Aku ingin jadi Wilmana juga!!!

14 2 0
                                    

🪻*+.
_____________-

"Hahh... Bagaimana kalau kita mencari udara segar di tempat lain?" Kata Bellina sambil menunjukan ekspresi bosan, mendengar kata-kata itu-pun Calico menjongkok dan memberikan tumpangan kepada Bellina. "Cepatlah lonceng kecil, kamu tidak akan duduk diam dan merengek di sana kan?" Tanpa basa-basi Bellina-pun menaiki punggung Calico dan membiarkan Calico membawanya mengelilingi Land of the Purity. "Huhh.. Calilie, ayahmu memangnya seseram itu ya? Ekorku sampai tidak bisa berkibas dengan normal saat di dekatnya." kata Bellina sambil mengeluh ke Calico. "Tunggu sampai kamu melihat ayah Chesta, dia dua kali lebih ganas daripada ayah Erlangga" "lagi pula, kenapa ibumu punya dua suami? Apakah ada alasan di balik itu?" Kata mereka berdua sambil melintasi awan. "Aku berharap ayahku tidak menikahi ibuku.. ayah selalu saja membentak-ku dari pagi hingga pagi. Seakan tidak ada pelampiasan lain selain diriku."

Bellina-pun terdiam seribu kata karena mendengar kutukan yang di lontarkan dari mulut Calico. "Maaf.. aku terlalu kebablasan.. aku seharusnya tidak mengatakan hal buruk tentang keluargaku." Di saat mereka berdua terdiam karena Calico lepas kendali, Calico memutuskan untuk mendarat dan menjatuhkan dirinya ke rumput-rumput dan meraba-nya. "Ahh dimana masa mudaku, aku ingin kembali ke masa dimana aku pertama kali di ajarkan terbang oleh ayahku. Menyusuri langit biru, sebelum akhirnya menyadari betapa sakitnya kita saat terjatuh dari langit yang luasnya melebihi laut samudra. Bayangkan terjatuh dari atas langit kemudian mendarat di batu... Apakah tanganmu tidak akan patah?" Kata Calico sambil melihat kupu-kupu yang menempel di wajahnya. Di tengah renungan-nya ia di kagetkan oleh kertas yang tiba-tiba jatuh dari langit.

"HEY! KALAU BUANG SAMPAH ITU LIHAT KANAN-KIRI DO-" celotehan itu-pun terhenti saat Calico melihat siapa yang melemparkan kertas itu kepadanya. "Jangan di intip di dalamnya, kalau kamu intip harganya naik 20%" kata pemuda yang melempar kerta itu. "Err apakah tidak ada diskon untuk ini?!" Kata Bellina sambil mengambil kertas yang merupakan sebuah majalah. "Dika kalau kamu begini terus, kapan kita liburnya?" Kata perempuan yang berada di punggung Dika. Saat Calico melihat mereka berdua, ia-pun tertawa terbahak bahak karena ini pertama kalinya ia melihat Flowerie dengan Wilmana yang berlawanan jenis saling bekerja sama. Perempuan itu kemudian melemparkan tumpukan kertas ke wajah Calico, dan saat Calico membacanya, ternyata itu adalah skripsi dari boss perempuan itu. "Lihat? Deadline-nya sekarang jadi kami harus bergegas."

"Bagaimana kalau aku membantumu?" Ucap Bellina sambil menghentakkan kakinya dengan semangat. "Ah bagus juga! Oh iya aku Andika Wayoko, kamu pasti Bellina yang sering di ceritakan oleh Calico. Panggil aku Dika, dan ini! Kamu antarkan ini ke rumah rumah di sana yaa!! Calico, kamu pergi ke dalam istana untuk menyebarkan ini! Usahakan sampai terlihat Paduka Raja." Kata Dika dengan semangat, Calico kemudian menunjukan reaksi bosan mendengar ocehan Dika. "Ugh, bisakah ada bayaran yang lebih pantas untuk in-" "nanti aku traktir makanan favoritmu deh!!" Mendengar ucapan manis dari Dika itu, Calico dengan sigap mengambil seluruh pekerjaan Dika dalam sekejap seraya berkata "Yang tidak kerja yang traktir!!! Wohoo!! Aku di traktir Bellina dan Dika!!!"

Dika-pun bisa duduk dengan tenang saat melihat tangannya yang tidak lagi mengangkat puluhan majalah yang memperlambat terbangnya. "Huff akhirnya kita bisa tenang sedikit, tidak ada yang bisa mengalahkan segarnya matahari pagi!!" Kata Dika selagi badannya terhempas ke rerumputan hijau. "Aku mau jadi Wilmana sepertimu!!! Aku bisa mengelilingi dunia dengan sayapku sendiri." Ucap bunga lonceng kecil itu dengan penuh semangat seperti lonceng kelas di hari Senin. "Ppfth.. sepertinya kamu harus menurunkan ekspektasi itu Flowerie kecil, menjadi Wilmana tidak seindah yang kau kira, kita harus pergi menelusuri langit tanpa tau apa itu daratan. Dan ketika kamu menyentuh tanah, badanmu akan hancur karena kamu tidak ingat cara berjalan." Kata Dika sambil menatap langit yang perlahan berubah warna menjadi biru muda.

"Tetap saja!! Aku mau menjadi Wilmana sepertimu!! Kalau boleh aku akan mengitari banyak tempat sekaligus dengan sayapku!!!" Kata Bellina sambil membentak dan memukul punggung Dika. "Yaampun, semua Flowerie sama saja!! Mereka selalu ingin sebuah sayap seperti Dika. Akuilah, kau tak sama seperti Wilmana. Apakah kamu pernah mendengar berita tentang seorang Wilmana yang tertembak dan akhirnya mati karena jatuh dari ketinggian? Ckckck." Kata gadis di samping Dika yang menguping pembicaraan mereka berdua. "Aku sudah menemani Dika saat dia baru masuk tempat kerja kami, saat dia melakukan test, dia kerap kali jatuh dan kerap kali mendapatkan ejekan dari senior-nya. Aku pertama kali bertemu dengan Dika itu saat aku di ejek karena akulah satu-satunya murid yang bukan Wilmana.. pada saat itu, aku sedang di atap dan berusaha untuk melompat dari lantai yang paling tinggi, tapi itu semua gagal saat Dika menangkap-ku. Kemudian aku meminta maaf karena merepotkan Dika, tapi aku tak melihat satupun raut marah di wajahnya, dia hanya tersenyum dan menatapku sambil mengulurkan tangannya dengan tujuan untuk berjabat tangan. Akhirnya kami berdua berkenalan dan Dika-lah orang yang membuka pintu hatiku. Ekhem.. maksudku secara bersahabat." Kata gadis itu sambil memperbaiki posisi kacamatanya.

"Kamu mau mensupport menjadi Wilmana atau apa?? Aku tak bisa menangkap kata-katamu." Kata Bellina dengan bingung, Dika kemudian memberi penjelasan yang lebih logis tentang apa yang di bicarakan gadis itu. "Menurutnya, jadi Wilmana itu ada baik dan buruknya, sekarang tergantung dirimu saja yang menyikapinya, benarkan Elleine?" "Terserah, yang penting kita mengisi waktu kita untuk bekerja dan bukannya malas malasan seperti Flowerie ini." kata Elleine sambil membuang muka. Bellina hendak memarahinya, tapi di halang oleh Dika. "Urungkan niatku untuk memukul gadis ini Bellina.. kamu tau betapa melelehkannya bekerja sampai membuat kepalanya keluar asap." Kata Dika sambil meledek Elleine.

Mereka bertiga memutuskan untuk menikmati suasana sembari melihat langit yang berubah warna seiring berjalannya waktu. "Haha pecundang, sekarang traktir aku makanan!!" Kata Calico yang mengangetkan mereka bertiga. "Ah untuk itu.. coba aku lihat dompetku.." saat Bellina melihat dompetnya, hanya ada lalat yang melayang sambil mengambil satu koin terakhir yang ada di dompet Bellina. Usaha Dika dalam menipu mereka berdua memang ampuh, sekarang Calico mulai marah dan menarik kerah Dika. "Sialan kau!! Berikan aku koinmu!!! Atau tidak, aku akan memukulmu!!" "Santai-santai.. aku tak bermaksud menipumu, ah meski awalnya berhasil. Tapi sepertinya bukan aku yang akan mentraktirmu, tetapi.."

Elleine: Heirs of the Purity
Dika: Hey jangan di spoiler dong!! Aku mau membuat Calico penasaran

Elleine: Heirs of the PurityDika: Hey jangan di spoiler dong!! Aku mau membuat Calico penasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Satu chapter satu fakta]

Bellina: wah author nunggak nih-
Calico: yah, authornya juga sudah mulai bersekolah, jadi maklum saja.
Andika: bagaimana kalau kita mengisi pesan author dengan game "satu chapter satu fakta?"
Bellina: asikk!! Dika selalu punya ide deh!!!
Andika: ah enggak kok, jadi gini cara mainnya. kita main hom-pim-pah dulu, nanti yang beda sendiri bakal tulis satu fakta di kertas ini, singkat saja. Nanti kertas ini akan aku buat sebagai surat dan memberikannya kepada Heirs of the Purity, boleh rahasia boleh tidak.

Andika: karena tidak ada yang mengerti.. aku saja yang memulainya!!

"Heirs adalah sebuah anomali yang di beri blessing langsung dari ketiga dewa pencipta alam, anomali ini biasanya memiliki kesempatan untuk memimpin suatu daerah atau membuat suatu daerah dengan undang-undang yang sah. Heirs of the Purity adalah salah satu contohnya, dia mewarisi Kemurnian sebagai Wilmana pertama yang ada di Garden ini. Heirs of the Purity sendiri memiliki nama asli 'Sultan Anandha Balshamina' biasanya dia selalu memakai baju dengan motif vertikal dengan warna biru tua dan muda. Ia sudah hidup selama 1.620 tahun. Tujuannya adalah untuk menyalurkan kebajikan yang ada di dunia dengan kemurnian yang selalu ia ajarkan kepada warga warganya"

Andika: nahh!! Sudah, kalian bisa membacanya
Calico: Dika.. aku sudah tau semuanya!!
Andika: oh, tapi Bellina belum mengetahui semuanya lho
Bellina: ahh artinya beda dong dengan dr. Lakshamana
Andika: yaampun, kamu harusnya memangil Heirs of the Devotion mengunakan tittle-nya bukan nama aslinya, itu tidak sopan tau!!
Bellina: ehehe iya-iya, nanti setelah itu kamu akan mengantar itu ke Heirs of the Purity??
Andhika: tepat sekali!
Calico: biar aku yang mengantarnya!! Aku mau makanan gratis!!!

-to be continued-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Flowerie Garden [One Small Step That Grows New Seeds]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang