Rain dan Nami keluar dari mobil Luffy. Seperti yang Luffy katakan, ia tidak bisa ikut karena ada concall dengan rekan kerjanya, jadi ia bilang akan menunggu di tempat parkir atau di kantin rumah sakit jika ada.
"Rumah sakit ini bagus juga," ujar Rain sambil melihat bangunan luas dengan warna krem pucat yang mendominasi. "Apa kau pernah kesini, Nami?"
Mereka sambil berjalan ke meja informasi. "Belum pernah. Tapi setauku rumah sakit ini terkenal."
"Ya, mereka banyak melayani pasien luar negeri. Sebetulnya kalau dipikir kembali, alasan Vivi memilih rumah sakit ini mungkin karena ia dan orang tuanya berasal dari Kuwait."
"Membayangkan negara itu sedikit menghangatkanku. Pasti disana sedang panas," ujar Nami sambil menggosok-gosokan kedua tangannya.
Rain yang melihatnya hanya tersenyum. Ia lalu bertanya pada front desk rumah sakit. "Kami ingin menjenguk pasien atas nama Nefertari Vivi."
"Please wait, Miss," ujar resepsionis.
"No need to rush," jawab Rain.
Setelah mendapatkan informasi nomor kamar, mereka berjalan kearah yang diberitahukan resepsionis. Vivi adalah teman kantor mereka di Sony HQ. Walaupun baru mengenal Vivi setahun, mereka cukup sering menghabiskan waktu bersama dengan makan, pergi ke mall dan hal-hal perempuan lainnya. Ia dirawat beberapa hari ini karena operasi usus buntu.
Saat akan memasuki lorong tempat rawat inap Vivi, pandangan Rain tertuju pada sesuatu. Atau lebih tepatnya seseorang.
Di seberang lorong, baru saja keluar dari sebuah ruangan, pria itu mengenakan jas putih yang biasa dikenakan dokter. Ia tinggi dengan kulit kecoklatan. Rambutnya hitam terkesan sedikit berantakan. Ia memiliki cambang dan janggut kecil yang membuatnya terlihat dewasa. Tapi satu hal yang membuat Rain terus terpaku.
Ia mengenakan kemeja, namun kemeja itu tidak bisa menyembunyikan tattoo di dada dan di tangannya.
Apa dokter boleh bertattoo? batin Rain.
Stetoskop pria itu menggantung sempurna di lehernya. Saat akan melihat ke wajah pria itu, mereka bertatapan mata. Rain bersumpah harus mengontrol wajahnya agar terlihat biasa saja. Tapi bagaimana bisa tetap biasa saja saat kau tertangkap basah sedang mengamati tattoo seseorang? Terlebih lagi tattoo tersebut berada dibagian yang seharusnya tidak ditatap.
Rain langsung memalingkan wajah dan berjalan semakin cepat menyusul Nami yang sudah agak jauh didepannya.
Sepertinya Nami sadar Rain tidak ada didekatnya, karena itu ia melihat kebelakang. Rain sudah sampai dibelakang Nami sambil terengah.
"Ada apa, Rain?" tanya Nami.
"Nan demonai, Nami," jawab Rain meyakinkan Nami bahwa tidak ada apa apa.
"Wajahmu sedikit memerah. Apa kau kedinginan?"
Crap, batin Rain. "Ya sedikit, ayo kita segera masuk dan melihat Vivi," ujar Rain terburu buru.
Saat membuka pintu kamar rawat Vivi, Rain melihat ia sedang bersama dengan kekasihnya yang bernama Koza.
"Wah, lovebird!" ujar Nami senang. "Bagaimana keadaanmu Vivi-chan?"
Vivi adalah seorang gadis berambut biru dengan kulit pucat. Rain merasa Vivi jadi semakin pucat, tapi ia terlihat bugar. Mungkin ini karena Koza yang selalu menemani Vivi.
"Ah terimakasih sudah datang Nami-chan, Rain-chan. Kalian pasti lelah setelah bekerja," ujar Vivi sambil menegakan tubuhnya.
"Ini dari kami. Tadi Luffy mampir ke toko buah dan membelikannya," jawab Nami sambil menaruh box berisikan buah di meja kamar rawat Vivi, yang sudah banyak berisi berbagai makanan dan bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because you're here (Law x OC)
Fanfiction"I'm yours. No return" . . Law tidak pernah menyangka kehidupannya akan berubah. Ia selalu berpikir kehidupannya hanya seputar kedokteran dan caffe yang ia jalankan dengan teman - temannya. Namun siapa sangka, seorang gadis hadir dan merubah rutinit...