PROLOG

95 10 1
                                    

Disclaimer:
Saya menggunakan Petra Pal sebagai antagonis wanita. Bagi kalian yang tidak nyaman dengan story toxic ini, di persilahkan pergi.

***

"LEVIII-!" Wanita bermata hazel berlapis kaca mata itu berlari, sambil merentangkan tangan, berniat memeluk pria bermata abu di depan sana.

Ini adalah hari terakhir syuting untuk series mereka. Hanji sendiri sudah selesai syuting di series ini satu Minggu yang lalu. Sialnya, dia mendapat akhir yang tragis, mati terbakar untuk mempertahankan pesawat yang berisi pasukannya. Untung saja itu hanya series, setidaknya di dunia nyata dia masih hidup.

"Jangan memelukku, Mata Empat" Larang si pria Ackerman saat Hanji sudah berada di dekatnya. Sementara Hanji langsung tertawa melihat wajah sinis Levi.

"Levi, syutingmu selesai?" Sapa Erwin.

"Hm, akhirnya, berada di sini tanpa kalian cukup membosankan"

"Sepertinya sudah lama kita tidak makan bersama, bagaimana jika makan malam di Memories?" Tanya Hanji dengan wajah semangatnya.

"Boleh saja, kau Levi?" Yang di tanya hanya mengangguk pelan dan disambut pekikan riang dari Hanji. Levi mengambil kunci motor dan jaket, lalu memakainya sambil berjalan.

"Ne kenapa aku dan Erwin harus mati lebih dulu di Attack on Titan? Padahal aku ingin mendapat akhir yang lebih keren" Keluh Hanji.

"Hajime itu sudah memberimu akhir yang keren sialan" Cerca Levi yang lagi lagi mampu mengundang tawa Hanji, sementara Erwin hanya terkekeh geli.

Mereka terus berjalan menuju tempat parkir sembari Hanji yang berbicara dan di timpali mereka berdua. Hingga langkah mereka harus terhenti.

"Levi-kun"

Siapa gadis ini? Hanji mencoba mengingat namanya. Ah ya, dia ingat, namanya Petra Pal, gadis yang di rumorkan memiliki rasa pada Levi...










Sahabat sekaligus pujaan hati Hanji.

The Heart [LEVIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang