01

327 25 0
                                    

Votee!

Biasanya saat kita akan berangkat menuju kesekolah pasti keadaan mood kita sangat baik, karena belum banyak melakukan aktivitas.

Tetapi berbeda dengan pemuda park satu ini, ia bahkan baru saja keluar dari dalam rumah nya menuju ke garasi untuk memanaskan mobil nya.

Biasanya si ia akan menaiki motor tapi akhir akhir ini ia mengeluh kalau cuaca nya sangat panas jadi orang tua nya pun dengan senang hati membelikan nya mobil.

Saat ia baru saja ingin mengeluarkan mobil nya, teriakan nyaring milik ibu nya membuat kegiatan nya terhenti.

"adekk, sini ada haruto tuh jemput" pekik rose.

Jeongwoo pun langsung mengerutkan kening nya, sialan sekali pemuda Watanabe itu, pikir nya.

"adek berang─" belum juga sempat membalas pekikan ibu membuat nya harus diam. "haru udah di sini kamu ga kasian?"

"Ck, iya iya" mau tak mau ia harus menuruti permintaan ibu nya itu.

Selama perjalanan kedua pemuda itu pun hanya berdiam, tak ada satu pun dari mereka yang ingin membuka percakapan.

Sang dominan ingin membuka percakapan pun, hanya akan di jawab dehemam oleh sang submisive.

Jalanan di kota ini pun cukup sepi padhal waktu sudah menunjukan pukul 06.43.

"Makasi, gua duluan" pamit nya kepada haruto.

"Tunggu, bareng sama gue" cegah nya

"Ck, lo tu mau nya apa si?"

"Dibilang cuman suruh tunggu, kok make nanya gue mau nya apa?" heran pemuda jangkung tersebut pasal nya jeongwoo itu mudah sekali tersulut emosi ketika bersama nya.

"Lo tuh ganggu" ucap nya sambil mendekat kan wajah nya ke sang dominan.

Haruto pun hanya terkekek pelan, "ngapain maju majuin kepala? Minta di cipok?" tantang nya.

"Cih, najis" ucap nya lalu melenggang pergi.

Dengan segera haruto pun mengejar nya, dan tak menghiraukan penolakan yang pemuda park tersebut berikan.

Jangan kalian pikir mereka tak sekelas, bahkan mereka satu bangku, gila itu sebutan yang cocok untuk pemuda bermarga Watanabe tersebut.

Keluarga nya yang memiliki sekolah ini, membuat ia mudah bersama jeongwoo.

Terlebih lagi orang tua nya, dan orang tua jeongwoo saling mengenal dekat.

Mimpi buruk bagi pemuda park tersebut.

"Je, lo mau lanjut dimana?" tanya jungwon yang kini mulai membalikan tubuh nya kebelakang menghadap jeongwoo

Sebelum menjawab jeongwoo pun menyempatkan diri untuk melirik haruto menggunakan ekor matanya, ia tak ingin menjawab karena takut pemuda Jepang tersebut malah mengikuti nya untuk lanjut di kampus yang sama.

Dengan ragu pun ia menjawab, "kayanya si di waiji university"

"Banyak ya yang di sana, kebanyakan temen kita juga disana termasuk gue" ucap jungwon.

Tak tau mau memberi respon apa, ia hanya mengangguk tanda mengerti.

"Wkwkw, kenapa ragu gitu ngomong nya? Gue ga yakin lo bakal kuliah di situ" bisik haruto membuat bulu kuduk jeongwoo merinding.

"Tau apa si lo?!" kesal nya sambil menepis wajah paripurna haruto.

Tak menghiraukan ucapan jeongwoo ia malah lanjut untuk mendekatkan diri nya ke perpotongan leher jeongwoo.

Painful loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang