Keylis mengetuk pelan kamar putrinya. "Sayang? Ayo bangun, ini udah mau fajar loh," tuturnya dengan lembut.
Gaby yang mendengar samar panggilan ibunya membuatnya segera membuka pintu. Ia menguap membuat sang ibu tersenyum simpul sembari membelai pelan rambut putrinya.
"Morning princess mami," ucapnya seraya mengecup pipi putrinya.
Gaby tersenyum. "Morning too mami, i should showering right now kan?" balasnya yang diiringi anggukan oleh sang ibu.
"Take a breakfast after mandi ya sayang," ucap Keylis kemudian melangkah pergi.
Sesuai perkataan sang ibu dengan sedia Gaby melakukannya agar tak telat masuk sekolah. Karena ini adalah minggu terakhirnya sebelum ujian nasional berlangsung.
Selesai mandi dan memakai seragam sang ibu kembali ke kamar untuk mengecek putrinya. Itulah rutinitas Keylis yang selalu memeriksa keadaan sang anak.
Keylis membantu Gaby mengeringkan rambut putrinya. Hal tersebut membuat Gaby cemberut, "Mami aku udah gede," protesnya.
Keylis hanya mengidikkan bahu tak peduli sembari menyisir rambut Gaby yang lurus dan panjang. "But you still my baby sayang," jawabnya sebagai penyangkalan akan anak gadisnya yang kian bertumbuh menjadi lebih dewasa.
Gaby memutar bola matanya, "Yeah whatever mami, but i have boyfriend," jawabnya sebagai apresiasi ajang pamer kepada sang ibunda.
Keylis tertawa. "But he never comes to your home, and you said he's your boyfriend kan?"
Gaby hanya menghelah napasnya pasrah.
"My princess all done, now we go to? Yapp breakfast. Lets gourr!!!" seru Keylis penuh semangat.
Gaby tersenyum. Ia sangat senang memiliki seorang ibu seperti Keylis.
~
Sang ayah tersenyum, "Ohh my princess good morning. How's your day?" tanyanya yang kini menarik kursi untuk duduk di hadapan putrinya.
"Oh my God, morning too Dad. but isn't in the morning?" tanya Gaby memastikan pertanyaan sang ayah.
Ayah tertawa pelan, "Salah ya? Harusnya how's your dream at last nigt? Gitu kan?" jawabnya membuat Keylis menggelengkan kepalanya.
Gaby mengangguk dengan mulut penuh.
Hal tersebut membuat kedua orang tuanya saling beradu pandangan sembari menatap putrinya yang makan dengan lahap.
"Your mami said you have a boyfriend? Are you sure sayang?" tanya ayahnya.
Hal barusan membuat Gaby menyemburkan makanannya, untung saja dengan cepat ia menahannya dengan tangan jika tidak pasti meja akan kotor dan ayahnya juga akan terkena cipratan tersebut.
Sang ayah terkekeh, membuat Keylis memukul lengan suaminya pelan seraya memberikan minum kepada putrinya.
"Aight no worry. Just bring him to dad ya?" lanjut sang ayah dengan serius.
Gaby hanya mengangguk.
~
Diperjalanan menuju sekolah Gaby memang lebih sering di antar oleh Ayahnya karena kantor dan sekolah mereka searah. Sedangkan kantor Keylis di arah yang berlawanan.
Sekarang Gaby sudah berumur 18 tahun tetapi ia belum di ijinkan untuk menaiki kendaraan ketika ke sekolah. Karena seperti kata ayahnya, "Kamu punya dad, so don't worry about antar jemputnya kamu."
Itu adalah kalimat andalan sang ayah ketika Gaby meminta ijin untuk belajar berkendara.
Ayah sebenarnya tidak melarang Gaby. Hanya saja bukan sekarang waktunya, namun nanti ketika Gaby sudah berkuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
A K S A
Novela JuvenilKisah cinta di tahun 1995 ini tidak hanya tentang romansa remaja, tetapi juga tentang mengatasi kehilangan yang tak terduga. Keylis tak pernah menyangka bahwa cinta pertamanya akan membawa luka paling dalam. "Apakah cinta pertama memang selalu pahi...