PROLOG

15 2 0
                                    

Sabtu malam, tepat pukul 9.

Rintik hujan membasahi surai cokelat si gadis bernama Bianca. Bianca Latesha, gadis yang kini berstatus sebagai mahasiswi baru di Chander University.

Dert  ....

Handphone yang ia genggam bergetar, pertanda sebuah telepon masuk.

Gadis itu tak mengangkatnya, ia memilih untuk berlari kecil dan duduk di halte yang kosong.

Cardigan pink yang ia gunakan cukup basah, karena ia berjalan dari gedung Fakultas Ilmu Ekonomi yang berada di sudut belakang kampus sampai ke halte, dan gadis itu tanpa ragu memilih untuk menerobos hujan ketimbang masuk ke gedung lain sebagai alur alternatif.

Ketika handphone miliknya berhenti bergetar, ia pun menunduk dan menatap layar handphonenya.

Kak Nayandra

Nama itu tertera pada layar handphone Bianca dengan jelas.

Deg

Rasanya seolah ada benda tumpul dan berat yang menghantam dadanya tiba-tiba. Bianca menelan salivanya sambil perlahan mengadahkan kepalanya.

Sorot matanya menatap tajam pada sepasang kaki yang berjalan ke arahnya.

"Lo kenapa ga angkat telepon gue?"

Bianca kini bersitatap dengan seorang pemuda jangkungdengan berjaket kulit hitam.

"Kak Nayandra?" gumam Bianca sedikit kaget.

"Lo beneran ngehindar?" Suara itu kembali mengintimidasi.

Bianca benci situasi ini. Siapa pun, tolong Bianca. Karena Nayandra bukan orang baik.




Sampe sini gimana? Udah vote dan follow? Kalo udah, ayo koment dulu 😎🤟

Red Flag; The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang