Flash kamera menyoroti gadis cantik bernama Wulandri Quinsa. Sahabatnya seorang photographer terkenal, Reina Juwita sedang memotret si model.
Banyak tawaran kerjasama selalu Reina terima. Itu sebabnya Reina dijuluki orang tersibuk di dunia oleh tiga sahabatnya.
"Gimana hasilnya Rei?" Reina menunjukkan hasil foto sahabatnya, "Woah hasil foto lo selalu keren gak pernah gagal, good job my girl."
Senyuman tak bisa Reina tahan, "Thank, modelnya juga keren jadi hasilnya sesuai ekspetasi," ungkap Reina jujur.
Wulandri model wanita terkenal pertama namanya selalu terpampang di sosial media dan televisi. Wulandri dikenal sebagai model cantik nan ramah.
"Habis ini mau kemana nyonya photographer?"
Itu Modi. Salah satu sahabat Reina yang juga seorang Model. Modi menepati posisi kedua model wanita terkenal setelah Wulandri.
Reina memasukkan kamera kesayangannya kedalam tas karena pekerjaannya sudah selesai, "Mau langsung pulang masih ada kerjaan yang menghantui alias ngedit," sahut Reina.
"Lo lupa?" tanya Modi. Sepertinya lagi dan lagi Reina lupa akan hal penting.
Kening Reina berkerut ia tidak mengerti maksud pertanyaan Modi.
Modi menghela napas. Menyibukkan diri dengan pekerjaan dan menafkahi idol Korea-menonton konser dan membeli album K-Pop membuat Reina cepat lupa. Beruntung Reina memiliki sahabat seperti Modi dan Wulandri yang selalu mengingatkan Reina, "Konser Rein hari ini," ucap Modi.
Bodoh! Bagaimana Reina bisa lupa konser adiknya hari ini. Jika saja Modi tidak mengingatkan mungkin besok Reina akan di gentayangi makhluk bernama Rein Navarro.
***
Belum bertemu matahari pagi Reina sudah di gentayangi Rein.
Reina dan dua sahabatnya datang terlambat melewatkan lagu pertama Rein malam ini. Setelah konser selesai Reina menemui Rein dibelakang panggung. Belum sampai dibelakang panggung Reina sudah melihat Rein dengan postur tubuh tinggi menunggu kehadiran Reina sambil melipat kedua belah tangan di depan dada.
"Lo berdua jangan tinggalin gue, please tolongin gue terbebas dari makhluk satu ini," Reina menunjuk Rein dengan dagunya. Sekujur tubuh Reina bagaikan habis terkena air dingin-menggigil melihat tatapan dingin adiknya.
Modi dan Wulandri tertawa melihat wajah ketakutan Reina.
"Lo sih pake lupa segala, untung cuma kelewatan satu lagu, kalo tadi Modi gak ngingetin kayaknya besok lo gak bakal hidup tenang kayak tahun kemarin," ucap Wulandri mengingat kejadian tahun lalu dimana selama dua bulan Reina tidak bisa beraktivitas dengan tenang karena Rein mengikuti kemana Reina pergi.
Modi mengangguk membenarkan perkataan Wulandri. Tawanya semakin nyaring saat Rein berjalan mendekati mereka. "Good luck Rei."
Rein semakin mendekat dengan senyuman keramat nya. Habislah sudah ketenangan hidup Reina, "Halo nyonya photographer TERSIBUK di dunia."
"Iya iya kakak tau, mau apa?"
Senyuman keramat kembali ditunjukkan Rein. Reina sangat mudah peka maksud dari senyuman keramat Rein, "Kakak harus ikut aku ketemu seseorang besok."
***
Untung saja hari ini Reina sedang libur jadi ia bisa menuruti permintaan Rein. Demi ketenangan hidupnya Reina harus menuruti semua kemauan Rein bahkan Rein menyuruh Reina menggunakan outfit senada Reina turuti.
Kurang apa lagi Reina?.
"KAKAK BURUAN!" Rein berteriak dari anak tangga. 30 menit sudah berlalu namun kakaknya yang sangat cantik itu tak kunjung selesai bersiap, "Ayolah kak ini tuh cuma ketemu temen aku ngapain pake make up yang berat segala."
"Bukan make up nya yang berat, tapi semua perempuan emang gitu dek kalo siap siap lama," celetuk Ayah.
"Jadi maksud Ayah, Ibu lama gitu kalo siap siap?"
"Haa tak tau Ibu marah," Rein buru buru kabur membawa roti dan segelas susu sebelum Ibu mengamuk.
Sambil makan roti Rein menunggu didepan pintu kamar Reina, sesekali ia mengetuk seperti di film frozen. Sampai akhirnya pemilik kamar keluar. Oh akhirnya setelah satu jam.
"Lama banget si-,"
"Aku lama karena baju ini! Kenapa sih harus pake baju ginian? Bukan kakak banget tau," Reina terus mengomel karena baju yang Rein berikan sangat diluar dugaan.
Reina yang selalu menggunakan blouse atau dress panjang sekarang harus menggunakan dress biru selutut dengan pita di rambut dan make up tipis.
"Hello?" Reina menggoyangkan pundak Rein membuyarkan lamunan adiknya, "Kenapa malah melamun?"
"Ngedate sama kakak sendiri gak salahkan?"
"IBU REIN UDAH GILA."
"Ohh jadi maksudnya kakak harus pura-pura jadi pacar kamu gitu?"
Rein mengangguk membenarkan pertanyaan kakaknya, "That's right."
"No!" tolak Reina mentah-mentah.
"Ayolah kak sekali ini aja, nanti aku bantuin kakak ngedit deh."
"Beneran? Awas aja bohong!"
"Enggak."
"Oke kakak pegang janji kamu! Kalo sampai bohong siap siap kamu jadi geprek!"
"Kok seram."
***
"Rei!" seorang laki-laki melambaikan tangan memanggil sohibnya.
Rein pun membawa Reina ke meja bundar tempat duduk teman-teman Rein, "Sorry telat."
"Beneran bawa cewe dong," goda Tio menyenggol-nyenggol lengan Rein, "Kenalin bisa kali bro."
"Tantangan pertama yang berhasil lo selesain," ucap Sean disetujui Tio. Mereka tidak tau saja jika gadis yang bersama Rein saat ini adalah kakaknya bukan kekasihnya.
Rein tersenyum bangga setidaknya sampai rahasianya terbongkar. Semoga saja tidak terbongkar, "Btw Jinan dimana?"
"Sorry telat, biasa habis pemotretan," panjang umur baru saja tadi namanya disebut.
Jinan menarik kursi disebelah Sean berhadapan dengan Reina. Jinan menatap Rein seolah sedang bertanya "Dia siapa?".
"Oh iya gua lupa ngenalin, kenalin dia Reina cewe gua," ucap Rein memperkenalkan Reina.
Mendengar kata cewe gua rasanya Reina ingin lari sekarang juga. Kalau bukan karena janji Rein, Reina tidak akan melakukan ini semua.
"Gua Tio."
"Sean."
"Gua Jinan."
"Hai aku Reina salam kenal."
Reina? Dia?.
To Be Confirmed
-l
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinth
Teen Fiction@DECELIS-WORK x @mymine__jay "Apapun akan aku lakukan untuk menyembuhkan luka masa lalu mu." Hubungan asmara toxic membuat Reina trauma untuk kembali mencintai seseorang. Bahkan Reina sampai membangun tembok yang sulit untuk diruntuhkan. Dan entah d...