Aku memantapkan diri. Menatap lurus ke depan. Menarik nafas dan menghembuskannya sekuat tenaga. Menggenggam erat telapak tanganku. Aku pasti bisa.
Aku menunduk. Mengeluarkan sebuah kunci dari saku rokku. Memasukkan kunci itu ke lubang pintu. Tangan kiriku menggenggam gagang pintu.
"Pagi semua ..." ucapku sambil tersenyum.
"Mama ..." ucap seorang anak perempuan. Anak kecil itu menoleh kebelakang saat aku membuka pintu. Ia tersenyum lalu seketika senyum manisnya lenyap setelah melihatku. Ia kembali menengok ke arah televisi. Aku bukan orang yang diharapkannya.
"Hanaya?" ucapku dengan sedikit ragu. Aku menghampiri anak itu. Ia tak menjawabku. Seakan tak pernah mendengar ucapanku. Tatapannya kosong.
"Sayang." Aku mengelus pipinya. Mencoba menyadarkannya. Namun ia tak bergeming.
Hatiku seketika mencair. Aku merubah tujuanku bekerja. Bukan sekedar untuk mendapatkan uang untuk membayar kost namun lebih dari itu. Aku ingin menghangatkan hati Haniya. Mengembalikan keceriaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Nanny
Roman d'amourKinan, gadis remaja yang bekerja menjadi pengasuh anak dari pengusaha kaya, Dirga Winata. Awalnya karena tekanan ekonomi, ia terpaksa menerima pekerjaan ini. Namun setelah melihat kondisi Hanaya hatinya pun meleleh. Ia mulai menyayangi anak itu. B...