PART 12

8 3 0
                                    

"Frisly! Kita harus melakukan kerja sama. Ini sangat merepotkan. Aku kehabisan peluru. Aku tidak bisa menyerang tanpa senjata kau tahu." Jista terlihat kerepotan. "Baiklah, kita harus bagaimana? Kamu pandai soal strategi kan?" Frisly menyambar kan petir kepada para kukang yang tidak ada habisnya menyerbu dan menyerang mereka tanpa henti. Kini Frisly dan Jista sangat kelelahan. Jista masih memikirkan strategi yang cocok untuk sekarang. "Dengar, Frisly. Aku akan mengecoh mereka, aku akan membawamu ke pohon di sana. Cocok untuk kita bertarung. Tepatnya kamu. Apalagi dengan sambaran petir mu. Mungkin cukup dari atas sana." Jista menunjuk pohon yang di maksud. "Kamu yakin? Di sana tidak ada kukang lainnya kan?" Frisly masih sedang menyerang para kukang. "Aku sudah memperhatikan nya, juga mengamati nya sejak tadi. Dan sesuai prediksi jika di atas sana kosong. Mereka turun untuk menyerang kita. Mungkin kita saat itu di anggap sebagai ancaman. Mereka langsung turun. Semuanya." Jista terdengar begitu yakin. "Baiklah, aku serahkan pada mu. Tolong ya." Frisly terus menyambar para kukang dengan petir. Juga menyerang sebagian nya dengan es.

Jista mendekati Frisly dan memegang lengan Frisly. Kemudian mereka berteleportasi ke atas pohon yang di maksud Jista. "Ini saatnya!" Jista memberi perintah. Frisly tanpa disuruh sudah menyambar kan petir besar ke para kawanan kukang yang sedang kebingungan karena kehilangan mangsa mereka. /CTAR! Mereka tersambar. Dan hanya sekali sambaran. Kawanan menjadi lebih luas dan lebih mudah tersambar. "Kamu benar. Di sini aku bisa mengeluarkan sambaran petir yang besar. Strategi yang luar biasa." Frisly menoleh ke arah Jista. Dan tidak ada. "Jista?" Frisly kebingungan. Jista menghilang. Dan tiba-tiba dia kembali muncul. "Maaf-maaf, aku sangat buru-buru tadi. Aku mengambil beberapa peluru." Jista nyengir lebar. Frisly menepuk dahi.

"Baiklah, kita lihat keadaan di bawah sana." Jista melihat ke bawah. Kemudian dengan sigap Jista menembak salah satu kukang yang hendak menyerang mereka dari pohon sebelah. "Sudah kuduga. Mereka akhirnya mengetahui keberadaan kita. Kita harus berpindah tempat." Jista menatap sekitar dengan waspada. "Kalau begitu kita pindah saja. Di sini sudah sangat penuh." Frisly melihat ke bawah. Jista mengangguk. "Hanya aku punya 1 masalah." Jista melirik Frisly. "Apa?" Frisly melirik balik. "Aku tidak tahu harus berada di tempat tinggi mana lagi. Karena hampir semua pohon kemungkinan besar nya sudah di tempati oleh para kukang-kukang itu." Jista menatap sekitar dengan sangat waspada.

"Kita sebaiknya pergi menjauh, kita juga butuh istirahat benar?" Frisly menatap Jista. "Yah, kamu benar. Malam ini juga tidak akan berlalu secepat itu." Jista tersenyum mengangkat bahu. "Baiklah, pegang lenganku." Jista mengulurkan tangannya. Frisly mengangguk, lalu memegang lengan Jista. Dan mereka pun pergi berteleportasi terus. Hingga kawanan yang menyerbu tadi sudah tidak terlihat. Kini mereka terus teleportasi dan menjauh dari kawanan kukang-kukang.

"Baiklah, seperti nya di sini aman. Kita akan beristirahat di sini. Berteleportasi juga menggunakan tenaga, itu sangat melelahkan." Jista terduduk di batu besar dan mengambil air dari tas. "Ya, mungkin untuk beberapa saat ini aman. Tetapi tidak tahu nanti." Frisly ikut duduk di batu besar dan menatap langit malam yang tertutup oleh pepohonan besar yang menjulang tinggi. "Ngomong-ngomong, soal pertanyaan mu kemarin.." Frisly teringat. "Oh, tidak perlu dipikirkan. Aku tidak sengaja mengatakan itu. Karena aku sedang merasa.. Marah. Maksudku sedikit, yah." Jista menatap botol minum yang baru saja dia minum. "Maaf." Frisly menunduk menatap tanah. "Tidak perlu. Aku juga maaf. Setidaknya itu tidak akan terjadi lagi." Jista menatap Frisly tersenyum. "Yah, suatu saat akan ku jawab pertanyaan mu." Frisly ikut tersenyum mantap.

"Ayo lah, tidak perlu dijawab juga kok." Jista melambaikan tangannya. "Pokoknya akan ku jawab." Frisly berkata mantap. Jista menepuk dahi. "Terserah kamu saja deh." Jista mengangkat bahu dan melanjutkan minum nya. Frisly hanya tertawa.

Beberapa saat kemudian mereka merebah kan diri. "Hari ini aku sangat lelah. Aku mengantuk, apakah kita akan berjaga secara bergantian saja?" Jista menatap Frisly. "Mungkin, boleh saja. Kamu boleh tidur duluan, aku akan membangunkan mu saat giliranmu ataupun saat ada kukang-kukang." Frisly terduduk di batu besar. "Baiklah lagipula aku sudah sangat mengantuk. Tolong ya." Jista mengatur posisi nyaman dan tertidur.

Frisly duduk termenung menatap sekitar. Gelap. Dan sunyi. Bulan sudah terlihat berada di tengah. Tengah malam sudah tiba. Frisly samar-samar juga mengantuk. Tetapi dia memaksakan agar matanya terbuka lebar. Sesekali dia melirik Jista yang tertidur lelap. Frisly menghembuskan napas perlahan. "Aku selalu berharap hal ini tidak terjadi. Tetapi mengapa justru terjadi? Dan sampai melibatkan teman baik ku." Frisly mengelap wajah.

2 jam berlalu. Frisly membangunkan Jista. "Jis, ayo bangun. Ini giliranmu berjaga." Frisly membangunkan Jista. "Hoamm, iya-iya, aku bangun." Jista menggeliat dan terduduk. "Silakan tidur, kamu pasti sangat lelah. Aku akan menggantikan mu, tenang saja." Jista berseru mantap kepada Frisly. "Hm, iya." Frisly mengatur posisi nyaman untuk tidur. Kemudian dia pun terlelap. "Malam." Jista tersenyum. Jista terduduk di batu besar, dan menatap langit malam yang tertutup oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi. "Bulan nya indah." Jista menatap bulan.

The Dream and My Friends [ Telah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang