02

237 23 0
                                    

Terpaan angin malam sama sekali tak mengusik kegiatan pemuda jangkung tersebut.

Jam sudah menunjukan pukul 12.06 tapi ia juga sama sekali belum menunjukan tanda ingin pulang dan beristirahat di ranjang nya yang empuk.


Bahkan ia tak tahu bahwa banyak orang yang cemas padanya karena ia menghilang.

Jika mungkin ia melihat notifikasi dari handphone nya, ia bisa melihat bahwa sudah banyak sekali panggilan tak terjawab dan bubble chat yang menumpuk.

“ cih, liat aja lo park. ”

“ kalo gue ga bisa milikin lo maka orang lain juga ga bisa. ”

Sekarang yang ada di dalam pikiran nya hanya park jeongwoo pemuda manis yang membuat diri nya tergila gila.

Setelah kemarin di beri pencerahan oleh doyoung ia sedikit sadar bahwa, perlakuan nya terhadap jeongwoo mungkin terlalu kasar(?).

Flasback on

Asap nikotin mengepul memenuhi ruangan kamar milik pemuda kelinci tersebut, jika kalian kira ia yang yang sedang merokok jawabannya salah—sebenarnya tersangka utama nya adalah haruto.

Ia sedikit heran dengan pemuda disamping nya ini, tadi ia yang ingin kemari dan akan meminta suatu pendapat tapi pemuda di samping nya ini malah sibuk dengan nikotin nya... Menyebalkan!.

"Kalo cuman mau numpang ngerokok, mending lo pulang deh" usir doyoung.

"Ck, udah gue bilang, gue kan mau minta sar—"

"Dari tadi yang njing gue nungguin lo ngomong, lo malah asik ngerokok" ucap doyoung memotong perkataan haruto.

"Kan menenangkan pikiran bentar!" sahut haruto kesal.

"Buru dah" desak doyoung.

"Kalo misalnya nih ya, seumpama gue bawa jeongwoo kawin lari gitu, bagus ga si?" tanya nya.

"Tolol kalo kata gue" jawab doyoung.

"Dih, temen nya minta pendapat malah di umpatin" haruto.

"Heh, ya mikir goblog, ya kali lo bawa jeongwoo kawin lari" doyoung.

"Terus gimana anying, dia aja selalu nolak gue!" ucap nya prustasi.

"Ga tau lah, cari aja yg lain, simple" balas doyoung santai.

"Cih, kalo misal nya lo di Posisi gue, lo pasti ga bakal cari yg baru kan?"

"Dih, gue juga ga bakal mau kali di posisi lo, kak yedam selalu di hati"

"Bangsat" umpat haruto.

Tak lama pemuda kelinci itu pun mulai beranjak dari tempatnya, untuk turun kebawah, sebelum turun ia pun menyempatkan menepuk pundak haruto, "gue tau, lo pasti bisa to" ucap nya.

Painful loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang