chapter 02

813 87 5
                                    


Jisung sedang pulang menuju rumahnya pada malam hari, tepatnya rumah yang dia sewa dari dulu. Dia pun berjalan dengan lesuhnya tapi tergugu saat ada 3 pria sedikit tua ada di depan rumahnya, ya ampun, bukankah dia sudah membayar sebagian hutang ke rentenir tersebut?, kenapa masih saja menunggu nya di depan rumah?

Mau tidak mau, Jisung akhirnya merasa lapar dan ke toko serba ada, untuk menghindar sekaligus mengisi perut nya yang lapar.

dia hanya pesan ramen dan air putih lalu duduk ke tempat nya, di pertengahan makan handphone nya berbunyi, saat dia lihat, matanya membuat, tertera nama Tuan Na.

Ada apa?

Lantas dia buka line chat nya

TUAN NA.

|Park Jisung
|Datang lah ke rumahku, aku ingin kau melakukan terapi lagi.
09.23

Malam ini tuan Na?|
09.23

|Tentu saja
|Aku akan membayar mu 124 juta
09.23


"Kyaaaa, apa dia sungguh-sungguh?, 124 juta hanya untuk terapi?!"kejut Jisung

Dia pastikan lagi, ini bukan mimpi kan?, tapi ini masih malam hari, namun fikiran nya kini beralih dari lunasan rumah sewa, hutang di rentenir yang masih banyak, ah, dia akan terima tawaran ini


Baik tuan Na, tolong kirimkan| lokasinya
09.24

|Add location
09.24

Jisung pun mematikan handphone nya lantas menghabiskan ramen yang dia beli setelahnya segera dia cari taxi untkm segera ke rumah Tuan Na Jaemin, sang petinju terkenal. Malam-malam begini yah?

Saat sampai depan rumah yang sangat megah dan mewah, dia turun lalu berjalan masuk, penjaga mempersilahkan dirinya juga. Sampai di depan pintu, ya ampun, tidak pernah terbayang dia yang seorang fans bisa masuk dan datang ke rumah Na Jaemin.

Tingtong

Ceklek

"Permisi"

Jisung melihat ada seorang remaja lelaki dengan keadaan berantakan sedang membenahi celananya dengan amarah membludak

"Apa kamu serius, Na Jaemin?!"marah remaja itu

"Tentu saja dan tidak ada yang perlu di bicara kan lagi, Chenle"

"Kamu gila!, hubungan kita tidak bisa putus hanya karena ke inginanmu saja!, aku tidak mau akhiri hubungan denganmu, bukankah gayaku sangat membuat mu puas?"goda nya mendekat kan tubuh pada Jaemin

Jaemin berdecih pelan "aku sudah tidak membutuhkan mu lagi, Chenle"

Yang bernama Chenle itu membulat kan matanya lebar, matanya memerah "tidak!, aku tidak mau kita berakhir, selama ini aku selalu menolong mu bukan?!"pekiknya tak terima

Jaemin yang emosi di luar kendali pun mencengkram leher Chenle dan mendorong tubuh itu keras lantas dia cekal tangan itu, dia benturkan kepala itu ke tembok dengan keras menimbulkan bunyi yang nyaring, hingga hidung Chenle mimisan dan tubuh itu ambruk ke lantai. Ringisan kesakitan terdengar, sementara Jaemin tersenyum tipis.

MR.NA JAEMIN || JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang