Just fiction remember, happy reading
Keesokan harinya, erine sudah rapih dan siap berangkat ke sekolah. Sebenernya erine tidak terbiasa berpenampilan seperti sekarang, apalagi cara ngomongnya.
Tapi karena tak mau seperti dulu, ia mencoba merubah penampilannya dan juga cara berbicaranya.
Erine mengambil tas nya lalu turun kebawah untuk sarapan. "Selamat pagi rin, ayo makan." ajak frey dan erine hanya berdeham dan duduk di kursi.
"Nanti ke sekolah abang anterin ya." ucap frey. "Gausah repot-repot, erine bisa jalan kaki." ucap erine menolak nya.
"Tapi kalau papa sama mama mu liat gimana? Nanti abang disalahin bisa gawat rin." ucap frey. "Itu urusan abang, erine ga peduli." ucap erine lalu melahap makanannya.
"Kok kamu jadi gini?! Kamu berani sekarang sama abang? Kamu mulai nakal erine!" bentak frey. "Emang abang siapa?! Abang harus inget, abang cuma numpang disini! Lagian erine bisa jaga diri sendiri!" kesal erine.
Frey yang sudah sangat marah, menggebrak meja makan itu. "Erine! Abang bilangin ke papa mama mu, kamu udah mulai melawan!" ucap frey namun erine menghiraukannya.
Muka frey sudah sangat memerah ia saat ini ingin menampar gadis di depannya. "Ck." Frey berdecak sebal lalu pergi dari sana.
"Maaf bang.. Abang bohongin aku, abang kira aku ga capek? Aku capek bang dibohongin orang-orang." erine bergumam sambil menatap punggung frey yang sudah menjauh. "Erine sayang abang, makasih ya untuk kemarin." erine segera menyelesaikan sarapannya lalu berangkat pergi ke sekolah.
~ i want to feel loved ~
Erine sampai di sekolahnya itu, ia ke sekolah jalan kaki seperti hari-hari biasanya. Namun saat erine berjalan masuk ke sekolahnya, siswa siswi disana menatap erine, Membuat erine bingung."Hai, anak baru ya?" tanya seorang siswa. "Ah, engga gue catherine vallencia." ucap erine.
"Hah? Lo anak culun itu ya? K-kok beda banget?" tanya siswi yang menghampiri erine dan juga siswa itu. "Iya cuy, beda banget penampilannya." ucap siswa tadi.
Erine yang tak mau ditatap banyak orang disana, akhirnya masuk ke sekolah itu. Saat ia berjalan di lorong, ia bertemu dengan oline dan rachel yang sedang tertawa.
Erine berjalan melewati mereka dengan muka datar, sebenernya ia sangat cemburu namun hanya sebatas "MANTAN"
~ i want to feel loved ~
Erine sedang melamun sambil melihat ke arah jendela. "Kita gabisa kayak dulu lagi lin?" Batin erine.
"Hai, ini erine?" tanya seorang pria yang tak lain adalah dyrel. Erine menoleh lalu tersenyum padanya. "Eh, iya rel gue erine." ucap erine.
"Wah lo gue nih? Btw penampilan lo beda banget rin, cantik." ucap dyrel. "Oh, jadi dulu engga?" tanya erine.
"Cantik, tapi sekarang lebih cantik." ucap dyrel. "Bisa aja, mau ngapain lo kesini rel?" tanya erine.
"Gua mau ngajak lo ke kantin, mau gak? Gua belum sarapan soalnya." ucap dyrel. "Boleh, tapi gue cuma nemenin aja ya? gue udah sarapan tadi." ucap erine.
"Okee gapapa, yang penting nanti gue makan sambil liatin muka lo." dyrel tersenyum padanya. "Idih, udah ah jadi engga? Kalo engga yaudah." udap erine
"Jadi-jadi." dyrel menarik narik lengan erine. "Ih, sabar kek." erine bangkit dari duduknya.
"Lama banget kayak siput, ayo ah keburu bell masuk." ucap dyrel. "Iyaa ayoo." sekarang erine yang menarik lengan dyrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want to Feel Loved (ORINE)
Historia CortaSeorang gadis yang selalu dibully karena ia berpenampilan culun, tetapi setelah ia mengubah penampilannya, banyak sekali orang yang ingin berteman dengannya karena kecantikannya dan juga hartanya. Fiksi!