"Kaki lo luka," ujar Nayandra yang langsung menatap lututnya.
"Oh, gapapa kok, aman aman!" seru Bianca menegaskan bahwa dirinya baik-baik saja.
"Sorry, ya. Gue beneran ga sengaja."
"Iya, gapapa." Bianca pun bangkit dan menatap Nayandra. "Gue juga minta maaf, karena ga fokus."
Nayandra menganggukkan kepalanya. "By the way, lo tinggal di tower ini?" tanya Nayandra.
Bianca tersenyum. "Iya. Gue duluan ya," kata Bianca yang langsung pergi begitu saja.
Tak ambil pusing, Nayandra pun membiarkan Bianca pergi, lalu ia segera berjalan menuju apartemennya.
•••
Hari ini, Bianca memutuskan untuk pergi kuliah menggunakan ojek online, lebih memudahkan karena ojek online bisa melewati jalan-jalan kecil dibandingkan Taxi.
"Pak, saya ada beli paket dua hari lalu, kemungkinan siang ini paketnya dateng. Saya titip di Bapak dulu, ya." Bianca mengobrol dengan sekuriti yang ada di lobi.
Pak Agus namanya, pria itu mengangguk dan tersenyum ramah. "Iya, Neng. Silakan aja, yang lain juga suka titip paket di sini kok," kata Pak Agus.
"Hihi makasih ya, Pak."
"Sama-sama, Neng. Ini Neng lagi nunggu taksi?" tanya Pak Agus saat melihat sebuah taksi memasuki pekarangan apartemen.
"Engga, Pak. Saya mau naik ojol aja, soalnya kemaren pake taksi, malah telat," jelas Bianca.
"Oalah, iya, Neng. Kemaren ada demo ya."
"Iya, Pak."
"Udah pesen ojolnya?"
Bianca mengangguk. "Udah kok, Pak. Saya ke depan ya, Pak. Udah mau sampe ojolnya. Makasih banyak, Bapak!"
Pak Agus melambai kecil. "Yo, sama-sama, Neng. Hati-hati," ucap Pak Agus.
Bianca pun berjalan ke depan, ia memperhatikan layar handphonenya, dan menyebrangi jalan tanpa melihat kiri dan kanan, karena Bianca pikir jalan sekecil ini tidak mungkin ada mobil yang mengebut.
Citttt ....
"Akh!" Bianca terjatuh. Dugaannya salah besar.
Memang tidak mengebut, namun pengemudi mobil yang menyenggol Bianca pun tidak fokus.
Ia segera keluar dari dalam mobil. "Ya Tuhan, sorry! sorry banget!" katanya membuat Bianca mendongak karena mendengar suara yang tidak asing di telinganya.
"Lo?" Bianca bingung. Ini kedua kalinya Bianca terjatuh ulah orang yang sama.
"Nayandra?" gumam Bianca saat membaca tag nama di kemeja yang pemuda itu gunakan.
"Neng gapapa?" tanya Pak Agus dan membantu Bianca untuk bangun.
"Kaki saya luka, Pak!" adu Bianca. Benar, betisnya terluka karena ia sempat terjerembab membuat kakinya menyeret.
"Pak, Pak! Biar saya aja, biar saya bawa ke klinik terdekat," kata Nayandra. Ia merasa dirinya harus tanggung jawab walau tak sepenuhnya ia yang salah.
"Aduh ga usah, Kak. Lama! Gue harus ke kampus sekarang soalnya, bentar lagi ojol gue juga dateng." Bianca menolak, nada bicaranya terdengar kesal.
"Neng, diobatin dulu di dalem!" seru Pak Agus.
"Makasih, Pak. Tapi saya takut terlambat, biar nanti saya obatin aja kalo udah sampe kampus," kata Bianca.
"Lo kuliah di mana?" tanya Nayandra.
"Chander," jawab Bianca singkat.
"Gue mahasiswa Chander. Pergi sama gue aja, gimana?" tanya Nayandra menawarkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flag; The Boys
Romance[RATE M! - DEWASA] Follow dulu sebelum membaca. "Aku bingung kenapa Tuhan kasih aku jalan hidup tanpa lampu penerangan. Tapi aku penasaran, di mana ujung jalan yang katanya bercahaya itu." -Bianca, 2024. ----- Bianca adalah seorang gadis yang baru s...