'Hanji-san, kami pamit pulang, terimakasih untuk kemarin. Sudah ada sarapan di meja, maaf tidak membangunmu, kalian berdua tidur sangat nyenyak. Sampai jumpa di studio-!'
Prediksi Levi meleset, dia baru terbangun pukul delapan pagi, dan menemukan catatan di pintu kulkas. Dasar anak anak itu, yah setidaknya mereka sudah membersihkan rumah Hanji sebelum pergi. Pintar juga hingga menyediakan sarapan.
"Enghh Levi, mana anak anak?" Begitu sadar Hanji sudah bangun dan berada didekatnya, Levi segera meremas catatan itu dan menyembunyikannya di dalam kantong.
"Mereka baru saja pulang" Levi berbohong, tentu saja.
"Ah begitu, ku kira mereka akan berangkat dari sini. Ne Levi, apa kau juga akan pulang?" Levi tampak berpikir sebentar.
"Masih ada bajumu di lemariku, termasuk boxer nya juga" Hanji yang sudah berkalung handuk berjalan masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Levi dengan gelengan kepalanya. Wanita itu memang tak pernah melakukan filtering pada kata katanya dan Levi sudah terbiasa.
***
"Ohayo Mike, Nanaba" Hanji dan Levi yang sudah memakai seragam dengan lambang sayap kebebasan mendekati Mike dan Nanaba, sementara Erwin sedang berpose di depan sana.
"Ini sudah siang, lain kali belajarlah untuk datang lebih pagi" Ucap Nanaba
"Oh ayolah, kau tau rumahku lumayan jauh dari sini" Hanji lalu memperhatikan Nanaba yang melepas rompi survey corps nya dan terlihat beberes.
"Kau akan pulang?"
"Ya, aku ada urusan siang ini, jadi aku meminta jadwal pagi"
"Ehh bisa begitu?" Saat Hanji asik mengobrol dengan Nanaba. Levi sendiri kini justru di ciumi, ekh lebih tepatnya di endusi oleh Mike.
"Oi jauhkan hidung jelekmu dariku atau akan aku patahkan"
Levi menatap nyalang pada Mike, sialan sekali, terkadang indra penciumannya bisa sangat berguna, namun lebih sering merepotkan begini. Tapi untunglah beberapa saat kemudian Nanaba mengajaknya pergi.
"Tukang endus itu mengerikan juga" Ucap Levi pada Hanji.
"Yah kau benar, sampai saat ini aku masih tak nyaman saat Mike melakukannya" Levi hanya berdecih menanggapinya. Ditatapnya Hanji yang melihat ke kanan kiri.
"Apa yang kau cari Mata Empat?"
"Eh etto, dimana anak anak ya?" Pria pendek itu sedikit mengernyit tak senang.
"Mungkin mereka mendapat jadwal lebih siang"
Sang fotografer memanggil mereka berdua untuk berfoto dengan Erwin. Setelahnya mereka berfoto berdua dan dilanjutkan sendiri sendiri. Cukup merepotkan bagi Levi karna mereka harus mendapat beberapa shoot photo dengan berbagai pose. Barulah nanti akan dipilih manakah foto yang terbaik.
Tak lama setelahnya, anak anak mereka, bersama anggota squad Hanji pun datang. Dan mereka melakukan pemotretan bersama pula. Beberapa kali berganti pakaian, itu cukup membuat Hanji lelah. Sepertinya si wanita hazel lebih suka melakukan syuting dari pada pemotretan.
Waktu makan siang sudah terlewat 2 jam lalu. Mereka semua berganti pakaian dengan setelan masing masing, kecuali Levi. Pria itu masih ada pemotretan dengan squad-nya juga dengan Petra. Ya hanya berdua dengan Petra. Sama seperti saat hari kasih sayang itu. Jangan tanyakan dia, Hanji sendiri tidak tau kenapa Levi dan Petra melakukan shoot begitu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart [LEVIHAN]
Fanfiction"Ya, aku menyukai gadis tenang, bukan wanita berisik sepertimu, Mata Empat Sialan" Lantas mengapa, selama ini kau mendengar ocehannya tanpa menyela, Tuan Ackerman? Dan mengapa, kau memancingnya bicara, disaat Hanji Zöe mulai diam bila didekatnya ada...