Ivory 3

6 1 0
                                    

Caiden AthamajaPengusaha anggur(28 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caiden Athamaja
Pengusaha anggur
(28 Tahun)

Ivory DehanaPengusaha Aromatherapy(28 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ivory Dehana
Pengusaha Aromatherapy
(28 Tahun)

Gallen Socaiden AthamajaPenyuka binatangHobi main basket dan skateboardMencari Papa sampai dapat!(10 Tahun)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gallen Socaiden Athamaja
Penyuka binatang
Hobi main basket dan skateboard
Mencari Papa sampai dapat!
(10 Tahun)

~ Ivory ~

Caiden tahu dirinya berengsek dan keberengsekannya itu membuat dirinya sampai sekarang tidak pernah bertemu Ivory. Dan saat ini dia akan bertemu seseorang yang juga pernah sakit hati karena dirinya.

"Sorry lama, Gi." Caiden menyerahkan segelas latte pada Edginee sebelum akhirnya duduk di samping Edginee.

Berpacara empat tahun dan sebelumnya berteman, Caiden cukup tahu hal apa saja yang di sukai Edginee dan tidak. Salah satunya adalah latte. Edginee bisa minum kopi sehari tiga kali jika sedang banyak pikiran.

"Thank you."

Baik Edginee dan Caiden, keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Entah sudah berapa lama, keduanya tidak pernah merasakan moment ini. Duduk berdua dengan kopi tanpa berbicara satu sama lain.

"Dulu Agni bilang, hidup jadi Edginee dan Rania itu enak. Tidak pernah merasa susah dan kekurangan. Aku kenal Agni dari anak-anak yang pernah pakai jasanya. Dari awal aku sudah bilang sama kamu, aku nggak suka kamu temenan sama dia. Karena anak-anak laki emang sudah bilang, kelakuan Agni seperti itu."

"Tapi kamu sama Rania selalu bilang, Agni baik. Akhirnya aku no comment. Moment itu di manfaatin Agni. Bukan sekali dua kali dia nyamperin aku atau Hansel. Hansel jelas tidak pernah bisa di sentuh Agni karena lingkungan Hansel dan Agni berbeda."

Edginee memilih diam, mendengarkan Caiden.

"Waktu itu aku mabuk, Gi. Malam acara penutupan acara BEM, anak-anak open bottle. Aku nggak sengaja minum banyak. Dan paginya aku bangun di tempat tidur yang sama ma Agni." Caiden mengacak rambutnya kesal. Malam itu malam yang selalu membuat Caiden menyesal sedalam-dalamnya.

"Semenjak itu Agni selalu gangguin aku."

"Dan semenjak itu loe berhubungan sama Agni?" tanya Edginee yang mendapat anggukkan kepala dari Caiden.

"Aku tahu, aku salah. Saat itu aku jatuh sama cerita kesusahan Agni. Sialnya ternyata aku di bodohi. Aku baru tahu terakhir-terakhir kalau Agni masih berhubungan sama beberapa orang juga."

"Loe. . ."

"Bukan aku Papa anaknya Agni. Setahu aku Om Putra."

Edginee membulatkan kedua bola matanya. Dia tahu siapa itu Om Putra.

"Setelah kamu batalin pernikahan, Mama jatuh sakit. Beliau selama ini tahu kelakuan aku di luar. Tapi dia pikir aku sudah berubah saat sama kamu. Sedangkan Papa, jelas Papa marah. Aku di buang Papa ke Sydney buat ngurusin perkebunan anggur Papa di sana."

"Gosib aku punya tunangan dan akan nikah itu rekayasa, Gi. Calvin yang akan nikah tahun depan sama anak teman Mama."

"Maaf. . . aku minta maaf atas nama Mama sama Papa yang nutupin kebenaran gagalnya pernikahan kita. Aku minta maaf buat semua gosib yang jelekin kamu." Caiden mengusap sudut matanya.

Lahir kembar tidak serta merta membuat Caiden memiliki teman bermain. Calvin berbeda dengannya. Calvin lebih penurut. Bagi Vanka dan Ray, gagalnya penikahan Caiden adalah aib. Dan aib itu jelas harus di tutupi.

Edginee menggelengkan kepalanya. Tangan Edginee memeluk Caiden erat. Sekalipun Caiden memiliki salah padanya. Sekalipun Caiden membuatnya trauma dan harus terapi satu tahun. Caiden jelas temannya dulu. Caiden jelas berati baginya.

"Cai. . ."

"Aku nggak apa-apa Gi. Sekarang aku tinggal di Sydney. Aku buka pabrik wine di sana."

Ternyata selama ini yang kesulitan bukan hanya Edginee. Tapi juga Caiden.

Caiden dan Calvin di didik keras oleh Ray. Vanka tidak pernah ikut campur untuk semua aturan baku Ray. Satu kesalahan Caiden dan Calvin, akan membuat mereka di hukum oleh Ray dengan berat.

"Kamu baik-baik saja?"

Edginee menggeleng singkat. "Gua terapi selama 1 tahun. Sampai sekarang gua masih harus konsul kalau sewaktu-waktu jadi."

"Maaf Gi. . . Maaf."

"Nggak. Bukan salah loe. Kata Dokter Errie, pemicunya banyak. Mungkin yang efeknya paling tinggi buat gua ya itu."

"Terimakasih Gi. Makasih sudah hidup dengan baik selama ini. Kita temenan?"

Edginee mengangguk dalam pelukan Caiden.

Gagal menikah, bukan bearti musuhan kan? Setidaknya mereka berdua harus saling memaafkan untuk bisa hidup.

~ Ivory ~

"Gallen tahu wajah Caiden?" tanya Jonathan sambil menarik kursi meja makan.

Ivory mengangguk.

"Loe akhirnya setuju sama Kaerys buat kasih tahu Gallen tentang Caiden?"

"Menurut loe aneh nggak sih gua nggak kasih tahu Caiden? Nama Gallen aja ada Socaiden Athamaja. Mana mukanya 90% muka Caiden lagi."

"Hahaha. . ." Jonathan tahu betul sebenci apa Ivory pada Caiden. Tapi dia pun tahu seberapa cinta Ivory pada Caiden. Memang betul yang orang bilang, batas benci dan cinta itu kecil.

"Jadi kapan loe ketemuin mereka berdua?"

Ivory menggeleng tidak tahu.

"Iv, Edginee lagi dekat sama Aldo. Mereka udah bener-bener beres." ujar Jonathan. "Jangan sampai Caiden sendiri yang ketemu Gallen."

Ivory memilih diam. Baginya cukup sulit saat mengenalkan Gallen dengan foto wajah Caiden 7 tahun yang lalu. Gallen jelas senang dia memiliki seorang Papa. Tapi Ivory juga binggung menjawab segala pertanyaan Gallen seputar Papanya.

"Ma, Papa kerja di mana?"

"Papa uangnya belum banyak ya? Makanya belum pulang-pulang."

"Papa pulang nggak Ma waktu Gallen ulangtahun nanti?"

"Ma, Papa sayang Gallen kan ya?"

"Ma, kita kenapa nggak ke tempat Papa saja? Kata Opa Juan, uang Opa banyak. Kita pinjam uang Opa buat ke tempat Papa ya?"

Dan masih banyak lagi yang terkadang Ivory menyerah dan memberikan Gallen pada Kaerys, Freya, dan Jonathan.

"Loe pikirin baik-baik dah, Iv. Kita nggak bisa selamanya lari. Caiden mungkin salah. Tapi suka nggak suka Gallen anaknya Caiden."

~ Ivory ~

To Be Countinue

Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang