Ini bukan tentang Cinderella yang selalu diceritakan dalam dongeng kok. Cuma kisah cinta romantis namun rumit antara seorang designer ternama, Ara dan Jay. Seorang CEO muda di perusahaan yang bergerak dibidang industri makanan.
"Loh, mama kira kamu udab siap. Kamu gak ke butik?" - Mama Sheila.
"Gak, ma. Kepala aku pusing, badan juga rasanya gak enak banget daritadi."
"Sakit dari kapan? Kok gak bilang sama mama? Kan bisa mama temenin ke dokter," Mama Sheila duduk di samping sambil megang kening gue.
"Dari semalem, ma."
"Ya ampun, Ara. Kalo kamu bilang, mama bisa langsung bawa kamu ke dokter. Ini demam loh kamu. Mama ukur suhu dulu deh," - Mama Sheila.
"Ada di laci bawah, ma kalo gak salah."
"Iya, ini udah ketemu. Kamu mau makan apa? Bubur/nasi?" - Mama Sheila.
"Makasih, ma. Tadi pagi aku kan udah sarapan."
"Suami kamu landing jam berapa? Mau mama bikinin teh?" - Mama Sheila.
"Katanya jam 8, ma. Tadi sebenernya aku mau jemput, tapi malah drop. Aku tadi chat dia belum dibales, mungkin belum landing."
"Biar dijemput Mang Dudung aja. Mama minta tolong dulu sama dia," - Mama Sheila.
Ceklek
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa gak telpon dari semalem? Kan ada mama di rumah. Udah ke rumah sakit? Mana obatnya? Udah diminum?" Jay naroh kopernya terus langsung duduk di samping gue.
"Belum. Ini baru mau berangkat, tapi tunggu kamu pulang dulu" - Mama Sheila.