BAB 07: Pasar Malam

32 9 0
                                    

Masih di 30 Maret 2024
_________________________

Setelah turun dari atas motor Ilesha langsung mengedarkan pandanganya, ramai sekali orang-orang yang sedang bermain di pasar malam ini. Ilesha tersenyum senang kala matanya melihat berbagai macam mainan, tak hanya itu inner child nya juga mulai meronta melihat balon serta tempat melukis.

"Mau kemana dulu?" tanya Bentala menghampiri Ilesha.

"Eum?" Ilesha berdehem lalu menoleh pada Bentala. "Terserah, kan, lo yang ngajak," lanjutnya.

Bentala mengangguk lalu ia merangkul bahu Ilesha membuat gadis itu refleks menoleh padanya.

"Kenapa?" bingung Bentala lalu ia menyadari perbuatanya. "Oh, maaf, gak suka, ya?" ucap Bentala langsung melepaskan rangkulannya.

"E-enggak, gak gapapa," gugup Ilesha. ia memang terkejut, tapi bukan berarti Ilesha tidak memperbolehkan Bentala untuk merangkulnya, siapa tau kan Bentala seperti itu karna memang ia sudah menganggap dirinya seorang teman dekatnya?

"Ya udah ayok," ajak Bentala, kali ini Bentala berjalan terlebih dahulu dari Ilesha. Jujur saja Bentala sangat merasa tidak enak karna tanganya yang refleks merangkul Ilesha.

Bentala menggaruk kepalanya lalu ia memukul tanganya. "Kenapa bisa refleks, sih?!" kesal Bentala pada tangannya itu.

"Zayn."

Bentala langsung menoleh pada Ilesha, gadis itu berhenti berjalan ketika melihat sesuatu yang sangat menakjubkan di matanya.

"Kenapa?" tanya Bentala sembari menghampiri Ilesha.

Ilesha menoleh pada Bentala. "Kita kesini buat main kan?" tanya Ilesha.

Bentala menganggukkan kepalanya.

"Bukan cuman main doang, gue juga bakal conffes sama lo disini Ilesha. Entah ini bakal terlihat romantis di mata lo atau engga, bakal diterima atau engga gue seneng bisa ajak lo ke tempat ini," Batin Bentala.

"Berarti gue boleh dong naik itu," tunjuk Ilesha pada kincir ria yang sedang menunjukan keindahannya dengan dihiasi lampu led yang menyala.

"Kamu mau naik itu?"

Ilesha mengangguk dengan cepat.

"Ya udah ayok."

•••🦋•••

"Wahh, pemandangannya bagus yah kalo dari sini?"

"Rumah gue dimana, ya? bakal keliatan gak sih kalo dari sini?"

"Tadi kita berdiri disana, pasti kita keliatan kecil banget ya?"

Bentala tersenyum, melihat tingkah Ilesha serta mendengar ke cerewet Ilesha membuat Bentala makin betah memandang gadis di depannya itu.

"Iyah, kayak kurcaci," jawab Bentala tanpa mengalihkan pandanganya dari Ilesha, tentu saja gadis itu tak menyadarinya karna matanya yang fokus melihat pemandangan dari atas kincir ria.

"Gue baru sadar ini malam minggu, pantes aja banyak pasangan yang datang kesini. Lucu yah mereka?" ucap Ilesha membuat Bentala langsung menoleh pada apa yang sedang ditunjuk Ilesha.

The Ephemeral (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang