Masih di tempat pesta.
Setiap manusia di kerumunan itu membulatkan mata, terngaga, beberapa menutup mulut mereka dengan tangan menyaksikan momen seorang gadis malang baru saja dipermalukan oleh ia yang agaknya selalu diagung-agungkan.
Tidak ada penghakiman terhadap si pelaku. Tidak seorang pun berani.
Tidak ada kata maaf terucap. Chaeyoung justru tersenyum manis tanpa penyesalan, menatap laki-laki yang baru saja dipujinya tampan.
Jaehyun pun sama halnya menatap. Satu langkah maju untuk mendekat.
Chaeyoung bergeming tenang di posisinya kala Jaehyun menatapnya dari jarak yang begitu dekat, masih sanggup mempertahankan senyuman meskipun detak jantungnya mulai berantakan.
Senyuman Chaeyoung lenyap begitu Jaehyun mengambil langkah berikutnya, maju lebih dekat dan lebih cepat sehingga gadis itu refleks mundur karena kaget luar biasa.
Chaeyoung kehilangan keseimbangan di atas sepatu hak lima sentinya, oleng, dan hampir saja terjatuh. Sisa minuman di gelas yang Chaeyoung genggam teroyak dan hampir saja tumpah mengotori gaun sutra putihnya.
Hampir, hanya hampir.
Chaeyoung masih beruntung karena Jaehyun dengan sigap menarik tangan kanannya dan menahan pinggangnya. Mereka kembali saling menatap. Jantung Chaeyoung semakin gila berdetak.
Dalam posisi itu, Jaehyun dengan santainya memanggil, "Chaeyeon."
Yang punya nama segera menghampiri, "Iya, Kak."
Pelan-pelan, Jaehyun mengambil jarak dari Chaeyoung, menyingkirkan tangannya dari sebuah pinggang ramping tapi tidak dengan genggamannya pada pergelangan tangan Chaeyoung, tidak pula tatapannya.
Jaehyun bicara pada sang saudara, "Bantu Minjeong mengurus gaunnya."
tapi tatapan laki-laki itu tidak berpindah dari Chaeyoung. Ia mengambil jeda, lalu bicara lagi, "Aku akan mengurus manusia ini."
Hah! Manusia ini?
Jaehyun bahkan tahu dan mau menyembut nama Kim Minjeong gadis paling kasat mata di kelas mereka, tapi kenapa untuk seukuran gadis cantik-populer-pintar-kaya raya sekelas Park Chaeyoung, dia pakai sebutan manusia ini?
Chaeyoung jadi merasa terhina, tapi tak bisa berbuat apa-apa karena Jaehyun buru-buru menariknya menjauh dari kerumunan.
"Kamu tidak apa-apa? Ayo ikut ke mobilku, aku membawa beberapa baju ganti."
Ketika ditarik, Chaeyoung sempat melihat ke belakang dan melihat Chaeyeon buru-buru merangkul Minjeong.
Hah! Sok baik!
Tapi, persetan.
Chaeyoung masih punya hal penting yang perlu diurusi.
Tangannya sudah tidak lagi berada dalam genggaman. Manusia yang tadinya menggenggam kuat-kuat tangan Chaeyoung seolah ingin meremukkan tulang gadis itu kini berada dalam jarak satu meter jauhnya, terus melangkah santai dan membiarkan Chaeyoung mengekor di belakang.
Tiba mereka di teras gedung pesta bagian sayap kanan.
Pada pemilik punggung yang ia pandang di depan sana, Chaeyoung berseru, "Ayo berteman!"
Tiada jawab, meskipun Jaehyun sempat bergeming sesaat.
Laki-laki itu berjalan lagi, lalu Chaeyoung mempercepat langkah hingga mereka sejajar dan bicara lagi, "Ayo berteman, Jaehyun!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA
FanfictionChaeyoung bersumpah, dua tahun sekelas dengannya nanti, ia akan menganggap makhluk cuek itu tidak ada. tapi, kalau prinsipnya adalah dekati orang-orang cerdas supaya ketularan cerdas sedangkan makhluk itu adalah siswa paling cerdas, ia mesti apa? an...