Pergilah, ku sudah merebah harap-harap yang patah. Tuk apa kau menyusunnya, bintang-bintang saja sudah resah. Mengapa kau di hujani kesedihan, apa matahari sudah tak menerangimu, atau sang rembulan sudah tak mau ditatap oleh mu. Menyedihkan, bahkan sang senja pun tak mengerti dengan isi hati yang kau bawa saat kau meratapnya.
Akui saja, kau hanya ingin hirauku yang tak kau dapat darinya. Bodoh; mengapa kau berkata cinta jika menentukan saja kau tak bisa. Untuk apa kau suruh ku membuntutimu sejauh ini lalu kau pertontonkan mesramu bersama evolusi kera itu.
-alvino keisha, 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Nyunn
PoetrySalam hangat kepada yang kedinginann, dan salam dingin kepada yang kepanasan. Alvino keisha; dia senang menulis apa yang ia pikirkan, dia ingin selalu mengabadikan setiap yang dirasakan.