step 14

112 13 1
                                    






About him who can't have.





Empat tahun yang lalu saat dirinya mendengar sebuah berita jika ada karyawan baru yang akan menggantikan karyawan lama. Arata hanya ber-oh ria.

Berbeda saat dia sudah mengetahui siapa seseorang tersebut. Ternyata Arata mengenali nya. Teman semasa masih menjadi mahasiswa.

Rasanya dia seperti menemukan sesuatu yang hilang. Kembali berkenalan dan tak lama setelah nya mereka menjadi dekat. Lebih dekat dari pada saat dahulu.

Senang rasanya saat seseorang menjadi nyaman dengan kita, hingga bisa bebas Melakukan hal apapun. Arata senang menjadi seseorang yang selalu di cari oleh Rhino di kala butuh.

Intinya dia suka jika Rhino membutuhkan nya.
Tak sedikit orang yang bahkan sampai menaruh curiga pada mereka. Tetap saja saat di tanya 'mereka ini apa?' dengan kompaknya mereka menjawab 'teman.'

Sebenarnya jika dirinya bisa jauh lebih berani. Mungkin status temen itu bisa dia ubah. Sayang seribu sayang, kenyataannya seseorang itu masih terjebak di masa lalu.

Bukan mantannya yang Arata tahu. Namun seperti nya seseorang yang bahkan Rhino kenali sebelum mengenal dirinya.

Arata sadar dia kalah telak.

Dia mulai mengetahui nya saat Rhino kembali dari negara asalnya dahulu. Rhino pernah di pindah tugas di sana selama satu tahun, dan mulai satu tahun itu lah, Arata menyadari ada yang berbeda.

Arata senang saat mengetahui Rhino kembali bekerja di Jepang. Awalnya masih seperti dahulu, namun lama-kelamaan dia menyadari sesuatu.

Ada yang baru dari Rhino. Mulai dari tatto dan sebuah kalung yang terus dipakai. Arata tak terlalu menaruh curiga dia sadar posisinya. Rhino juga tak pernah membahas nya.

Waktu berlalu, entah mengapa tiba-tiba Rhino sering membicarakan 'seseorang' itu. Hingga akhirnya Arata mengetahui banyak hal.

Termasuk jatuh cinta nya yang percuma. Siapa yang tak lelah saat menghadapi seorang Rhino yang selalu menyangkal perasaan nya sendiri.

Arata sampai kehabisan akal. Jujur saja walaupun sakit tapi dia tetap tidak mau melihat Rhino terpuruk. Kenyataan yang tak bisa di elak, memang menyakitkan.

Untuk dirinya.

"No, kamu yakin bakal temuin dia?" Ini malam Minggu dan agenda biasa adalah Arata datang untuk menginap disini.

"Yakin. Kok kamu tanya begitu? Bukannya kamu yang nyuruh aku buat Dateng?" Rhino menatap Arata dengan raut bingung sekaligus penasaran nya.

Keduanya sedang berada di ruang tengah, menonton film niat nya. "Aku takut nya kamu mau karena aku." Jawab Arata lirih, kata-kata nya terdengar dia terlalu percaya diri sekali.

"Enggak lah, aku udah mikirin ini matang-matang." Suara tawa pelan milik Rhino menggelitik pendengaran Arata.

"Kamu lucu." Seketika Rhino langsung terdiam, melongo pula. Arata gemas melihatnya, hampir dia lahap jika tak menahan diri.

Kini giliran dirinya yang tertawa melihat tingkah aneh dari Rhino. "Siapa yang ajarin kamu gombal? Sialan."

Bahagia. Satu kata yang bisa mendeskripsikan perasaan Arata sekarang. Sungguh dia ingin seperti ini selama nya.

"Kamu lucu, sayang bukan punya ku."

Rhino beralih menatap Arata.

"Ar...jangan kayak gitu." Arata paham sekali, sangat paham jika Rhino memang tak memiliki perasaan apapun padanya sebagai pasangan. Hanya sebatas teman.

Drive | 2minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang