Bab 27 || Sisi Lain Laksana Galaksi

2.6K 271 251
                                    


Galaksi pikir, ia sudah cukup bernapas lega setelah banyak hal yang terjadi dalam satu waktu hingga membuatnya terpontang-panting. Namun kini, Galaksi harus kembali berperan sebagai tameng dan menjadi garda terdepan untuk melindungi adiknya dari amarah sang Oma yang mungkin saja membutuhkan pelampiasan.

"Kalau Oma kesini cuma buat nambah masalah dan bikin keributan, lebih baik Oma pulang dan istirahat di rumah," ucap Galaksi dingin, begitu sosok Oma muncul dari balik pintu kamar rawatnya.

"Astaga Gala, Oma bahkan belum bicara apa-apa, lho," sahut sang Oma dengan logat malang yang begitu kental.

Wanita tua bersanggul tinggi itu lantas melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti di ambing pintu karena kalimat Galaksi. Namun, ketika langkahnya nyaris mendekati ranjang dimana Galaksi menyembunyikan tubuh Sabiru dibelakang punggung tegapnya, lantang suara Galaksi kembali terdengar menginterupsi.

"Jangan Oma kira karena kejadian ini aku bisa lupain hal apa yang udah Oma lakuin ke adikku. Udah cukup aku ngikutin semua perintah Oma selama ini. Kali ini, aku mau hidup dengan keputusan yang aku ambil sendiri, bukan dari apa yang Oma tentukan." Baris kalimat bernada datar namun penuh penekanan itu Galaksi suarakan tanpa ragu.

Kali ini, Galaksi bertekad untuk hidup dengan apa yang ia tentukan, bukan dari apa yang Oma atau orang lain tentukan. Dan kini, Galaksi telah menemukan tujuan hidupnya. Melindungi sosok yang saat ini menggenggam erat jemari kanannya yang tak terluka. Galaksi, akan menentang apa saja yang berpotensi melukai sang adik.

"Aku nggak akan berpikir dua kali buat pergi ninggalin Oma kalau Oma berani nyakitin Biru seujung kukupun," lanjut Galaksi dengan tatap dingin yang menyorot sang Oma.

Dibelakang Galaksi, Biru hanya bisa terdiam sembari meremat jemari sang kakak dengan gusar. Ada hangat yang diam-diam membungkus sudut hati Biru saat telinganya masih mampu menangkap penggal kalimat yang Galaksi suarakan.

"Galaksi, Oma datang jauh-jauh dari Malang, buru-buru langsung ke sini cuma buat memastikan kondisi kamu. Oke, Oma nggak akan mengelak kalau Oma memang mau mempertanyakan kronologi penyebab kamu sampai kecelakaan seperti ini. Tapi Oma seperti ini karena Oma benar-benar khawatir sama kamu, Galaksi," tutur panjang Oma Widya. Raut cemas diwajahnya keriputnya memang tak terlihat berdusta.

"Aku baik-baik aja. Makasih karena Oma udah khawatirin aku. Sekarang Oma bisa lihat sendiri kondisiku yang jauh lebih baik," jawab Galaksi sembari menguatkan tautan tangannya dengan sang adik.

Ada garis tak menyenangkan yang sempat menyinggahi wajah berkeriput Oma Widya, sebelum garis-garis tersebut ia samarkan dengan cepat hingga tidak ada yang menyadari perubahan raut wajahnya.

"Oma minta maaf buat hal yang bikin kamu marah sebelumnya. Tapi, kalau kamu berpikir buat ninggalin Oma, kamu harus ingat gimana bergantungnya Reksa sama kamu. Anak itu bahkan lebih dekat sama kamu daripada orangtuanya sendiri." Suara Oma kembali terdengar memecah keterdiaman.

"Oma tenang aja. Reksa akan selalu ikut kemanapun aku pergi. Karena dari dulu, Reksa udah jadi tanggung jawabku. Jadi, Oma nggak perlu khawatir soal Reksa," pungkas Galaksi tanpa melepaskan genggaman tangannya dari sang adik.

"Tolong, ya, Oma. Aku dan adikku masih butuh istirahat. Kalau udah gak ada hal yang perlu Oma bicarain. Aku minta tolong buat kasih aku ruang untuk kami istirahat," pinta Galaksi dengan tatap memohon yang mampu Oma tangkap saat kedua netra mereka bersinggungan.

"Oke, Oma akan pulang. Maaf kalau Oma menganggu waktu istirahat kamu. Tapi, Oma boleh, kan, datang lagi besok?" Oma membalas dengan pelan. Memilih mengalah sebab tak ingin memancing keributan.

"Iya, besok Oma boleh kesini besok. Asal jangan bikin keributan apalagi sampai nyakitin Biru," jawab Galaksi kemudian.

Terdengar hela napas panjang dari sang Oma setelah wanita tua itu memilih mengalah dan memberi ruang untuk cucu kesayangannya itu. Sebab, mau bagaimanapun Oma sangat hafal perangai Galaksi. Pemuda itu tidak akan berani untuk benar-benar meningalkannya. Namun, meskipun hal tersebut hanya gertakan semata, Oma tetap harus pandai mengambil sikap dihadapan Galaksi.

Rengkuh Sang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang