06. terluka

22 4 0
                                    

Cerita ini hanya fiksi semata dan real 100% berasal dari imajinasi saya. Jika ada kesamaan tokoh atau alur itu hanya kebetulan. Tolong untuk tidak mencopy cerita ini.

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"QIARA AWAS!!!" Pekik Austin saat melihat perampok tadi bangun dan berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"QIARA AWAS!!!" Pekik Austin saat melihat perampok tadi bangun dan berlari.

---------------
.
.
.

Pisau tersebut berhasil menggores perut Qiara, goresan pisau nya cukup dalam sampai sampai baju putih sekolah yang Qiara pakai berubah menjadi merah akibat darah yang keluar dari sana.

Austin langsung berlari memukul wajah sang perampok dengan kencang.

Bugh!

Perampok tersebut langsung jatuh pingsan. Semua orang langsung histeris melihat darah.

Polisi datang membelah kerumunan orang yang ada di mall, Austin langsung menggendong Qiara dan berlari menuju mobil.

"Kita mau kemana?" Tanya Qiara sambil memegangi perut nya.

"Kita akan kerumah sakit untuk mengobati luka mu." Kata Austin sambil terengah-engah.

"Tidak usah kerumah sakit ini hanya goresan kecil."

"Kau terluka Qiara jangan terlalu meremehkan luka." Geram Austin.

"Aku ingin di obati tapi tidak kerumah sakit." Timpal Qiara yang masih kekeh.

"Baiklah kita ke mansion ku." Putus Austin.

Austin mengendarai mobil sedikit cepat dari biasanya ia takut jika Qiara akan kekurangan darah akibat goresan pisau tersebut.

________
.
.
.

Mobil Austin berhasil terparkir di garasi mansion, dengan langkah lebar nya ia berjalan menggendong Qiara lagi dan membawa nya masuk ke dalam Mansion.

"Kau tunggu sini aku akan mengambil kotak p3k." Ucap Austin setelah meletakan Qiara dengan perlahan di kasurnya.

Qiara hanya diam menurut sambil memegangi perut nya ia menahan agar darah nya tidak keluar lagi. Ini bukan kali pertama nya ia terkena pisau karena di kehidupan sebelum nya ia sempat tertembak timah panas di bagian punggung nya.

Austin datang dari pintu dengan tergesa-gesa.

"Berbaringlah dan angkat sedikit bajumu saya akan mengobati nya dengan perlahan." Ucap Austin.

Qiara mengangkat baju nya, ia melihat luka nya memang cukup dalam pantas saja darah nya tidak berhenti.

Austin menuangkan alkohol di kapas untuk membersihkan luka nya agar tidak infeksi.

"Shhh." Ringis Qiara ia merasakan dingin dan perih.

"Tahan sedikit."

Austin mengobati luka nya dengan telaten ia bahkan sudah membungkus luka Qiara dengan perban. Jika boleh jujur Austin beberapa kali menelan ludahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 6 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

She Is AntagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang