trip 01; Simfoni Hitam

1.6K 125 24
                                    

Warn; horror, harsh words, mention of ghost.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam sunyi, ku impikanmu

Ku lukiskan kita bersama

Namun selalu aku bertanya

Adakah aku di mimpimu

***

Jeonghan menghela nafas panjang saat melihat posko yang akan menjadi tempat dirinya dan teman-temannya tinggal untuk satu bulan ke depan. Sebuah rumah tua dengan dinding papan dan lantai papan yang sudah terlihat lapuk dan rapuh. Pekarangan yang berantakan dengan banyak tumbuhan liar.

Pegangan Jeonghan pada koper di tangannya mengerat sebelum akhirnya berbalik untuk mengucapkan terima kasih kepada Kepala Desa.

“Terima kasih banyak atas bantuannya ya, Pak,” ujar Jeonghan sopan.

Pria berumur sekitar lima puluh tahunan itu tersenyum ramah, “Sama-sama, Nak.”

“Yok masuk dulu, kalian liat dulu kondisi di dalam.” Kepala Desa mengajak Jeonghan dan teman-temannya yang lain.

“Harusnya kalian tinggal di rumah yang pinggir jalan itu, cuma tiba-tiba yang punya rumah nggak mau, jadi kalian tinggal di rumah ini saja, ya? Ini rumah bapak kok, tapi bapak nggak tinggal di sini. Sudah agak tua dan rusak memang, tapi masih layak di gunakan. Ada kamar mandi, tapi satu saja, jadi kalian harus ganti-gantian makenya.” jelas pria itu panjang lebar.

“Bapak juga ada kolam ikan di belakang, cuma udah lama nggak di urus. Bapak nggak tahu itu ikannya masih ada apa enggak, tapi kalian bisa check nanti. Kan lumayan biar uang kalian nggak abis banyak buat beli makanan.”

Jeonghan tersenyum, “Iya pak. Terima kasih banyak atas bantuan Bapak.

Kepala Desa tertawa kecil, “Sama-sama. Bapak senang kalian datang ke sini. Desa ini memang terpencil sekali, tidak pernah ada mahasiswa yang mau KKN di sini. Tapi untunglah kalian ada. Semoga nyaman ya di sini.”

“Mudah-mudahan, Pak. Kalau begitu saya dan teman-teman beres-beres dulu ya pak.” Kata Jeonghan sopan.

“Oh iya iya! Bapak juga ada urusan di kantor desa. Nanti kalau ada butuh apa-apa datang aja ke kantor desa ya, jaraknya cuma tiga ratus meteran dari sini. Kalian juga bisa mandi di sana, kalau kamar mandi di sini kepadatan.” Kepala Desa menaiki motor lamanya yang sepertinya keluaran tahun 2010 ke bawah.

“Sekali lagi, terima kasih banyak pak!”

“Iyo!” Sahut kepala Desa sambil melambaikan tangan kepada Jeonghan.

Rollercoaster [CheolHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang