Aku memunguti pakaianku yang betebaran di lantai. Memasukkannya ke keranjang cucian. Semua bajuku kini kotor.
Para penagih utang tadi mengacak-acak lemariku untuk mencari surat tanah rumah ini.
Mataku melotot. Kuperhatikan lebih teliti selembar kertas di tanganku. Kertas yang kuambil dari kantong kemejaku.
Gaji 9 juta perbulan.
Upah yang sangat tinggi untuk seorang baby sitter.
Sepertinya tawaran dari Pak Dirga adalah jalan dari Allah untuk membantuku menyelesaikan masalah ini. Aku akan melakukan pekerjaan ini.
Aku menaruh kertas itu diatas tumpukan baju. Mengambil telepon genggamku. Kutekan nomor telepon Pak Dirga yang tertera di kertas selembar.
"Selamat malam Pak Dirga. Ini saya Juline."
"Selamat malam Juline. Ada apa kamu menelpon?"
"Pak, apa tawaran Bapak untuk mengasuh anak Bapak masih berlaku?"
"Ya, tentu saja. Apa kamu sudah memutuskan akan melakukannya?"
"Iya Pak, saya mau jadi pengasuh anak Bapak."
"Makasih ya Jul. Akhirnya Haniya dapet pengasuh juga."
"Iya Pak."
"Kamu bisa mulai kerja besok. Besok dateng jam enam ya. Saya berangkatnya jam setengah tujuh soalnya."
"Oke Pak, besok jam eman saya udah sampai sana Pak."
"Oke, saya tunggu ya."
Aku menutup telpon. Aku tersenyum.
Akhirnya, ketemu juga jalan keluarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Beloved Nanny
Roman d'amourKinan, gadis remaja yang bekerja menjadi pengasuh anak dari pengusaha kaya, Dirga Winata. Awalnya karena tekanan ekonomi, ia terpaksa menerima pekerjaan ini. Namun setelah melihat kondisi Hanaya hatinya pun meleleh. Ia mulai menyayangi anak itu. B...