Vana keluar dari pekarangan cafe, ia berjalan sejauh mungkin dari cafe, baru ia memesan taksi online untuk pulang ke rumah.
Di rumah Vana langsung merebahkan dirinya di kasur, jujur hari ini cape banget, di tambah lagi adanya acara perjodohan ga jelas itu, yang buat kepala vana semakin panas.
Sekarang ia sedang memikirkan bagaimana caranya ia membatalkan perjodohan nya, lalu ia pun berfikir apa iya dia pergi ke Bandung sekarang? untuk menjauhi perjodohan nya? ya. itu cara satu satunya buat dia pergi dari rumah untuk menjauhi orang tua nya dulu.
Dengan cepat vana pun mengambil handphone yang ada di tas nya lalu ia pun mencari kontak karin, dan menghubungi nya.
*isi percakapan mereka berdua.
"iya halo, kenapa na? "
"rin plis ayo sekarang ke Bandung"
"WHAT, yang bener aja na? kenapa nge dadak, lagian gue juga belum packing samsek"
"urusan packing belakangan gue juga belum packing, pokonya sekarang kita ke Bandung, kita naik kereta whoosh aja yang jam 5,nanti gue pesen tiket nya, urusan ngedadak nanti gue ceritain alasanya"
"intinya sekarang lo packing, siap siap, nanti lo langsung otw stasiun aja, mumpung sekarang masih jam setengah 4"
"yaudah deh iya iya, gue packing dulu ya"
Vana pun mematikan telpon nya, dengan cepat ia mengambil koper nya dan memasukan beberapa baju untuk seminggu kurang lebih dan beberapa barang yang akan ia butuh kan di bandung untuk seminggu kedepan, 20 menit kemudian vana telah selesai packing, taksi online yang ia pesan pun susah sampai, lalu ia pun turun dan langsung pergi, ia pamitan kepada art yang di rumah untuk titip pesan bahwa ia akan pergi ke Bandung sore ini.
***
kini Vana dan juga Karin telah berada di dalam kereta, baju vana saat ini masih tetap sama, baju yang ia pakai tadi siang.
Mereka menghabiskan waktu 30 menit untuk sampai ke Bandung, lalu mereka pun memesan hotel untuk 1 malam saja, besoknya mereka akan menginap di rumah nenek vana yang ada di bandung untuk sementara.
Di sisi lain orang tua vana sedang kesal kepada anak kedua nya itu yang pergi ke Bandung tanpa bilang dan se izin mereka, Adit sedari tadi sibuk nge otak atik ponsel nya tidak ada satupun chat atau pun telpon yang vana angkat, vana sengaja mematikan data handphone nya agar orangtua nya tidak bisa menghubungi nya.
"astaga ini anak, keras kepala sekali" ujar Adit kesal
"udah pah sabar dulu papa tau kan anak itu emang keras kepala" sahut Ghina yang menenangkan suaminya.
"bi tadi pas vana pergi dia bilang apa aja ke bibi? " tanya Ghina.
"tadi non vana cuman bilang mau pergi ke Bandung nyonya, saya awalnya melarang tapi non Vana bilang sudah izin ke nyonya sama tuan, makanya saya biarkan non vana pergi" ujar bi kokom jujur
"yaampun anak ini" ujar Ghina sambil memijit pelipis kepala nya.
"tadi dia bawa koper ga bi? " lanjutnya.
"iya nyonya"
Ghina hanya bisa membuang nafas nya kasar, lalu ia pun menelpon orang tua nya yang ada di Bandung, barangkali vana dan teman nya singgah di rumah orang-tua nya.
"assalamu'alaikum bu"
"iya kenapa Ghin? "
"Vana ada di sana ngga bu? soalnya dia pergi dari rumah sana temen nya buat ke Bandung, harusnya dua hari lagi dia pergi tapi malah pergi sekarang" ujar Ghina di balik telpon
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVANA
Teen FictionSeorang gadis cantik berkulit putih dan tinggi 165 cm berusia 18 tahun yang akan lulus dari sma dan kini sedang menunggu pengumuman lulus snbp. Namanya Zivana Amora Adeline, biasa di panggil vana mempunyai pacar saat kelas 11 namun namun ia di jadik...