26.||TRANSMIGRASI GENTA||

2.6K 186 4
                                    

🍁
-
🍁
-
🍁
-
🍁

HAPPY READING

Setelah pulang sekolah entah angin dari mana tiba-tiba genta mengajak abang-abangnya jajan di pinggir jalan, awalnya mereka semua menolak tapi genta langsung menggunakan jurus andalannya yaitu menangis.

"Dek gak sehat itu"ucap dion yang mengamati genta menunggu pesanan ciloknya.

"Ihh abang sok tau"cibir genta dengan nada sinis, karna di kehidupan sebelumnya cilok adalah makanan favoritnya, apalagi seblak, cimol, telur gulung, tahu bulat, dll. Sebenarnya genta adalah pemakan segalanya 👍.

"Heh! nanti dimarahin ayah baru tau rasa kamu"ujar chio merasa kesal dengan adiknya ini, kalo tidak di turuti kemauannya pasti bakal menangis dan bakal susah membujuknya.

"Abang-abang semua cerewet banget sih, liat tuh bang kairo Ama bang raden mereka aja diem terus dari tadi. Ini lagi bang deon kemana dari tadi pagi gak muncul-muncul"omelnya dengan muka garang yang terlihat imut dimata mereka.

"Kamu gak tau dek, bang deon kan ikut lomba olimpiade"jawab vion.

"Emang ya bang deon itu pinter, gak kaya kembarannya"celetuk genta sambil sibuk memakan cilok.

"Heh! Kamu nyindir Abang?"tanah Deon dan di balas lirikan sinis dari genta.

"Aku gak nyindir Abang kok, tapi kalo Abang ngerasa berarti Abang emang bodoh"jawab genta dengan santai dan mendapat ciuman brutal dari dion.

"Udah-udah ayo kita pulang"ajak kairo.

Mereka langsung masuk ke mobil, kenapa mobil? Sedangkan mereka menggunakan motor masing-masing, jadi tadi genta kembali di perebutkan dan berakhir haider langsung menelpon ayahnya genta. Setelah haider menelpon mereka semua mendapat ceramahan lewat sebrang telpon dan dika langsung mengirimkan orang untuk menjemput anak-anaknya.

Jangan heran ya kenapa haider mempunyai nomor Dika, bisa dikatakan haider partner bisnis Dika, karna keluarganya menjalin bisnis dengan keluarga sanjaya, kadang haider ikut serta dalam membantu orang tuanya mengelola perusahaan. Yang nantinya perusahaan tersebut akan jatuh ke tangannya.

Di mansion

Genta sedang berjalan santai menuju kamar Raden untuk mendiskusikan sesuatu.

TOK..TOK.. TOK

"YUHUUUUU SPADAAAA, ABANG INI ADIKMU YANG PALING IMUTT"teriak genta dari luar kamar.

"MASUK AJA"sebenarnya raden agak kesal dengan adiknya ini, sudah seperti alarm hidup saja, dia yakin jika genta mengikuti lomba 'teriak' pasti adiknya itu akan menang.

"Abang lagi ngapain?"tanyanya sambil berjalan ke arah raden yang sedang asik rebahan.

"Lagi ngepet"sedangkan genta yang mendengar jawaban raden hanya memutar bola matanya malas.

"Abang tau gak sih"ucap genta.

"Ngga tau."

"Dengerin dulu makannya, aku belum selesai ngomong nih"ujar genta dengan kesal.

"Iya ini Abang dengerin"ucapnya dan langsung memperbaiki posisinya menjadi duduk dan berhadapan dengan genta.

"Kan tadi aku di ajak sama afkar buat nongkrong, tapi... nongkrongnya malem-malem, kira-kira ayah ngijinin gak ya?"ucapnya diakhiri dengan pertanyaan.

TRANSMIGRASI GENTA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang