04

235 17 0
                                    

"Gimana?"

"Belum to, yaelah santai aja si! Kaya udah ga ada waktu aja" ucap jihoon kesal karena haruto itu tak sabaran sekali pikir nya.

"Ck, banyak banget anying saingan gue!" gerutu nya.

"Mangkanya cari yang baru, ini udah kaya orang gila aja lo nguntit jeongwoo, masang masang kamera di kamar orang, ckckckc... "

"Cih, gue ga bakal mau kalah kalik dari si junghwan sialan, gue juga bingung kok dia bisa naro kamera dah di kamar jeongwoo, kalo gue mah wajar, gue kan sering ke rumah nya, lah di junghwan!, ah! Tau lah pusing gue"

"Di kira omongan junghwan cuman main main kalik, dia beneran gila sama kaya lo!"

"Cuihh... Lo belum tau rasanya kalo belum ngerasain"

"Dihh, dikira bang jihoon ga gila kalik kaya lo!" sahut doyoung yang baru saja masuk ke ruangan haruto.

"Dih, apaadah" ucap haruto sinis.

Mereka pun melupakan keberadaan jihoon yang hanya memandangi mereka berdua yang sedang adu mulut, hingga tak menyadari apa yang jihoon katakan.

"Gue sama gila nya kaya haruto kok doy" gumam jihoon lirih hingga tak di dengar siapapun.

____

"saa, lama amat dah lo!" pekik junkyu kesal.

"Sabar elah, gue mau pamit dulu sama cio" sahut Asahi.

"Dih, udh kaya orang pacaran aja lo bedua, inget jaehyunk sa!" sindir junkyu.

"Dih, kita sama sama uke yang njing"

"Kasar bat lu sama bos nya"

"Idih, peduli? Engga!" ejek Asahi.

"Gue pecat lo ya!" ancam junkyu main main.

"Dih, pecat aja, masi ada jaehyunk bapak gula ku" balas asahi, idih sombong amat lu sa.

"Udah udah, gue mau pamitan dulu sama cioo, sono lu jauh jauh" usir nya pada junkyu.

"Cuihh, anak dajjal"

"Ciiooo, gue pergi duluu ya jan kangen lu!" pamit Asahi.

"Dih, kagak kalik, najis amat gue mah kangen nya sama dia nanti" balas ny di iringi kekehan.

"Ckckck, yauda lah gue pergi dulu dada mashii"

Merek berdua pun berpelukan ala ala teletubies.

Setelah selesai sesi perpisahan nya dengan mashiho asahi pun bergegas menuju pemuda kim tersebut berdiri, soalnya nanti kalo kelamaan ngomel tu kingkong.

"Ck, lama amat lo!"

Tuh kan baru aja di omongin :)

______

Terik matahari yang sangat panas benar benar menusuk ke kulit pemuda manis tersebut.

Pasal nya ia sekarang sedang menaiki motor nya menuju tempat ia janjian dengan jungwon, dan ia hanya menggunakan kaos oblong berwarna abu-abu.

Sesampainya ia di cafe yang di janjikan ia pun bergegas turun, dan segera masuk ke dalam cafe bernuansa klasik tersebut.

Bunyi lonceng saat pintu terbuka, mambuat para atensi pegawai tertuju pada jeongwoo, dengan langkah santai ia pun berjalan ke arah meja jungwon.

"Lama ya won" ujar nya, sambil menarik kursi untuk duduk.

"Engga, sans aja kalik!"

"Jadi mau mulai dari mana woon, ngerjain tugas nya?" tanya nya dan mulai membuka lembaran buku tersebut.

"Mulai dari materi yang tadi baru kita pelajari aja ga si?, eh iya woo jadi nya lo mau di mana?"

"Ga tau gue juga, masih bingung" jawab nya lesu.

"Pasti gara gara takut satu kampus lagi ya sama ruto?, kalo menurut gue ya woo, haruto tu orang nya nekat an, jadi mau lo menghidar sebagai mana pun pasti dia tetep bisa nyari lo!" jelas jungwon.

"Nah itu masalah nya won!, apalgi sekara—ah ga jadi" huh! Hampir aja dia  keceplosan!

"Hah?, kenapa wo?" tanya jungwon memastikan.

"Eh—engga won, udah ayo ngerjain tugasnya biar cepet selesai." ajak jeongwoo

Hampir 2 jam mereka menyibukkan diri dengan buku buku yang membosankan.

Jeongwoo rasa tubuh nya sangat kaku, ia pun mulai meregangkan otot otot nya selepas berkutat dengan buku buku tersebut.

"Gue duluan ya woo" pamit jungwon yang sekarang tengah sibuk membereskan barang barang nya.

"Iya won, hati hati "

Jungwon pun lantas mengangguk, "lo ga pulang" tanya nya seblum berdiri.

"Nanti lah, mau ngapain juga du rumah" balas nya malas.

Mulut jungwon pun hanya membentuk huruf o, dan langsung beranjak sambil menepuk pelan pundak jeongwoo.

Setelah kepergian jungwon, ia pun segera menyibukkan diri dengan gadget nya, lumayan wifi gratis.

"Park?" gumam seorang pemuda di yang baru saja masuk ke dalam cafe tersebut.

Ia melihat jeongwoo yang sangat fokus dengan handphone-nya hingga tak menyadari ia mulai berjalan meendekat.

Pemuda tersebut pun menepuk pelan pundak milik pria bermarga park tersebut.

"Eh, iya ken—" netra indahnya pun membulat sempurna, melihat kedatangan mahluk du depan nya, "ngapain lo di sini?!" intonasi nada bicara pun mulai naik.

"Lucu sekali, long time no see park"

"Ck, mau apa lagi lo ke sini? Kalo mau ganggu gue, mending pergi aja" ujar nya ketus dan mulai duduk membelakangi pemuda tersebut.

"Hanya ingin berbicara sebentar"

"ga, mending lo pergi" usir nya.

"Saya hanya merindukan wolfie kecilku, kenapa kau malah mengusir ku?"

"Sialan, berhenti memanggilku dengan nama aneh itu kim!" ucap nya penuh emosi.

_______

"Ga mau ngerelain dia aja?" ucap pemuda manis yang kini sedang menyibukkan diri dengan alat alat dapur.

"Ga, gue udh cape cape jadi penyelinap, masa mau nyerah, ga elit banget dah"

"Ck, serah lo dah, padahal banyak orang yang sayang sama lo, tapi lo malah milih dia, yang jelas jelas udah nolak lo!" omel nya

"Ga peduli, gue ga nyuruh mereka buat sayang sama gue!" balas nya sambil mengepul kan asap rokok nya.

"Yang suka sama dia bukan cuman satu, dua orang anjir, plus mereka semua pada gila, gue yakin lo ga bakal bisa"

"Kenapa ga bisa?"

"Karena orang yang sayang sama lo bakal ngehalangin lo buat deket sama dia" —hynsk
































Maap kalo ada typo, sebenarnya typo adalah seni ☛☚

Vote yeorobun!

Kayanya ini bakal beneran jadi jewuu harem dehh ( ͡°❥ ͡°)

Kayanya ini bakal beneran jadi jewuu harem dehh ( ͡°❥ ͡°)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Painful loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang