Part 5 [Levi, Sakit]

110 9 5
                                    

POV Hanji

"Nona Hanji, lihatlah" Mataku terfokus pada tablet di tangan Farlan. Disitu terlihat fotoku bersama Levi dan anak anak.

"Cantik" Ucapku tanpa sadar.

"Tentu saja, aku yang memotretnya hahaha" Aku ikut tertawa melihat betapa bangganya dia.

Awalnya memang aneh, aku hampir tak pernah berinteraksi dengan Farlan. Dan tiba tiba dia mengajak bicara, memanggilku Nona pula. Tapi ternyata Farlan ini sangat humoris, berbeda jauh dengan Levi.

"Ayo pulang Mata Empat" Kini atensi ku terarah pada Levi, baru saja aku akan mengangguk, sebuah suara lembut menghentikanku.

"Tunggu Levi-kun" Ah istri Levi rupanya.

"Ada apa Petra?" Jawab si suami.

"Tolong terima ini" Petra menyodorkan sebuah paper bag kecil.

"Hm? Apa ini?" Levi langsung menerimanya, Tuhan kenapa si cebol itu harus basa basi dengan Petra di depanku?

"Teh premium kesukaanmu, aku sengaja membelinya untuk Levi-kun" Bisa ku lihat dengan jelas gurat kemerahan di wajah ter-make up gadis itu.

Yah Petra memang cantik, dia juga lembut sekali. Berbeda dengan ku, aku memanggil Levi saja jika tak teriak maka tak lengkap.

"Terimakasih" Tunggu, apa?! Levi berterimakasih?!

"Tentu, kalau begitu aku pulang dulu Levi kun" Petra berpamitan, dia juga sempat mengangguk padaku dan Farlan.

"Hati hati" Sialan-! Asal kalian tau, Levi tak pernah mengucapkan kata itu padaku-!

"Ara ara, hadiah dari istrimu Levi?" Tanya Farlan, sementara aku mencoba untuk tersenyum.

"Diamlah" Ketusnya.

"Kemana kelembutan yang baru saja ku lihat ya?"

"Mungkin sudah pergi bersama pemiliknya ahaha" Jawabku, entahlah, aku mulai muak tapi tetap memaksakan tawa.

"Gadis lembut memang selayaknya di perlakukan lembut Hanji" Apa apaan itu?

"Ah jadi tipe mu itu gadis lembut dan tenang ya Levi?" Farlan kembali bertanya, pertanyaan yang aku sendiri sudah penasaran sejak dulu. Ya, seperti apa sebenarnya sosok impian Levi, sosok impian dari pria yang ku cinta.

"Selain menyukai ketenangan, kau juga menyukai gadis tenang huh?" Aku ikut bertanya dengan wajah bercanda. Levi diam beberapa detik baru kemudian menjawab.

"Ya, aku menyukai gadis tenang, bukan wanita berisik sepertimu, Mata Empat Sialan"

Dadaku nyeri lagi, kini aku tak merasakan panas. Dingin, justru perasaan dingin menyelimutiku.

"Sudahlah, ayo pulang Mata Empat" Aku tersadar.

"Ah iya, ayo pulang, dirumahku sudah ada tamu" Sebuah senyuman kembali ku paksakan.

Di perjalanan kami sama-sama diam. Aku enggan mengatakan apa pun. Usapan angin sore bahkan tak ku rasakan. Sudah jelas bukan? Tipe Levi sangat berbanding terbalik dengan kepribadianku.

Levi menyukai sosok feminim, sementara aku rok saja tak punya. Levi menyukai sosok bersih, yah terkadang jika tak di paksa olehnya aku belum tentu mandi. Levi menyukai sosok tenang, sementara aku jauh dari kata itu.

Wanita gila dan pria dingin. Apa itu cocok? Api dan air?

***

"Kau tak ingin mampir?" Well aku sebenarnya bersyukur Levi tak berniat singgah. Aku hanya sedang lelah dengan pria itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Heart [LEVIHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang