perfect wife

1.5K 22 0
                                    

Desi akan tetap terlihat seksi dengan apapun yang dikenakannya, itu karena tubuhnya yang montok, menonjol di beberapa bagian intimnya.  Pakaian ketat sudah menjadi pakaian ternyaman nya sehari-hari. Desi suka sekali memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat menggiurkan itu. Kadang kala ia menyapu di halaman depan rumah, mengenakan rok jarik dan kaos ketatnya saja. Para lelaki yang berlalu lalang sampai menghentikan aktivitas jalannya untuk melihat wujud bidadari secantik Desi. Mereka mengeluhkan ke-iriannya kepada Mardi. Bagaimana rasanya memiliki istri secantik dia?

Kontolmu opo nggak ngaceng terus to Mar nyawang bojomu dewe kui?

Mungkin benar, Mardi harus banyak-banyak bersyukur memilikinya. Istrinya yang cantik, penurut, dan serba bisa.

Mardi melarang Desi untuk bekerja. Jadi kesehariannya sekarang adalah menjadi ibu rumah tangga. Ia hanya fokus mengurus Mardi, untung saja suaminya itu bekerja di malam hari. Maka dari pagi hingga sore harinya, ia masih ditemani oleh lelaki itu.

Mardi selalu memanfaatkan waktu istirahatnya di rumah. Kalau dulu sebelum menikah, dia biasanya ikut membantu tetangganya menjual ikan, tapi sekarang dia hanya menjual di pelelangannya saja. Sekarang kan udah ada Desi, istrinya yang paling cantik dan seksi. Dia lebih memilih bermanja-manja kepada istrinya, daripada keluar rumah terpapar terik panas matahari.

Ohh.. jadi gini to kelebihan punya istri.

Mereka menggelar kasur lantai di ruang tengah, menonton tayangan komedi sembari menyemil kacang yang sudah disiapkan. Mardi bersandar pada dinding, sementara kepala Desi tiduran di pahanya. Satu tangan Mardi mengambil kacang, satunya meraba-raba nakal payudara besar milik istrinya. Desi hanya diam menikmati setiap pijatan lelaki itu, sesekali melenguh saat pentilnya dipelintir dengan gemas.

Cuaca pada siang hari ini sungguh sangat menyengat, meskipun berada di dalam rumah, udaranya mampu menghasilkan banyak keringat pada tubuhnya. Kipas angin tak berhenti bekerja sejak pagi. Keduanya pun sama sama menggunakan pakaian yang tipis. Desi kenakan tanktop dan celana pendek, Mardi kenakan baju hitam tanpa lengan dipadu celana boxer kesayangannya.

Kepala Desi tidak bisa diam, tengok kanan kiri, ke atas ke bawah, menyamankan posisinya di atas paha milik suaminya. Tanpa menyadari adik Mardi kini terbangun karena pergerakannya.

"Kenapa sih sayanggg hm?" Mardi bertanya dengan nada seraknya.

"Panass mass.." rengek Desi sembari mengibas-ibas wajahnya yang memerah.

"Ya jangan gerak terus to kepalanya, kontol mas jadi ngaceng ini.." Seketika Desi terdiam, sedari tadi ia tidak menyadari adanya gundukan kenyal di atas kepalanya yang membuat posisinya menjadi tidak nyaman.

"Hehe.. maaf mass gatauu.." cengir nya tanpa rasa bersalah.

Gundukan itu semakin tinggi menghalangi pandangannya. Desi tekan kontol itu menggunakan tangannya, sampai Mardi melenguh panjang.

"Shhhh dekk.."

"Nggak keliatan mas, kontolmu nutupin mata adek."

"Jangan cuma dipegang loh, remes-remes juga kayak gini." Mardi mempraktekannya di atas susu istrinya. "Biar sama-sama enak." Begitu katanya.

Yaudah daripada Mardi ngomong terus mending Desi nurut aja. Sementara pandangannya masih lurus kedepan, tangan kecilnya memanjakan kontol besar itu, meremasnya, menarik-nariknya ke atas.

Mardi yang dipermainkan begitu jadi nggak sabaran, ia angkat kepala Desi, dan mengeluarkan kontol tegangnya. "Ihh kenapa di keluarin sihh.." protes Desi dengan bibir mengerucut lucu.

"Sesek lo dek di dalem celana mas ini.."

"Pijet pijet gini dek, di sepong pake mulutmu juga boleh." Desi menghela napasnya pasrah, ia letakkan lagi kepalanya di paha milik Mardi. Tangan kecilnya mengurut memijat bagian batangnya. Menggelitik, dan mengendus kontol itu dengan hidung mancungnya. Bibirnya ia tampar menggunakan kontol, menciumi ujung penisnya yang berbentuk jamur, ia julurkan lidahnya di atas lubang pipis, diputar-putar lidah itu hingga Mardi bergidik geli.

Kisah Desi penjual jamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang