Long Distance Religion

115 10 0
                                    

Alarm ponselnya berbunyi ketika Kiara sudah terjaga dari satu jam yang lalu. Perempuan itu menonaktifkannya lalu kembali tekun mengedit, ia harus selesai menggabungkan video question and answer bersama Kaito kemarin dengan footage (rekaman mentah) sepanjang perjalanan mereka jalan kaki menuju hotel, selambatnya pagi ini. Kiara sudah menjadwalkan konten tersebut naik tayang nanti malam.

Meski sudah tiga tahun konsisten sebagai konten kreator, Kiara masih melakukan semuanya sendiri, mengonsep, merekam sampai mengedit video tanpa tim. Editing bahkan jadi tahapan favoritnya selama ini, saat dimana ia menjahit semua video sebagai kesatuan cerita. Menambahkan teks-teks informatif tentang suatu lokasi atau satu makanan, dari berbagai sumber yang ia baca di internet. Kiara juga otomatis belajar pengetahuan baru.

Sambil menunggu proses rendering (penyatuan semua elemen; klip video, grafis animasi, musik untuk jadi video yang utuh), Kiara memeriksa ponselnya kalau-kalau ada pesan dari Kaito. Mereka rencananya akan ke taman Uminonakamichi Seaside nanti, tapi sampai sekarang-hampir pukul sembilan pagi belum ada tanda-tanda 'kehidupan' Kaito. Mungkin lelaki itu merasakan efek mabuk semalam hingga telat bangun. Kiara sedikit menyayangkan soal kemungkinan besar batalnya rencana itu, padahal kalau jadi jalan, stok konten video Kiara untuk minggu depan sudah pasti aman.

Panjang umur, akhirnya bangun juga ini orang batin Kiara begitu membaca sekilas notifikasi pesan masuk dari Kaito.

Kaito : ohayō

Kiara : baru bangun? astaga!

Kaito : iya

Kiara : parah, aku aja udah bangun tidur dua kali

Kaito : hah?

Kaito : oh, subuh ya? terus tidur lagi, terus bangun lagi

Kiara : jadi pergi nggak?

Kaito : kepalaku pusing banget, karena sake semalam

Kiara : batal aja? kamu mau tidur lagi?

Sambil menunggu kabar Kaito, perempuan itu mencari informasi restoran yang buka di minggu pagi dari internet. Nggak mungkin nungguin Kaito, paling dia tepar lanjut tidur lagi. Mending aku pergi jalan sendiri. Kiara ingin makan mentaiko (telur ikan cod yang dibumbui cabai dan rempah-rempah) untuk sarapan. Di kota pelabuhan seperti Fukuoka, hidangan boga bahari tentu tak boleh dilewatkan, salah satunya yang terkenal dan sangat khas daerah itu yakni mentaiko. Kiara cukup lama berselancar di dunia maya karena tak mudah menemukan restoran yang buka di hari minggu. Sayang banget! Kalau bukan hari minggu bisa makan di Pasar Yanagibashi Rengo nih. Duh, pasti enak banget makan kepiting, sushi, sashimi yang fresh dan murah-murah. Kiara terus mendesah ketika melihat informasi jam operasional restoran yang ditemukannya lagi-lagi tutup, apa nekat langsung ke lokasi aja ya? Siapa tahu info di google ini beda sama realita. Siapa tahu restorannya sebenarnya buka. Kiara tidak mau melakukan pertaruhan bodoh dalam keadaan perut kosong. Ia butuh sarapan segera, meski itu hanya nasi putih dan natto (kacang kedelai yang difermentasi).

***

Ganso Hakata Mentaiju, sebuah restoran kontemporer yang cukup menonjol di pusat kota. Bangunannya full wooden dari luar maupun di dalamnya, sangat cantik dan cukup intimidatif karena menunjukkan kelas rasa dan harga yang mahal. Kiara menemukan info tentang resto ini pada menit-menit akhir, sebelum ia menyerah dengan membeli nasi juga natto di kombini (supermarket serba ada) terdekat. Beruntungnya lagi, jarak resto dari hotelnya menginap tak terlalu jauh. Hanya sekitar 1km yang bisa Kiara tempuh dengan jalan kaki. Perempuan itu berjalan cepat, nyaris berlari untuk sampai ke sana.

Kiara memesan satu set nasi dan mentaiko level terpedas, yang ternyata memang seenak itu. Rasa umami menguasai lidah Kiara, tak ada rasa amis sama sekali. Ia jadi sepenuhnya melupakan harga 4000 yen lebih yang sempat dirasanya terlalu mahal untuk sepiring sarapan. Tapi sesekali, Kiara berhak mendapat waktu me-time yang mewah itu, setelah sekian lama sibuk bekerja memproduksi konten. Makan di restoran elegan-berdekorasi warna gelap dengan pencahayaan redup, terbukti membawa ketenangan tersendiri. Entah kenapa, idenya jadi mengalir deras. Sebelum piringnya kosong, Kiara sudah tahu akan kemana setelah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHIPPINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang