Bagian 3
Bel istirahat berbunyi nyaring. Alarm bahagia bagi para siswa selain bel pulang sekolah. Teman-teman sekelas ku berhamburan keluar kelas berlarian menuju kantin untuk mengisi perut yang telah teriak minta diisi selama jam pelajaran tadi. Mungkin saja. Maklum, materi sebelumnya memang sangat menguras energi, terutama otak, apalagi kalau bukan matematika dan ekonomi. Double kill pagi hari.
Aku sedang mencari buku catatan dalam tas ketika Amel menepuk pundak ku. "Ke kantin, yuk!" Ajaknya.
Aku menoleh. "Hm, ngga dulu deh, Mel. Aku mau ke perpustakaan. Kamu duluan aja."
"Kok tumben jam istirahat? Biasanya pulang sekolah ke perpus."
Benar, biasanya aku akan ke perpustakaan pada waktu pulang sekolah. Selain sudah tidak banyak murid, jam pulang sekolah menjadikan perpustakaan bukan tempat untuk dituju lagi, kecuali untuk para murid tingkat akhir, setidaknya hanya sedikit yang berada di perpustakaan. Intinya tidak banyak orang, jadi waktu untuk belajar sangat nyaman. Berbeda jika diwaktu istirahat, meski sebagian memilih kantin untuk mengisi perut, namun sebagian lagi memilih untuk mengisi otak mereka di perpustakaan. Tentu saja aku dan Amel adalah bagian dari murid yang pertama. Sebenarnya aku dan Amel memang cukup anti ke perpustakaan diwaktu istirahat. Makanya Amel cukup heran padaku.
"Pulang sekolah nanti aku mau remedial sejarah. Minggu lalu nilai ulangan harian ku, kan, turun drastis banget, Mel."
"Oiya, remedial nya hari ini ya," Aku melihatnya mendesah kecewa. "Oke deh. Aku sendiri aja ke kantinnya, atau nanti ajak Dion, pasti dia masih di kelas nya."
"Maaf banget ya, Mel."
"It's okey. Ada mau nitip roti, ngga?" Tawar Amel.
"Ngga deh, aku tadi minta Mbok Inah buat bikinin aku bekel, nih roti selai." Ujar ku sambil menunjukkan wadah bekal ku.
"Oke deh, aku duluan ya, Lun."
Amel pun melenggang pergi menuju kantin, sedangkan aku bersiap menuju perpustakaan sekolah yang berada dilantai tiga. Begitu memasuki perpustakaan, aku menyapa Pak Iwan, pengawas perpustakaan. Aku cukup mengenal beliau.
"Wah, tumben waktu istirahat disini. Biasanya jam pulang sekolah. Ngga bareng Amel?" Sapa Pak Iwan seraya bertanya.
"Iya nih, Pak. Mau remedial pulang sekolah nanti. Amel lagi di kantin, Pak. Biasa, urusan perut nomor satu." Jawabku dengan tertawa pelan, begitu juga Pak Iwan.
Setelahnya aku berlalu dan berjalan menuju meja yang sudah disediakan sekolah untuk belajar atau sekadar membaca buku didalam perpustakaan. Aku memilih meja dekat dengan jendela, menaruh alat tulis ku terlebih dahulu lalu mencari buku sejarah yang akan aku gunakan sebagai materi tambahan dalam rak-rak tinggi penuh buku.
Mataku dengan awas menelisir bagian buku sejarah untuk tingkat dua. Satu persatu judul ku baca untuk mencari buku yang sesuai referensi sebagai tambahan materi. Begitu mendapatkannya, aku melipir ke bagian rak novel, biasanya selalu ada novel baru yang tersedia disana. Entah memang sengaja disediakan atau memang hasil dari ganti rugi siswa yang menghilangkan buku perpustakaan. Di sekolah ada peraturan, siapapun yang meminjam buku dan tidak dikembalikan karena hilang ataupun buku sudah rusak, maka peminjam harus mengganti uang atau mengganti buku perpustakaan persis seperti yang dipinjam.
Berhubung aku sering menemukan novel baru, sepertinya siswa-siswi di sekolah ku lebih banyak menaruh minat baca pada novel daripada buku pelajaran. Karena aku hanya menemukan sedikit buku pelajaran yang masih mulus dan harum seperti buku baru. Mungkin karena buku pelajaran sedikit susah untuk dicari di toko, mereka memilih untuk membaca nya dalam perpustakaan saja, atau dikelas, setidaknya masih dalam lingkup sekolah, tidak sampai dipinjam dibawa pulang ke rumah. Walau mungkin saja dari mereka ada yang melakukan itu. Tapi yang penting mereka bertanggung jawab untuk menjaga buku perpustakaan.
Judul berbahasa Inggris dengan sampul lucu menarik minat ku. Dengan segera aku menarik buku itu dari rak. Tapi masalahnya, buku itu tidak sampai jangkauan ku. Buku itu berada sedikit keatas, membuatku cukup kesulitan menggapainya. Dengan susah payah aku mencoba mengambil nya keluar dari rak sampai akhirnya ada tangan yang menjulur keatas dari samping ku yang juga hendak mengambil buku yang ku maksud. Benar saja, buku itu sekarang berada dalam genggamannya.
Aku menoleh kearahnya.
"Buku ini, kan?" Tanya nya pelan.
Aku menatapnya tanpa kedip. Sedetik, aku cukup terpesona dengan mata nya, terlebih senyum nya. Wajahnya cukup tampan membuatku tanpa sadar sedikit membuka mulut ku. Wah!
"Ini." Katanya seraya menyerahkan buku itu padaku. Seketika aku langsung tersadar dan dengan cepat mengambil alih buku itu dari tangannya.
"Ah, i-iya, m-makasih." Ucap ku sedikit terbata.
Ia tersenyum tipis lalu berbalik meninggalkan ku.
Sesaat, aku masih terpaku ditempat ku berdiri. Masih memproses barusan apa yang terjadi. Meskipun hanya adegan biasa, namun entah mengapa cukup menghipnotis diriku. Aneh. Belum pernah aku seperti ini. Dan sorot matanya, ya Tuhan! Aku sangat terpesona dengan mata hitam sendu itu.
Tapi tunggu dulu. Aku belum pernah melihat dirinya di sekolah ini, tetapi aneh nya kenapa aku merasa pernah bertemu dengannya ya? Tapi dimana? Dia siapa saja aku tidak tahu.
Aku merasa aneh pada diriku sendiri. Belakangan ini selalu merasa mengenal seseorang namun aku tidak tahu siapa dan kenapa dan dimana orang itu berada. Tapi rasanya ia dekat dengan ku. Padahal jika kuingat lagi, aku tidak punya seseorang yang dekat dengan ku kecuali Amel. Meskipun aku tidak seperti Amel, tapi aku juga cukup tahu wajah-wajah siswa di sekolah. Ah, sudahlah! mungkin esok hari aku akan bertemu dengannya lagi.
***
Hai temen-temen 👋😊
Salam kenal yaa di cerita pertama ku.
Ini cerita pertama yang aku publish disini. Semoga kalian suka dan merasa terhibur.Oiya, sebenarnya cerita ini pernah ku tulis waktu sekolah dulu (sekarang masih sekolah sih, hehe). Tapi karena aku dulu sekolah asrama dan ngga boleh bawa handphone atau gadget lainnya, jadi waktu itu aku tulis cerita ini dibuku tulis. Dan kalian pasti tau lah kalo nulis dibuku tulis terus dipinjem sama temen-temen pasti endingnya kalo ngga rusak ya hilang, jadi ngga bisa ikut baca lagi atau sekedar review ulang tulisan kita, hehe.
Jadi karena itu aku memutuskan untuk tulis ulang disini. Selain kangen dengan tulis-menulis dan kisah ini. Ada beberapa plot cerita yang aku ubah dan ada karakter yang aku tambahin (karena lupa juga naskah aslinya gimana, hehe) tapi secara garis besar masih sama kok.
Mungkin kalo ada temen-temen sekolah aku dulu yang baca cerita ini disini, mereka bakal sedikit inget, hehe.
Oiya, karena aku baru nulis lagi setelah lama hibernasi, kritik dan saran membangun sangat aku butuh kan disini untuk improve cerita ku. Kita sama-sama belajar aja yaa :) tolong tandai juga ya kalo ada typo atau semacamnya.
Oke, segitu dulu ya perkenalan nya, semoga kalian terhibur dengan cerita ku. see you :)
*Vote dan comment sangat disarankan!!
Terimakasih 🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji
Short StorySekali janji, tetaplah janji. Karena kamu adalah hal paling istimewa yang aku punya.