Tiga

145 12 0
                                    

^

^

^

Dengan informasi baru dari Pak Gito, Shani merasa perlu mencari bantuan lebih lanjut. Dia memutuskan untuk menghubungi seorang paranormal, Mbah Freya, yang terkenal di kota itu karena keahliannya berkomunikasi dengan dunia gaib. Setelah berbicara lewat telepon, Mbah Freya setuju untuk datang dan memeriksa rumah tersebut.

Pada malam yang disepakati, Mbah Freya tiba dengan peralatan ritualnya. Shani memperhatikannya dengan cermat saat dia mulai melakukan ritual, menyalakan dupa, dan mengucapkan mantra-mantra dalam bahasa Jawa kuno. Suasana di dalam rumah menjadi lebih berat dan mencekam seiring dengan berjalannya ritual.

Setelah beberapa saat, Mbah Freya membuka matanya dan berbicara dengan suara yang rendah dan serius. "Ada energi yang sangat kuat di sini, energi seorang anak yang tidak tenang. Dia terperangkap di antara dunia ini dan dunia sana. Dia mencari kedamaian, tapi ada sesuatu yang menghalanginya."

Malam itu, setelah ritual selesai, Mbah Freya mengajak Shani untuk kembali ke ruangan rahasia di loteng. Dengan bantuan senter dan peralatan ritual, mereka mulai mencari lebih lanjut. Di sudut ruangan, mereka menemukan sebuah kotak kayu kecil yang terkunci. Mbah Freya merasakan sesuatu dari kotak itu dan menyarankan untuk membukanya.

Dengan hati-hati, Shani membuka kotak tersebut dan menemukan barang-barang milik Chika: sebuah boneka kecil yang sudah rusak, buku gambar yang penuh dengan gambar-gambar kelam, dan sebuah surat yang terlihat sangat tua. Shani membuka surat itu dan mulai membacanya. Isinya adalah tulisan tangan Chika yang menceritakan tentang ketakutannya dan keinginannya untuk melarikan diri dari seseorang yang selalu mengancamnya.

Mbah Freya menyimpulkan bahwa arwah Chika tidak bisa tenang karena masih ada rasa takut dan kemarahan yang belum terselesaikan. "Kita harus membantu arwah Chika untuk menemukan kedamaian," katanya kepada Shani.

Dengan bantuan Mbah Freya, Shani mulai melakukan ritual pembersihan dan doa untuk menenangkan arwah Chika. Mereka berusaha untuk membebaskan Chika dari perasaan terperangkapnya dan membimbingnya menuju kedamaian.

Namun, meskipun mereka sudah melakukan yang terbaik, Shani masih merasakan kehadiran Chika di rumah itu. Suara-suara aneh dan bayangan di jendela tetap menghantui malam-malamnya. Shani sadar bahwa misteri rumah itu lebih dalam dari yang dia bayangkan, dan dia belum menemukan semua jawaban yang dia butuhkan.

Pada malam terakhir, saat Shani bersiap untuk tidur, dia mendengar suara pelan dari lorong, suara yang mirip dengan bisikan seorang anak kecil. Dengan hati-hati, dia keluar dari kamarnya dan melihat ke ujung lorong. Di sana, dalam bayangan samar, dia melihat sosok seorang anak kecil dengan mata yang penuh kesedihan.

"Chika?" bisik Shani, namun sosok itu menghilang secepat kilat, meninggalkan Shani dengan pertanyaan yang masih menggantung di udara: Apa yang sebenarnya terjadi pada Chika, dan bagaimana dia bisa membantu arwahnya menemukan kedamaian sejati?

Rumah TuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang