"Terimakasih Moblit, maaf merepotkanmu"
"Tak apa Hanji-san, kita sudah lama kenal kan?" Ucap Moblit, lalu mobil itu mulai merayap dibawah sinar matahari yang mulai terik.
"Ne Moblit, bagaimana kau tau kalau Levi tidak menjemput ku?" Tadinya Hanji akan meminta Erwin untuk menjemputnya, tapi tiba-tiba Moblit mengirim pesan, menawarkan diri untuk menjemput.
"Tadi pagi pagi sekali, aku berpapasan dengan kapten Levi, ku rasa dia memang di panggil sepagi itu"
"Ah begitu"
Perjalanan mereka tidak canggung sama sekali, itu karna Moblit ialah salah satu orang yang bisa di bilang dekat dengan Hanji. Bahkan di series mereka, Moblit di gambarkan mati untuk melindungi Hanji.
Gedung itu memiliki beberapa tingkat termasuk sebuah basemen, dengan cat luar berwarna putih tulang yang di hias oleh jendela dan pilar hitam. Di dalam ruang pertemuan ternyata hampir semua sudah berkumpul, Hanji dan Moblit sedikit terlambat, tapi tak apa, sang produser belum masuk ruangan.
"Hanji-san-!! Duduklah disini" Panggil Sasha, dia meminta Hanji duduk di sampingnya. Para remaja itu duduk satu baris dan sengaja menyisakan satu kursi kosong di tengah mereka untuk Hanji. Tentu saja Hanji tidak menolak.
"Lama tidak bertemu, bagaimana kabar kalian?" Hanji sedikit berbasa-basi dengan anak-anaknya sembari mata hazel itu menyapu ke seluruh ruangan.
Tidak semua aktor di panggil, hanya Tim Eren, squad Levi, squad Erwin, dan squad-nya sendiri. Tapi dia masih belum melihat Levi, seharusnya pria itu sudah sampai lebih dulu bukan?
Beberapa saat kemudian, sang produser masuk ke ruangan, di belakangnya terdapat Levi dan.. Petra. Yah, asupan pagi yang lumayan. Briefing itu membahas beberapa hal seperti konsep, jam kerja, jadwal, kritik saran dan sebagainya.
Satu setengah jam cukup untuk membuat Hanji bosan di ruangan ini. Tapi syukurlah telah selesai.
"Oh ya, nama nama berikut, mohon tetap disini dan jangan meninggalkan kantor dulu. Annie, Historia, Petra, Ymir, Levi, Berthold. Setelah ini pergilah ke studio foto lantai 3" Tambah produser sebelum benar benar keluar ruangan.
"Oi Mata Empat" panggil Levi menghampiri Hanji yang berada di koridor meregangkan tubuhnya.
"Ah Levi, kau masih ada jadwal kan?" Levi menghela napas pelan lalu mengangguk.
"Apa kau keberatan jika menunggu ku?"
"Tak apa Kapten, aku bisa mengantar Hanji-san" Moblit lagi lagi, secara tiba tiba menawarkan diri, bahkan berani menjawab pertanyaan Levi yang tidak ditujukan padanya.
'Sejak kapan orang itu disana?' Inner Levi. Hanji merasa ada aura permusuhan yang mulai menyebar, tapi sebuah panggilan mengubah aura itu.
"Hanji-san-!!" Panggil Armin yang di belakangnya terdapat Conny, Mikasa, Sasha, Jean dan Eren.
"Kalian, kenapa masih disini?"
"Ini, hadiah dari kami di hari kasih sayang" Ucap Mikasa menyodorkan sebuah paper bag.
"Astaga apa ini?" Paper bag itu lumayan besar, berwarna merah maroon dengan pita gold.
"Hwaa buket dan coklatt. Arigato minna-!" Mata Hanji berbinar-binar menatap anak anaknya.
"Buket itu adalah ideku Hanji-san" Ucap Eren bangga.
"Tapi itu dibeli dengan uangku sialan" Jean membalas ucapan Eren dengan sengit.
"Aku juga ikut patungan untuk itu muka kuda, bahkan aku yang membeli buket itu"
"Oh jadi kau yang membeli? Pantas saja sangat jelek, untung sempat aku modifikasi"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Heart [LEVIHAN]
Fanfiction"Ya, aku menyukai gadis tenang, bukan wanita berisik sepertimu, Mata Empat Sialan" Lantas mengapa, selama ini kau mendengar ocehannya tanpa menyela, Tuan Ackerman? Dan mengapa, kau memancingnya bicara, disaat Hanji Zöe mulai diam bila didekatnya ada...