Akhir Cerita

45 3 0
                                        

"Astaga, aku benar-benar tidak menyangka kalian bakal datang kemari." Ujar Gyuvin senang sekaligus tidak percaya setelah bertemu dengan Ricky dan Seungeon di rumah sakit itu, dimana Gunwook kini dirawat. Bahkan sampai membawa parsel buah seperti ini, pasti harganya mahal sekali, pikir Gyuvin.

"Tidak apa-apa, kami juga khawatir akan kondisi adikmu." Kata Seungeon sambil tersenyum. "Langsung keatas saja bagaimana? Gunwook masih sendirian diatas." Lanjut Gyuvin kepada mereka berdua. Dan setelahnya, mereka pun sama-sama naik ke lantai atas untuk menuju ruangan dimana Gunwook dirawat dengan memakai lift.

"Sejak kapan Gunwook dirawat disini?" Tanya Seungeon di dalam lift. "Hmm, sekitar dua hari yang lalu. Itupun sudah cukup parah." Jawab Gyuvin. "Oh, benarkah? Sampai parah?" Bingung Seungeon kembali. "Iya, ini pun sudah dipaksa masuk ke rumah sakit karena seperti yang kalian tahu saja bahwa Gunwook betul-betul keras kepala." Jelas Gyuvin kembali sambil menahan rasa kesalnya. Setiap ia mengingat kejadian dua hari sebelumnya itu, rasa nya ia ingin sekali untuk meninju Gunwook sangking kesalnya.

"Omong-omong, Gyuvin, ada yang mau aku sampaikan kepadamu." Kata Ricky sesampainya mereka di depan pintu ruangan Gunwook. "Eoh? Sekarang? Kenapa?" Bingung Gyuvin. "Aniya, nanti saja setelah ini." Geleng Ricky kepada Gyuvin. Mungkin, ini adalah masa yang tepat baginya untuk memberitahu sahabatnya itu tentang semuanya, tentunya terkait dengan siapakah teman kencan yang selama ini dia rahasiakan.

"Tiba-tiba? Ada apa gerangan sehingga kau ingin membicarakan hal ini kepadaku?" Heran Gyuvin setelah mendengar alasan Ricky atas 'aku-ingin-bicara-empat-mata-padamu' kepada dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tiba-tiba? Ada apa gerangan sehingga kau ingin membicarakan hal ini kepadaku?" Heran Gyuvin setelah mendengar alasan Ricky atas 'aku-ingin-bicara-empat-mata-padamu' kepada dirinya. Masalah teman kencan nya, pula. Meskipun Gyuvin sudah memendam rasa penasarannya karena ingin menghargai sahabatnya itu, ia tidak menyangka bahwa kali ini Ricky langsung memberitahunya. Secepat ini pula, pikir Gyuvin.

"Iya. Aku rasa ini waktunya bagiku untuk berbicara- oh! Anyeonghaseyo." Seru Ricky tiba-tiba. Perkataannya terpotong karena ia melihat ada Matthew yang berjalan ke arah mereka berdua. "Anyeong. Kamu sendirian saja kesini, Ricky?" Tanya Matthew. "Aniya, aku bersama Seungeon kesini. Aku sengaja keluar karena ingin berbicara sesuatu dengan Gyuvin." Geleng Ricky kepada Matthew. "Ah, baiklah. Kalau gitu eomma masuk dulu. Gunwook sudah bangun?" "Sudah." Singkat Gyuvin sambil mengangguk. Dan setelahnya, Matthew pun masuk ke dalam ruangan dimana Gunwook dirawat.

"Uhm, mari lanjutkan ceritamu." Ujar Gyuvin kepada Ricky. "Sampai dimana? Aku tiba-tiba lupa." Tanya Ricky. "Soal teman kencanmu, tentu saja. Apakah aku mengenalnya? Aku bakal terkejut jika kau menjawab 'iya'." Lanjut Gyuvin. Ricky pun berpikir sejenak, dan langsung mengangguk setuju.

Dan disaat itulah, Gyuvin terkejut bukan main. Orang yang menjadi teman kencan Ricky adalah orang yang ia kenal? Siapakah dia? Gyuvin pun mulai bertanya-tanya dalam hati nya.

"Aku rasa kau kenal, soalnya aku melihat bahwa kau sudah follow akun sosial media nya. Mungkin kau kenal dengan Kim Taerae-" "Jjinjja?! Taerae samchon?" Kaget Gyuvin bukan main sambil meremas kuat kedua bahu Ricky. Kini, malah Ricky yang terkejut. Mengapa Gyuvin memanggilnya dengan sebutan 'samchon'?

"S-samchon? Apa maksudmu..." Gumam Ricky bingung. "Ya! Kau mengencani dokter Kim Taerae? Itu temannya eomma ku! Kau tidak ingat?" Lanjut Gyuvin kepada Ricky. "T-tidak..." Jawab Ricky. Entah mengapa Ricky tiba-tiba ngeblank pada saat itu.

Gyuvin yang masih tidak percaya pun segera bertanya banyak hal mengenai teman kencan Ricky yang tidak ia sangka itu. Dimulai dari ciri-ciri fisik, hingga kebiasaan Taerae. Dan semuanya dibenarkan oleh Ricky, sehingga membuat Gyuvin semakin terkejut. Dan sekaligus mengonfirmasi bahwa 'Kim Taerae' yang Ricky ceritakan adalah orang yang sama dengan maksud dari Gyuvin.

"Ya ampun, hati ku. Aku betul-betul tidak menyangka bahwa kau mengencani dokter Kim Taerae. Kau dan samchon sudah berapa lama berkencan?" Tanya Gyuvin kepada Ricky. "Hm, mungkin sudah sekitar sebulan? Masih baru, sih. Kalau dihitung-hitung kami bertemu setiap minggu nya." Jelas Ricky. "Benarkah? Entah mengapa perasaanku campur aduk sekarang." Ucap Gyuvin.

Perasaan campur aduk yang Gyuvin maksud adalah ia merasa bahagia karena kali ini Ricky menemukan teman kencan yang tepat, karena biasanya Ricky bakal selalu kehilangan kontak dengan teman kencan nya yang lain selama ini. Tapi, disatu sisi yang lain, Gyuvin menjadi cemas setelah mendengar bahwa Kim Taerae lah yang menjadi teman kencan Ricky sekarang. Bagaimana jika yang lain, apalagi eomma nya, tahu?

"Kau betul-betul sudah yakin untuk berpacaran dengan dokter Kim Taerae setelah mengetahui ini semua?" Tanya Gyuvin memastikan. Ia sebetulnya tidak begitu mempermasalahkan jika Ricky menjawab 'iya'. Namun, ia masih memikirkan berbagai konsekuensi-konsekuensi lain yang bakal Ricky dan Taerae dapatkan.

"Iya, aku yakin. He's different, Gyuvin. Meskipun aku juga terkejut akan hal ini, tapi aku sudah memantapkan diri untuk lebih dekat dengan Taerae." Kata Ricky. "Baiklah, aku terima itu. Aku turut senang bahwa kau sudah menemukan teman kencan yang tepat, Ricky. Dokter Kim Taerae itu orang nya baik dan sedikit 'perasaan'. Kuharap kau juga bisa menjaga perasaan dokter Kim Taerae." Pesan Gyuvin dan hanya diangguki oleh Ricky. Benar kata Gyuvin, mulai sekarang ia harus lebih hati-hati dalam menjaga perasaan Taerae, si teman kencan nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

THE END.

Blind DateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang