." Yibo menggoda adiknya dengan menusukkan jarinya ke pipi sang adik.

"Weh! Jan ganggu dulu, Koh." Zhan merengut kesal, sampai gamenya selesai, di menang dengan MPV.

Zhanuar baru memfokuskan perhatiannya untuk sang kokoh. Gila, kenapa dia baru sadar kalo kokohnya ini ganteng buanget. Biasanya ke gembel.

"Koh, keluar yuk. Pen seblak ni."

"Seblak terooos. Lama-lama lambungmu lembek ke seblak."

"La dikira lambung itu keras ke baja." Zhan tertawa mendengar candaan sang Koko.

"La iya ya udah lembek." Seketika Yibo baru ngeh sama otaknya yang mendadak nge blank.

"Yaudah sana ganti baju."

"Ngapain? Gini aja udah ayok."

"Zhanuar jan bikin Koko naik darah deh. Celanamu pendek." Wang Yibo memasang wajah datarnya.

"Mang ngapa?" Sewot Zhan.

"Dibilangin ngeyel? Hm?" Yibo agak kesel nadanya.

Baru Zhan grusak-grusuk turun dari kasur karena kesal tiap kali mau jalan pasti diomelin cuman gara-gara celana harus panjang sampek nutup kaki. Dikira ini dia cewe apa yang apa-apa aurat.

"Koko ngapain masih disini?!!" Sungut Zhan dah keluar ini.

"Okok, Koko keluar." Yibo tahu kalau Zhan itu tidak suka ada orang di dalam kamarnya ketika berganti pakaian. Bahkan di sekolah juga dia memilih dibalik bilik kalau ganti baju.

Yakali Zhanuar kudu pamer tubuhnya. Tidak, katakan tidak untuk bergabung bersama teman-temannya yang selalu berganti pakaian bareng-bareng. Big no!

Setelah selesai dia keluar menuju ruangan tengah dimana Koh Wang tersayangnya lagi rebahan sambil merem. Entah ni merem doang atau sedang tidur. Alhasil Zhanuar isengin sekalian.

Zhanuar mengendap-endap untuk mendekati sang kokoh. Niatnya mau mengageti cowok ganteng itu. Tapi sebelum itu terjadi, Wang Yibo lebih dulu membuka mata.

Dibalik wajah datarnya dia tertawa melihat Zhan yang kesal karena tidal berhasil mengagetinya.

"Mau ngapain?"

"Dih. Kok bangun siii?"

"Mau ngapain, hn? Usil." Yibo bangun lalu menjewer pipi bakpaonya Zhan.

"Dasar anaknya Wiranto!!"

"Bapak kita sama perasaan."

"Mbuh" Zhan bukan ngambek lagi perkara gagal iseng. Tapi kesel perkara pipinya yang sakit karena dijewer makhluk sialan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang