Monday

395 51 1
                                    

Happy reading jangan lupa untuk vote dan komen yaa...

☆ ★ ✮ ★

Seperti hari senin di SMA Bumiaksa sebelumnya, hari ini pun mereka melakukan upacara bendera pagi. Semua berjalan seperti biasa, tenang dengan sedikit gangguan barisan murid kudis kurap, kurang disiplin dan kurang rapi.

Setelah upacara selesai, para murid berhamburan. Ada yang masuk kedalam kelas masing-masing, ada yang kekantin untuk mengisi perut, ada juga yang masih di koridor kelas hanya untuk melihat para murid kudis kurap yang sedang diberi hukuman oleh guru kesiswaan.

Dikelas XI MIPA 3, terlihat tiga sahabat yang sedang menyantap makanan sambil berbincang ria. Mereka menutuskan untuk kembali ke kelas saja dan memakan bekal yang dibawa sebelumnya, masih tersisa 30 menit sebelum mata pelajaran pertama dimulai.

❝ Heran deh sama gengnya si Justin, tiap senin kena hukum mulu. Kaga ada tobatnya ❞ ucapan dari seseorang yang baru masuk ke XI MIPA 3 itu menarik atensi teman kelasnya. Tak terkecuali, Lilyan, Rosanya, dan juga Mikayla.

Kini atensi ketiganya terpaku pada segerombol teman kelasnya itu. Topik yang mereka bahas emang selalu sama. Justin dan teman-temannya. Sejujurnya, mereka tidak terlalu peduli pada pembahasan yang dibicarakan. Namun, karena teman kelasnya tadi berbicara lantang mau tak mau mereka ikut penasaran, kali ini apalagi yang geng itu lakukan hingga mendapat hukuman kembali.

❝ Au deh, tiap senin telat mulu kalo upacara. Eh, btw denger dari kelas sebelah katanya geng mereka kemarin abis tawuran sama anak SMA sebelah terus ketauan sama guru kesiswaan, makanya mereka dipanggil tadi abis disiplinin ❞ Lilyan mengernyit ngilu, dia tau banget anak SMA mereka sama anak SMA sebelah kalo udah tawuran serem banget, bawa-bawa balok dan lainnya.

Mengabaikan perbincangan tentang Justin yang terus berlanjut, ketiga sahabat itu kini kembali kedunia mereka bertiga. Tidak mau ikut campur urusan orang lain, apalagi geng yang katanya serem itu. Tidak minat sama sekali.

Lonceng berbunyi tanda pelajaran akan dimulai, Mikayla langsung membenarkan kursinya menjadi menghadap depan lagi. Beberapa saat kemudian, guru masuk dan pelajaran pun dimulai dengan tenang. XI MIPA 3 ini memang terkenal kelas tenang saat pelajaran berlangsung, berbeda dengan diluar jam pelajaran.

☆ ★ ✮ ★

Lonceng kembali berbunyi dua kali, itu menandakan jam keempat telah berakhir dan jam istirahat pertama sudah dimulai. Para murid berhamburan menuju tujuan masing-masing, kantin menjadi sasaran utama tentunya.

Tak jauh berbeda dengan siswa lain, ketiga sahabat dekat itupun ikut meramaikan kantin. Namun, hari ini rasanya kantin menjadi sangat ramai. Walaupun biasanya emang ramai, tapi hari ini lebih ramai dari biasanya.

Ketiga sahabat itu berjalan kesalah satu stand yang tidak terlalu banyak pembelinya. Kata Mikayla biar lebih cepet, kalo beli di stand makanan yang biasa mereka beli takut ngga keburu sama bel masuk. Di stand mi soto, Rosanya, Mikayla, dan Lilyan baris berurutan.

Disisi lain, Justin dan keempat temannya itu sedang duduk sambil menyantap makanan yang sudah mereka pesan dengan sesekali mengeluarkan candaan khas geng mereka. Mengabaikan berbagai macam tatapan dari para murid SMA Bumiaksa.

Justin jadi yang pertama menghabiskan makanannya. Ia mengedarkan pandangan ke kantin yang sangat jarang ia kunjungi ini. Dalam setahun mungkin hanya dua atau tiga kali dan ini kali pertamanya menginjakan kaki dikantin ini setelah ia duduk di kelas XI.

Biasanya, dia dan keempat temannya itu lebih memilih kantin belakang, tempat biasanya anak cowo yang sedikit nakal menghabiskan waktu istirahat dan waktu jam pelajaran sedang berlangsung. Mereka lebih leluasa disana, soalnya tidak banyak murid yang suka duduk disana pun makanan yang disediakan jauh lebih sedikit.

Tiba-tiba dia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Matanya menemukan seseorang yang sangat ia kenali. Tak salah lagi, pasti itu orang yang sama.

Dengan kecepatan kilat, dia bangkit dari kursinya dan langsung melesat menuju salah satu stand yang agak jauh dari tempat duduknya. Mengabaikan panggilan dari temannya. Perilaku aneh perilaku Justin tersebut tentu saja membuat keempat temannya kebingungan.

Kembali ke tiga orang sahabat yang sedang mengantri makanan. Tiba-tiba pundak Lily ditepuk pelan oleh seseorang. Sontak ia dan kedua sahabatnya langsung menoleh kebelakang. Disana mereka mendapati presensi seseorang yang terlihat familiar. Oh, dia baru ingat. Ini cowo yang dia tolong di hari sabtu.

❝ Ketemu ❞ ucapan yang keluar dari mulut Justin kini menjadi perhatian murid-murid yang sedang berada di kantin. Bisikan mulai terdengar samar-samar ditelinga tiga orang yang menatap satu cowo didepan mereka.

❝ Hahaha iya ketemu lagi ternyata ❞ jawaban canggung dari Lily justru terdengar sumbang ditelinga. Tetapi, Justin tetap tersenyum. Senang mengetahui cewe didepannya ini ngga lupa sama dia.

❝ Gue cuma mau bilang makasih sekali lagi ke lo buat yang kemarin ❞ Lily menjawab dengan anggukan singkat. Merasa tak ada jawaban lain, Justin kembali bersuara.

❝ Oh ya ini ganti uang kemarin ❞ cowo itu menyodorkan satu lembar uang berwarna merah. Lily langsung menggeleng, menolak halus dengan mendorong pelan tangan Justin yang menyodorkan uang kepadanya.

❝ Ngga usah, ngga papa ko cuma sedikit, aku ikhlas bantuin kamu. Aku juga ngga punya uang kecil buat kembaliannya ❞ Justin melunturkan senyumannya sejenak beberapa detik kemudian cowo itu tersenyum lagi, sedih juga rasanya di tolak gini. Tapi hanya sebentar, terlihat ia masih berusaha kekeh untuk membayar uangnya tentu dibalas tak kalah kekeh oleh Lily.

Menyerah dengan uangnya, tangannya memasukan kembali selembar berwarna merah itu kedalam saku celananya. Ia melirik sebentar ke arah dua sahabat gadis penolongnya itu yang menatapnya dengan tatapan bingung.

❝ Btw, nama lo siapa? Masa gue udah dibantuin tapi gatau nama orang yang udah nolongin ❞

❝ Aku Lilyan Alessya, nah yang dua ini sahabat aku, nama mereka Rosanya Abriella dan Mikayla Ayudhisa ❞ yang namanya disebut hanya tersenyum angguk, menyapa ala ala.

Justin mengangguk-anggukan kepalanya, cantik ya namanya kaya orangnya. Karena udah tau namanya, apa sekarang dia harus ajak tukeran nomor handphone juga ya? Lamunan Justin terpecah saat suara Lily kembali terdengar.

❝ Eum.. kalo gitu kita duluan ya eumm ❞ matanya sibuk mencari name tag cowo didepannya ini. Di SMA Bumiaksa, semua murid pasti memakai name tag di seragam mereka sebagai tanda identitas diri masing-masing. Tapi, name tag cowo ini ngga ada di dada kiri ataupun kanannya.

❝ Justin Putra Kalangga, panggil aja gue Justin ❞ merasa sang gadis kebingungan untuk menyebut panggilan untuk dirinya, ia memutuskan untuk memperkenalkan diri duluan.

Sontak mata ketiga sahabat itu membulat, sedetik kemudian saling menatap satu sama lain. Gila, Justin? Justin si anak geng serem itu? Jadi dia ini yang sering diomongin sama anak kelas mereka?.

❝ Gue sama ni dua anak duluan ya just, udah giliran kita nih mi sotonya haha ❞ Mikayla yang sadar pertama dari keterkejutannya langsung pamit undur diri dari cowo didepannya ini dengan menarik kedua tangan temannya yang masih diam terkejut.

Justin yang ditinggal mereka bertiga memutuskan kembali ketempat duduknya dimana keempat temannya berada. Disambut banyak pertanyaan dari keempat temannya yang langsung menyerbu ketika ia mendudukkan dirinya kembali dimeja itu.

❝ Itu cewe yang gue ceritain kemarin ❞ temannya hanya ber oh ria. Mereka sudah mendengar cerita mulai dari Justin yang dikeroyok anak sebelah, cowo itu yang ketinggalan dompetnya, dan juga cewe yang bantuin plus nolongin temen mereka itu.

TBC

𝟕/𝟕 | LizkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang