BAB 13 : Memandikan Vera

824 3 0
                                    

Setelah Emma selesai membersihkan dan mencuci kasur, ia memutuskan untuk tidak menutupnya dengan seprei karena ranjang tersebut masih belum kering. Ia membuka jendela agar cahaya matahari masuk ke dalam ruangan untuk membantu mengeringkan ranjang tersebut. Namun, karena sudah sore, cahaya matahari tidak terlalu membantu.

Tak lama kemudian, Elio datang membawa popok dewasa dan langsung menuju ke kamar. "Emma, ini popoknya sudah saya belikan. Tapi saya tak tahu ukurannya pas atau tidak."

Emma menyambutnya dengan rasa lega. "Tak masalah, Tuan Elio. Oh ya, saya rasa Nyonya Vera perlu dimandikan. Tubuhnya masih bau pesing akibat ngompol tadi."

Elio tampak berat hati mendengar permintaan itu. "Kau akan memandikannya, Emma? Oh tidak, aku tak sanggup melihat istriku diperlakukan seperti ini. Rasanya sulit melihatnya diperlakukan seperti bayi. Aku merasa amnesia istriku ini telah menjatuhkan martabatnya."

Emma menjawab dengan lembut, "Tuan, ini demi kebaikan Nyonya Vera. Tubuh Nyonya Vera masih bau pesing. Apakah Tuan Elio saja yang memandikannya, jika Tuan Elio merasa malu jika saya yang memandikannya?"

Elio mengangguk pelan, akhirnya setuju. "Oh, baiklah Emma. Biar kau saja yang memandikannya. Tolong cepat mandikan dia. Bau ini memang sangat tidak menyenangkan."

"Baik, Tuan." Emma kemudian mulai melepas seluruh pakaian Vera dengan hati-hati, sehingga Vera tampak telanjang bulat.

Elio merasa getir melihat pemandangan ini, namun tetap membiarkan Emma melakukannya. "Ya ampun, Vera. Aku seperti melihatmu sedang dilecehkan oleh Amnesia keparat ini."

Emma kemudian mengangkat dan menggendong Vera seperti bayi, lalu membawanya ke kamar mandi yang berada di dalam kamar tersebut.

Di kamar mandi, Emma sudah menyiapkan air hangat di dalam bak. Dengan penuh perhatian, ia meletakkan Vera di dalam bak, memastikan airnya cukup hangat namun tidak terlalu panas.

"Mandi dulu ya, Nyonya Vera... Biar bersih.... biar wangi...." Kata Emma sambil mencoba mengajaknya berkomunikasi seperti mengajak bicara bayi, seraya menyeka tubuh Vera dengan sabun cair dan kain lembut yang telah dibasahi air hangat.

Vera hanya mengeluarkan suara-suara kecil, seperti bayi yang sedang menikmati momen mandi. Emma membersihkan setiap bagian tubuh Vera dengan hati-hati, memastikan tidak ada sisa-sisa bau pesing yang tersisa.

"Pak Elio, bisa bantu saya ambilkan sabun?" pinta Emma sambil mengalihkan pandangan ke Elio yang berdiri di dekat pintu kamar mandi.

Elio, yang berdiri di pintu kamar mandi, memberikan sabun mandi kepada Emma. "Apakah ada yang bisa aku lakukan untuk membantu, Emma?"

Emma tersenyum sambil membasuh tubuh Vera dengan sabun. "Tidak, terima kasih, Tuan. Itu saja dulu. Ternyata memandikan Nyonya Vera tak begitu sulit."

Setelah selesai memandikan Vera, Emma membungkus tubuh Vera dengan handuk lembut dan menggendongnya kembali ke kamar. Elio membantu Emma membaringkan Vera di atas karpet dengan bantal, menunggu ranjangnya kering.

Emma dengan lembut mengeringkan tubuh Vera dengan handuk lembut setelah memandikannya. 

"Nah, sekarang Nyonya Vera sudah bersih... sudah wangi...." kata Emma, mencoba mengajaknya berkomunikasi seperti mengajak bicara pada bayi. 

Setelah memastikan tubuh Vera benar-benar kering, Emma menyiapkan popok dewasa dan pakaian yang telah disiapkan.

Pertama, Emma membuka popok dewasa dan dengan hati-hati mengangkat pinggul Vera untuk memakaikannya. 

"Ayo, Nyonya Vera sayang, kita pakai popok dulu, ya." Katanya dengan suara lembut. Ia memastikan popok terpasang dengan baik dan nyaman sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.

Ibu Susu Untuk Istriku [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang