"Yaudah ayok" ajak Tian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.2 bulan kemudian
Keluarga yang dulunya sangat Cemara seketika berubah drastis.
"Anak-anak, mami sama papi hari ini bakal ke luar negeri dan kira kira bakal 1 bulan di sana" ucap Greeava.
"Loh Mih, nggak bisa gitu dong kan mami udah janji bakal liat Angel lomba Minggu depan, kok tiba tiba berangkat?" ucap Christian tidak terima.
"Mami dan papi nggak bisa cancel Tian, ini bisnis yang besar" balas Greeava.
"Mih, Terus Angel gimana? Setiap dia ikut lomba orang tuanya nggak pernah ada" ucap Tian dengan lesu.
"Dia berharap kalian ada loh, se senang itu dia saat kalian bilang bakal hadir tapi...... harapan dia nggak bisa terkabul. Dia selalu ngomong ama aku mih kalo dia iri karena saingan dia selalu di support orang tua tapi dia enggak pernah ngerasain itu" lanjut Tian.
"Mami sama papi nggak tau kan kalo Angel pernah ngerasa bahwa karena dia bukan anak kandung kalian dia nggak akan pernah ngerasain di support orang tua walaupun bukan orang tua kandunnya" ucap Zean yang sudah cukup terbawa emosi.
"Nggak gitu Zean, kita itu kerja buat kalian loh, kita nggak mau ngeliat kalian susah" ucap sean
"Kalian egois tau nggak, selalu mikir kerja, kerja, dan kerja, mana pernah mikir anak anaknya yang membutuhkan support orang tuanya" ucap Aldo.
"Aldo pengen mih kayak temen yang lain, setiap mereka pulang sekolah di tanyain kabar dan apa aja yang di lakuin di sekolah tapi ..... Itu nggak akan mungkin terjadi lagi sama Aldo dan yang lain, mami sama papi udah gak pernah ada waktu lagi buat kita" ucap Aldo Dengan suara yang bergetar dan air mata yang sudah tidak bisa di tahan lagi.
"Pengen deh jadi kerjaan yang selalu di perhatikan sama kalian" ucap Tian sambil tersenyum kecewa.
"Kita itu serasa anak terlantar yang nggak di perhatikan orang tuanya karena keegoisan orang tuanya" ucap Aldo.
"PLAKK" 1 tamparan dari Sean mendarat di pipi Aldo.
"JAGA UCAPANMU ALDO PAPI NGGAK PERNAH AJARI KAMU BERKATA SEPERTI ITU, KAMI ITU KERJA KERAS BUAT KALIAN" Ucap Sean Deng emosi yang menggebu gebu.
"Seumur hidup aku, baru kali ini papi nampar aku" ucap Aldo Dengan suara yang bergetar dan air mata yang mengalir di pipinya untuk kedua kalinya.
"Sakitnya bukan di pipi tapi di hati aku pih, rasanya papi udah bukan papi yang aku kenal lagi, papi berubah" ucap Aldo sambil sesegukan.
"Terserah kalian mau bilang apa. Papi sama mami tetap akan pergi" ucap Sean sambil menarik kopernya.
Sean dan Greeava pun berangkat meninggalkan anak anak mereka dengan keadaan tidak baik baik saja.
-Di dalam rumah
"Aku nggak tau kak harus gimana kalo Angel tau mami sama papi nggak bakal ada di hari lomba dia" ucap christian dengan lesu.
-Di kamar Angel
Angel baru saja ingin keluar dari kamarnya namun belum sempat ia membuka pintu ia mendengar ucapan Tian.
"Mami sama papi nggak bisa ada?" Batin Angel sambil air mata berjatuhan.
Dia pun membuka pintu dan pergi pada Tian sambil berlari dan memeluk Tian.
"Kak... Mami sama papi nggak bakal ada di hari lomba aku yah?" Tanya Angel dengan nada kecewa dan sambil menangis.
"Gpp ya dek kali ini sama kakak lagi, mami sama papi lagi sibuk" ucap Tian sambil menahan air matanya mencoba untuk tetap kuat di depan adiknya.
"Tapi kak aku pengen mereka ngeliat aku, aku pengen mereka nge support aku" ucap Angel.
"Nanti kakak janji di lomba yang lain mami sama papi bakal hadir, okay?" Ucap Tian menguatkan adiknya.
"Kapan kak? Kakak selalu menjanjikan hal yang sama tapi apa buktinya sampai sekarang mami sama papi gak pernah ada di lomba yang aku ikuti" Ucap Angel sambil menangis.
"Aku cuman pengen ngeliat mami sama papi bangga sama aku lewat lomba yang aku ikutin, tapi semuanya nggak sesuai" lanjut Angel.
"Tenang aja dedek, masih ada kakak kakak kamu yang bakal terus support kamu, jadi jangan pernah merasa sendiri" ucap Aran.
Aldo dan Zean sudah pergi ke kamar lebih dahulu karena emosi mereka yang belum bisa di kendalikan.
"Tapi kak... Apa mami sama papi emang gak pernah sayang sama aku?" Tanya Angel suara yang bergetar.
"Gak boleh ngomong gitu, mereka sayang sama kamu dek. Kamu itu anak yang mereka impikan" jawab Aran.
"Tapi aku cuma anak yang di adopsi bukan lahir dari kandungan mami kak..." ucap Angel yang tangisannya sudah pecah kembali.
"Udah ya dek, jangan pernah mikir mami dan papi nggak sayang sama kamu, mereka sayang banget sama kamu" ucap Aran menenangkan Angel.
"Kalo mereka sayang kenapa nggak pernah bisa hadir di setiap acara penting aku kak?" Ucap Angel masih dalam keadaan menangis.
"Udah yaa, tenangin diri kamu" ucap Tian menenangkan.
Angel pun diam namun masih menangis.
Lama kelamaan Angel mulai tertidur karena lelah menangis.
"Tian, Gue ke kamar ya. Lo bawa aja Angel Ke kamarnya" ucap Aran pada Christian.
"Iya kak" jawab Christian.
Setelah Aran ke kamarnya berapa saat kemungkinan Christian membawa Angel ke kamar setelah itu dia langsung pergi ke kamarnya.
-Di kamar Tian
"Kenapa keluarga gue jadi hancur gini sihhh" Ucap Tian sambil mengeluarkan air mata dan menjatuhkan barang barang yang sebelumnya tertata dengan rapih.
"ARGHHH, ANJING" Teriak Tian. Karena ulahnya kamarnya dengan seketika menjadi kapal pecah.
Setelah puas mengobrak-abrik barang dia duduk di kasurnya.
"Rumah rasanya bukan tempat buat pulang lagi, rumah gue udah hancur" Ucap Tian dengan lesu, energinya sudah terkuras habis.
Tian terus menangis sampai beberapa menit kemudian Tian tertidur. Namun tak berselang lama ada telpon yang masuk.
Bersambung.............
~Haii gezz, setelah 2 bulan lanjut lagi yaa. Minggu depan aku bakal up lagi ke kalian. Makasih yang udah setia nunggu lanjutan dari cerita ini💗~
MOHON DUKUNGANNYA SELALU, MAAF KALO ADA TYPO.
TOLONG DI VOTE YAA BIAR AUTHOR LEBIH SEMANGAT UP NYAA. THANK YOU GUYSSSS 💓💓
KAMU SEDANG MEMBACA
First sight to Love
Dla nastolatkówwarning⚠️ - Jangan bawa ke reall - Cerita Fiksi (imajinasi penulis) - mengandung kata kasar - mengandung adegan kekerasan Sekian terimakasih