"Saudara kembar?"
"Dari mana? Kanada?"
Kakinya bergerak santai menapaki lantai koridor panjang, sementara telinganya terus mendengar celoteh tak sedikit murid. Ruang kelas 2-2 dimasuki, lalu kursi banjar kedua baris paling depan diduduki.
"Hei, Chaeyoung! Sudah dengar kabar soal murid pindahan?"
"Hm."
"Kudengar, mereka akan datang ke kelas kita."
"Mereka?"
"Iya, mereka. Jung Bersaudara."
Nampak tidak tertarik dengan topik ini. Buku-buku tebal di meja terlihat jauh lebih menarik baginya. Jadi, Chaeyoung lebih banyak memperhatikan itu ketimbang memperhatikan Kim Yerim yang tengah mengajaknya mengobrol.
Bergumam, "Jung Bersaudara?"
Mereka datang. Apa yang disebut-sebut sebagai Jung Bersaudara mengekor di belakang wanita paruh baya berkacamata. Sepatah dua patah kata pembuka diperdengarkan wanita itu, lalu tiba giliran untuk si cantik dan fasionable di depan sana mengambil tempat.
"Halo! Namaku Jung Chaeyeon. Senang bergabung bersama kalian. Mohon bantu aku ke depannya," tersenyum ramah; pesonanya memapar seluruh mata sehingga kelas tiba-tiba saja berubah riuh.
Hampir semuanya memusat atensi pada Chaeyeon, hanya satu yang seolah-olah sibuk dengan dunianya, sibuk mempertanyakan soalan kimia pada Yerim yang duduk tepat di belakangnya.
"Cih?! Chaeyeon? Mengapa namanya harus mirip denganku? Menyebalkan."
"Hah? Chaeyoung kau bicara apa?"
"Ah, tidak apa-apa. Aku hanya sedang bersenandung."
Di depan sana, Chaeyeon menyenggol pelan lengan saudaranya, sebab laki-laki itu bungkam di saat seharusnya ia memperkenalkan diri. Ia menghunus satu meja di depan menggunakan sudut matanya yang tajam.
"Park Chaeyoung."
"Ya?"
Sampai pemilik meja yang sedari tadi memunggunginya itu kini mengambil posisi duduk sempurna lantaran mendengar peringatan sang guru.
Berdiri dengan kedua tangan mengisi saku celana, ia perkenalkan dirinya sebagai, "Jung Jaehyun."
Singkat.
"Ada yang ingin kamu sampaikan pada teman-temanmu, Jaehyun?"
"Tidak."
Tanpa minat.
"Ah, kakakku memang agak sedikit pemalu dan cuek. Mohon bantuannya teman-teman!"
Meskipun hampir sebagian murid mengelukan figur ketampanan dan proporsi badan profesional Jaehyun, Chaeyoung juga bersumpah ia tidak menaruh minat.
Apalagi jika itu pada manusia tidak berperikemanusiaan yang ketika Chaeyoung tidak sengaja menjatuhkan penanya di depan meja, manusia itu hanya melirik lalu melenggang menuju meja kosong di pojok belakang.
Sumpah. Chaeyoung tidak berminat pada Jung Jaehyun. Dua tahun sekelas dengannya nanti, ia bersumpah akan menganggap makhluk itu tidak ada.
"Penamu."
"Ah, terima kasih, Jung ...."
"Chaeyeon. Jung Chaeyeon. Namamu Chaeyoung, benar?"
"Eum, benar."
"Hahaha, hampir mirip denganku. Orang-orang bisa mengira kita kembar. Ngomong-ngomong, aku duduk di sebelahmu."
Sok akrab.
Sungguh, berbeda seratus delapan puluh derajat. Apakah mereka benar-benar saudara? Itu meragukan.
Chaeyoung baru percaya kalau mereka benar-benar bersaudara ketika .....
"Woah! Hebat! Mereka benar-benar bisa menjawabnya!"
... hari itu mereka disanjung-sanjung seisi kelas karena berhasil menyelesaikan dua soalan rumit mata pelajaran kimia yang apabila menggabungkan seluruh otak orang-orang cerdas di kelas ini tetap saja mustahil terpecahkan.
Kalau begitu, siap-siap saja.
Chaeyoung akan mantargetkan satu dari mereka. Karena prinsip hidupnya adalah dekati orang-orang cerdas supaya ketularan cerdas.
Siapa tepatnya, yang jelas itu bukan sosok tidak ramah penghuni bangku belakang.
"Chaeyeon, kalau yang ini bagaimana?"
"Ah, itu mudah. Sini kuajarkan."
"Woah! Kau makan apa sampai bisa sepintar ini? Kalau yang ini bagaimana?"
"Ah, itu ... aku tidak terlalu memahami ini."
"Eum begitu, ya. Bagaimana ini? Aku harus menyelesaikan ini sebelum nanti guru les privatku mengeceknya."
Chaeyeon memutar bola mata, melirik ke belakang, lalu menatap lagi Chaeyoung yang masih berdiri di depannya sambil menggigiti bibir bawah.
"Kalau begitu, kamu mungkin bisa bertanya pada kakakku."
"Kakakmu?"
"Iya. Walaupun keliatan tukang tidur, percayalah, dia bisa menyelesaikan soal apa pun."
Turut menjatuhkan pandangan pada sosok yang sama di pojok belakang sana, Chaeyoung menggigit bibir lebih kuat dari sebelumnya sembari berpikir:
haruskah?
[]
***
notes:
halo, work baru nih hehe
iseng-iseng ala-ala seperti biasajadi, gimana kesan pertamanya?
suka nggak?thankyou sudah baca dan support ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA
FanfictionChaeyoung bersumpah, dua tahun sekelas dengannya nanti, ia akan menganggap makhluk cuek itu tidak ada. tapi, kalau prinsipnya adalah dekati orang-orang cerdas supaya ketularan cerdas sedangkan makhluk itu adalah siswa paling cerdas, ia mesti apa? an...