trip 06; antidote

830 78 16
                                    

Warn: fantasy, minor character death, apocalypse, guide and Esper, a lil bit angst

Warn: fantasy, minor character death, apocalypse, guide and Esper, a lil bit angst

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dunia mendekati kiamat. Kedua medan magnet bumi telah kehilangan kemampuannya, samudera telah membangun tahtanya di atas daratan. Gravitasi yang menjadi salah satu alasan mengapa bumi dapat ditinggali oleh manusia kini tak lagi mendapatkan julukan kebanggaan itu.

Langit hampir menyatu dengan daratan, menelan apa saja yang ada di dunia. Angkasa terkoyak dan makhluk-makhluk setara iblis pun hinggap di atas bumi. Menghancurkan semua yang sebenarnya telah berada di ambang kehancuran, menjadi seringan debu. Manusia yang menjadi puncak dari rantai makanan kini mengalami pergantian posisi menjadi tingkat mangsa. Diburu disetiap langkah kaki dan hembusan nafas.

Muncullah berbagai hantaman yang seolah menghancurkan bumi menjadi rata dengan tanah. Serangan benda-benda langit yang menghantam badan bumi yang rapuh, bangkitnya mayat yang membusuk dan mengonsumsi tubuh hidup yang masih bernafas. Monster merangkak dari perut bumi dan menguasai dunia ini.

Keadaan mengerikan yang bahkan lebih menakutkan dari jaman makhluk bernama dinosaurus yang bahkan tidak diketahui kebenarannya. Kala itu bumi menundukkan tudungnya dan meneteskan air mata. Menunggu hingga pada akhirnya kehancuran yang sebenarnya telah terencana. Cepat atau lambat, bumi akan hancur, tidak tergantung pada kedatangan monster. Tanpa rusaknya sistem bumi pun, manusia itu sendiri akan menghancurkan tempat mereka berlindung.

Tamak, sombong dan tidak tahu diri. Itulah yang melekat pada manusia.

Para dewa, petinggi alam semesta menghukum dunia tempat manusia yang digadang-gadang sebenarnya di cintai itu. Menunjukkan kepada mereka, bahwa mereka pun hidup bukan karena kemampuan mereka.

Di ambang kehancuran itu, para petinggi alam semesta pun berbelas kasih. Hati yang bahkan tidak diketahui benar ada ataupun tidak melemah dan memberikan kesempatan kepada manusia.

Maka di tengah kehancuran dan pinggir tebing kepunahan manusia, langit kembali terkoyak. Menurunkan keajaiban dan kemampuan yang mengakar pada tulang dan mengalir menyatu dengan darah manusia.

Disebutlah mereka Esper. Manusia khusus yang memiliki kekuatan untuk melawan iblis dan monster yang merangkak naik dari dalam kerak bumi dan samudera.

Keping-keping bumi pun perlahan dikembalikan pada tempat yang seharusnya. Atmosfer yang tadinya hampir menghilang kembali memamerkan keagungannya sebagai perisai dari bumi.

Esper adalah petarung. Mereka berdiri dengan kekuatan karunia dari petinggi alam semesta itu untuk melindungi bumi. Masing-masing mewakili petinggi alam semesta. Dengan kekuatan yang bermacam-macam dan mencengangkan. Dapat mematahkan leher iblis dengan mudah. Mereka digadang-gadang sebagai pilar kehidupan.

Dengan kekuatan tak masuk akal itu, para Esper memiliki keistimewaan yang luar biasa. Mereka bahkan hampir setara dengan dewa. Kekuatan Esper tidaklah didapatkan dari garis keturunan, bahkan ketika kekuatan itu mengalir dalam darah. Kekuatan itu memilih tuannya sendiri, kekuatan Esper didapatkan secara tiba-tiba dan hanya ada sepuluh persen dari populasi manusia saat ini yang memiliki kekuatan Esper.

Rollercoaster [CheolHan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang