"Ah, nanti saja. Aku sedang sibuk. Sampai jumpa." "Ricky-" Panggilan dari Gyuvin pun langsung diputus oleh Ricky. Mengapa disaat yang tidak tepat ini, Gyuvin harus menelponnya? Ricky pun menjadi kesal dibuatnya, tidak bisakah ia menunggu sedikit?
Pada malam itu, Gyuvin tiba-tiba ingin membicarakan mengenai pekerjaan magang di sebuah toko pakaian yang memang dimiliki oleh keluarga Ricky. Bukan untuknya, melainkan untuk teman nya Gyuvin. Namun, ia bertanya disaat Ricky sedang memiliki 'quality time' nya sendiri. Sebagai seseorang yang memiliki prinsip yang kuat, Ricky tentu saja agak kesal. Mood nya saja hampir hancur, hingga ia kembali memikirkan tentang first date antara dirinya dengan Taerae pada hari ini.
Memang, sesuai yang dijanjikan oleh mereka berdua, Taerae dan Ricky bakal bertemu pada hari itu. Dan sesuai titik bertemu, Ricky datang lebih awal. Ia tidak ingin terlihat buruk didepan teman kencannya itu, jika misalnya ia datang telat.
Ricky bahkan rela pergi ke salon lebih dulu untuk 'hair do' dan 'make up' agar semakin terlihat tampan dan menawan di hadapan Taerae nanti. Pokoknya, Ricky sudah mempersiapkan semuanya dengan matang.
Dan tidak lama setelah itu, Ricky pun melihat seseorang dengan berambut pirang sedang berjalan menuju ke arahnya. Dengan segera Ricky mengetahui bahwa itu adalah Kim Taerae, sang teman kencan. Dengan menggunakan kacamata, dan berpakaian semi-formal, Taerae terlihat sangat tampan, menurut Ricky.
Begitupun dengan Taerae, ia langsung mengetahui bahwa orang yang ada didekatnya itu adalah Ricky. Meskipun ia belum pernah bertemu, namun Taerae langsung tahu setelah melihat Ricky. Pria tinggi dengan rambut hitam nya, serta berpakaian cukup fashionable.
"A-anyeonghaseyo." Ucap Ricky sambil tersenyum kepada Taerae setelah mereka berdua bertemu. "K-kamu... Kim Taerae 'kan?" "Ne, aku Taerae. Senang bertemu denganmu." Ujar Taerae sambil tersenyum cerah dan membalas jabatan tangan Ricky. Tangannya halus sekali, batin Ricky.
Setelahnya, mereka berdua pun langsung menuju ke sebuah restoran pilihan Ricky, dengan berjalan kaki saja (selain jaraknya yang tidak begitu jauh dari lokasi mereka kini, hal ini sengaja dilakukan oleh Ricky agar bisa memiliki banyak waktu untuk berbicara santai dengan Taerae). Di perjalanan menuju restoran itu pun, Taerae dan Ricky bercerita banyak hal. Dimulai dari keseharian mereka, hingga first impression masing-masing.
"Woah, kau betul-betul bekerja di rumah sakit?" Kaget Ricky setelah mendengar cerita dari Taerae mengenai pekerjaannya. "Iya. Memang kamu tidak tahu ya?" Bingung Taerae. Seingatnya, ia menulis 'dokter' di bio media sosialnya. "Uhm, aku tidak terlalu memperhatikan itu." Gugup Ricky. Lain kali, ia seharusnya lebih memperhatikan detail kecil tentang apapun. Taerae pun hanya menanggapinya dengan santai dan tertawa ringan. Entah mengapa, melihat wajah Ricky yang tiba-tiba gugup seperti itu membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
Sesampainya di restoran yang dimaksud, Ricky dan Taerae pun mulai memesan makanan. Taerae sedikit terkejut ketika melihat menu-menu makanan yang disajikan disana. Sangat mahal, menurutnya. Taerae pun langsung berpikir apakah ia hanya memesan yang murah-
"O-oh, do not worry. Bills on me, pesan saja apa yang kau mau." Ucap Ricky kepada Taerae, seakan-akan ia mengetahui isi pikiran dari teman kencannya itu. Mendengar hal itu, membuat Taerae menjadi tersenyum kembali.
"Ya ampun, benarkah? Aku sebetulnya baru pertama kali kesini... Kamu memesan apa? Aku sama kan saja dengan pesanan kamu." Jawab Taerae. "Hm?" Bingung Ricky. "Pesan yang sama denganku... Kau yakin?" Lanjutnya dan hanya diangguki oleh Taerae. Dan setelahnya, Ricky memesan makanan milik mereka, tidak lupa juga dengan sebotol wine sebagai pelengkap makan malam mereka pada hari itu.
"Ricky. Sepertinya kamu sering ke sini." Ujar Taerae kepada Ricky, setelah ia mendapatkan segelas wine yang dituangkan sendiri oleh Ricky. "Memang, terkadang aku pergi ke sini bersama temanku, atau aku hanya makan sendiri." Jawab Ricky sambil mengangguk. "Lalu bagaimana denganmu? Apakah kau juga pernah pergi ke sini?" "U-uh..." Gumam Taerae. Entah mengapa, ia menjadi gugup saat itu. Jika menjawab belum pernah, ia takut jika Ricky bakal menganggapnya aneh, sedangkan jika ia menjawab sudah pernah, nanti-
"Oh? Kau melamun lagi. Apakah kau baik-baik saja?" Heran Ricky. Sedari mereka duduk di restoran itu, Ricky selalu menyadari bahwa Taerae terkadang melamun. Apakah teman kencan nya ini sedang memiliki masalah? Batin Ricky.
"A-ah, iya. Maaf." Kata Taerae. Ia bahkan tidak sadar bahwa ia sedang melamun tadi. "Kamu tadi berbicara tentang apa? Maaf aku tidak mendengarkan tadi." "Aniya, aku sedang tidak- kau baik-baik saja? Apakah ada sesuatu yang menganggumu?" Lanjut Ricky kepada Taerae. "E-enggak ada..." Jawabnya pelan.
Setelahnya, baik Ricky dan Taerae sama-sama terdiam. Mereka berdua menjadi bingung ingin memulai pembicaraan tentang apa.
"Uhm, so, Kim Taerae. Bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanya Ricky membuka pembicaraan. "Apakah kau pernah berkencan sebelumnya? Kau belum bercerita apapun tentang kehidupan yang kau miliki." Tanyanya kembali. "T-tentu saja aku pernah berkencan. Dengan sesama dokter dari rumah sakit ku...." Jawab Taerae.
Fun fact: Taerae pernah berkencan dengan salah satu dokter di rumah sakit yang sama dimana ia bekerja. Kalian bakal tahu siapakah dokter itu jika kalian membaca mini book ini dengan cermat ^^
"Benarkah? Woah, aku baru mendengar pertana kali akan hal ini. Maksudku, akan sangat memungkinkan jika ada 'cinlok' di sebuah tempat, bukan?" Kata Ricky kepada Taerae dan hanya dibalas anggukan olehnya. "Lalu bagaimana denganmu? Aku rasa ini bukan pertama kalinya bagimu untuk berkencan dengan seseorang." Lanjut Taerae.
"Jujur, ini adalah ke enam kali nya aku berkencan dengan seseorang-" "Woah! Berarti aku adalah orang ketujuh?" Seru Taerae langsung. Hal itu sontak membuat Ricky dan Taerae menjadi terkejut dan terdiam. "M-mianhae, aku tidak sengaja memotong percakapanmu." Ucap Taerae sambil meminta maaf kepada Ricky. Mendengar hal itu, Ricky hanya tertawa ringan sambil menggeleng.
"Tidak apa-apa, kau terlihat sangat lucu ketika sedang bersemangat." Ucap Ricky kepada Taerae. "Kau termasuk orang keenam, by the way. Tapi jangan khawatir! Meskipun kau adalah orang keenam, kau tetap menjadi nomor satu di hati ku sekarang." Jelas Ricky kembali. Mendengar hal ini, Taerae menjadi bingung. Apa itu maksudnya? Batin Taerae.
"Maksudmu?" "Maksudku, kau menjadi orang pertama yang membuatku langsung menjadi nyaman untuk berbicara banyak hal. Not only by the fact that you're so cute until make me smiles every time when you're talking, tapi kau juga sangat talkative." Jelas kembali Ricky. Hal ini langsung membuat Taerae tersenyum salah tingkah.
"Aigoo, kamu ini." Tawa Taerae. "Loh, kenapa? Aku bicara jujur, tau." Ujar Ricky kepada Taerae. Ricky tidak mengada-ada, apa yang dikatakannya ini betul-betul berasal dari hati nya. "Ahaha, baiklah. Aku terima itu. Terima kasih, omong-omong." Jawab Taerae kembali.
Sepanjang malam itu, mereka berbicara banyak sekali hal. Taerae tidak menyangka bahwa Ricky yang selama ini yang ia kira sangat cool dan tidak banyak berbicara ini, rupanya memiliki sifat yang manis dan lembut. Ia rasa, tidak salah jika ia memulai menaruh perasaan suka kepada teman kencan pertama nya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Date
Fanfiction[7th MINIBOOK] Shen Ricky, seorang pemuda yang selalu sendirian, kini sudah mendapatkan calon kekasih yang ia temui di aplikasi kencan! Siapakah dia? Mengapa Gyuvin menjadi sangat terkejut setelah mengetahui siapa calon kekasih Ricky? 🌟 95% Baku 🌟...