Twelve

42 7 0
                                    

Enjoy your reading~❤️


"Ara, kamu di dalem?"

"Iya, ma. Masuk aja, pintunya gak dikunci."

Ceklek

"Loh, mama kira kamu udab siap. Kamu gak ke butik?" - Mama Sheila.

"Gak, ma. Kepala aku pusing, badan juga rasanya gak enak banget daritadi."

"Sakit dari kapan? Kok gak bilang sama mama? Kan bisa mama temenin ke dokter," Mama Sheila duduk di samping sambil megang kening gue.

"Dari semalem, ma."

"Ya ampun, Ara. Kalo kamu bilang, mama bisa langsung bawa kamu ke dokter. Ini demam loh kamu. Mama ukur suhu dulu deh," - Mama Sheila.

"Ada di laci bawah, ma kalo gak salah."

"Iya, ini udah ketemu. Kamu mau makan apa? Bubur/nasi?" - Mama Sheila.

"Makasih, ma. Tadi pagi aku kan udah sarapan."

"Suami kamu landing jam berapa? Mau mama bikinin teh?" - Mama Sheila.

"Katanya jam 8, ma. Tadi sebenernya aku mau jemput, tapi malah drop. Aku tadi chat dia belum dibales, mungkin belum landing."

"Biar dijemput Mang Dudung aja. Mama minta tolong dulu sama dia," - Mama Sheila.

Ceklek

"Kenapa gak telpon dari semalem? Kan ada mama di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa gak telpon dari semalem? Kan ada mama di rumah. Udah ke rumah sakit? Mana obatnya? Udah diminum?" Jay naroh kopernya terus langsung duduk di samping gue.

"Belum. Ini baru mau berangkat, tapi tunggu kamu pulang dulu" - Mama Sheila.

"Ini demam udah berapa hari?" - Jay.

"Baru semalem."

"Kita panggil dokternya kesini aja. Aku titip Ara, ma" - Jay.

"Eh, gak. Mama aja yang panggil sekalian telpon maminya Ara. Kamu sini aja," - Mama Sheila.

"Makasih, ma" - Jay.

"Kamu ganti baju dulu. Udah sarapan?"

"Udah tadi di pesawat. Makan lagi ya? Mau bubur abalon?" - Jay.

"Kamu duduk sini aja. Kamu kan cape habis penerbangan Bandung-Jakarta."

"Aku bikinin teh dulu. Jangan nolak," Jay keluar sambil bawa baju kotornya.

Ting!

"Apa?"

"Gimana? Udah bilang?"

"Belum. Ini gue malah demam sekarang."

"Lah, kok malah demam?"

"Kemaren gue balik dari dokter tuh kehujanan, malemnya langsung demam."

"Kan, pea kan. Terus laki lo udah pulang?"

"Udah, baru masuk 20 menit yang lalu."

"Terus itu surat, kapan mau dikasih?"

"Nanti sekalian dia anter teh kesini."

"Iya udah. Gue kerja lagi ya. Butik lagi rame nih."

"Thanks ya, Tar. Sorry ya gue gak bisa bantu."

"It's oke. Sehat-sehat ya."

"Oke," gue tutup telponnya.

Ceklek

"Dokternya mana? Gak jadi kesini?"

"Tadi udah kesini, cuma kasih resep buat turunin demamnya. Katanya udah ketemu sama kamu," - Jay.

"Oh ya? Kata dokternya begitu?"

"Iya. Kamu bohong ya?" - Jay.

"Gak. Mungkin karena ini,"

"Apa ini?" - Jay.

"Baca aja dulu baru kasih komen."




To be continue

Cinderella and Her MajestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang