Bab 2

8 1 0
                                    

Hari pertama pengenalan lingkungan kampus di Chander University telah selesai. Cukup ringan, karena hanya diisi beberapa perkenalan dari panitia, kegiatan kemahasiswaan, dan organisasi dari DPM, BEM, sampai HIMA Fakultas dan HIMA jurusan.

Arloji di tangan kiri Bianca menunjukkan pukul 4 sore. Gadis itu saat ini tengah berjalan menuju kantin umum.

"Bianca!" Seseorang memanggilnya.

Bianca berhenti dan menoleh pada sorang gadis yang berjalan ke arahnya. "Ca!" jawab Bianca sambil melambaikan tangan.

"Kirain langsung pulang, mau ke mana dulu, Bi?" tanya Caristy.

Bianca berjalan diiringi Caristy di sampingnya. "Laper gue, Ca. Mau jajan dulu di kantin sekalian beli buat makan malem," kata Bianca.

"Gue ikut deh, gue masih nunggu sodara gue daftar ulang di akademik."

Bianca mengangguk.

Mereka pun melanjutkan langkah menuju kantin.

Tiba di depan penjual ayam geprek. "Lo mau beli ga?" tanya Bianca.

"Hm, gue ke sana deh. Mau beli es krim." Caristy berlalu begitu saja membiarkan Bianca mengantri membeli ayam geprek.

"Neng, dibungkus?" tanya si Ibu penjual ayam geprek.

"Iya, Bu. Paha atas 2. Sayap 1. Gepreknya jangan terlalu bubuk, sambelnya boleh dipisah?"

"Boleh, Neng."

"Sambel dua bungkus ya, Bu. Gausah pake kerupuk."

Setelah menyebutkan pesanan, Bianca mencari tempat duduk untuk menunggu.

Beberapa menit hingga Caristy datang bersama seorang pemuda yang sebaya dengan mereka. "Bi, gue pulang duluan, ya."

Bianca mengangguk. "Oke. Hati-hati di jalan, Ca!"

"Neng, ini!"

Bianca pun berlari kecil menghampiri si Ibu. "Total berapa, Bu?"

"53.000, Neng."

"Qris, ya, Bu?!" ucap Bianca yang langsung diangguki oleh ibu penjual.

Dengan cepat gadis itu segera scan barcode yang ada di atas meja penjual ayam geprek.

Setelah selesai, Bianca pun pergi meninggalkan kantin dan tentunya memutuskan untuk segera pulang ke apartemen.

•••

Bianca baru saja keluar dari kamar mandi.

"Heuuu ... seger banget. Gila, gue harus cari apartemen lain sih, jauh banget ini ke kampus. Pulang macet mulu pasti." Gadis itu bermonolog sembari mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di depan cermin hias.

Handphonenya yang tergeletak di atas kasur berbunyi, tanda sebuah telepon masuk.

Bianca mencabur hairdryer dan segera duduk di tepian ranjang. "Mama?" Ia tersenyum senang kala sang Ibu menelpon.

"Halo, Ma?!" sapanya pada sang Ibunda di seberang sana.

"Sayang, gaada kabar lho dari tadi siang. Mama khawatir." Suara perempuan berusia 50 tahunan itu terdengar begitu lega saat mendengar suara putri bungsunya.

"Maaf ya, Ma. Aku tadi pulang kuliah jam empat sore, terus aku langsung mandi. Jakarta macet, Mama. Di Bandung juga kalo jam segini mah macet, kan?!"

"Huu Mama khawatir sama kamu, Bibin. Udah makan belom anak Mama yang cantik?" tanya Yanti, sang Ibu.

Bianca mengangguk walau Yanti tak melihatnya. "Ini baru mau makan, Ma. Aku baru selesai masak nasi hehehe ... tadi di kantin beli ayam geprek," jelasnya.

Red Flag; The BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang