Chp. 01

16 5 1
                                    


⚠️ini hanyalah Nothwar versi terbaru, Untuk crita sebelum nya tidak lanjut lagi, beberapa alur akan terganti. Mohon pengertiannya.


.・゜゜・

Theo, yang sekarang berumur 18 tahun. Kini ia sudah lulus sekolah dan... Hari ini dia sedang cuti kerja.

Ia pun merencanakan kegiatan apa saja saat ia cuti. .

Angin sepoi-sepoi memasuki ruangan kamar nya, terlihat Anak laki laki tersebut tengah duduk di kasur nya memandangi foto ia dengan ibu nya..

".... Ibu.. Sekarang aku sudah dewasa.. Jangan khawatir kan aku di sana ya. " Ucap Theo sambil bersenyum memegang sebuah bingkai berisi foto diri nya dan Ibu nya.

Theo pun membuka bingkai yang berisi foto itu, dan mengambil lembar foto tersebut dan menyimpan nya di saku celana nya.

Theo pun berdiri dari kasur nya dan berjalan menuju pintu keluar, ia pun membuka pintu perlahan. Angin pagi terasa sangat sejuk melewati tubuh Theo.

Ia pun berjalan menuju halte bus, sambil menunggu bus datang ia melihat anak kecil sedang menangis. Dengan baik hati Theo pun mencoba bertanya kepada adik kecil itu.

"Hey, kenapa kau menangis adik kecil? , " Tanya Theo membungkuk kan badan nya sejajar dengan adik kecil itu.

"Hwee... Akuu.. Mwelihat.. M-monster yang sangat menyeramkan sebelum nya, hueeee" Anak kecil itu semakin merengek saat di tanya oleh Theo.

"Monster? Hhha itu bukan monster tidak ada monster di dunia ini.. Omong omong di mana ibu mu? " Tanya Theo mengusap kepala anak kecil itu bermaksud menenangkan nya.

"Ibu... Aku tidak tahu di mana dia.. Aku di di beri tahu agar menunggu nya kembali kesini... . " Tangisan anak kecil itu berhenti, ia pun mengusap air mata nya.

"Ahh- baiklah"  Theo pun menggendong anak kecil tersebut dalam tangan nya.

"Lihat monster sudah tidak ada lagi kan? Kau menjadi besar sehingga para monster ketakutan melihat mu " Ucap Theo dengan tertawa sedikit dan menunjukkan senyuman nya kepada anak kecil itu agar tidak menangis kembali.

"Woaahh, Iya! Aku sudah tidak takut dengan monster!! Terimakasih paman!! "

Saat anak kecil berkata 'paman' Theo pun sedikit shock, apakah muka nya seperti paman paman pada umum nya?.

"Panggil Abang aja ya , dik.. Aku masih muda.. " Ucap Theo sedikit kesal.

"Oh- itu ibu! " Ucap anak kecil itu menunjuk ke suatu arah. Theo pun melihat sorang ibu berlari tergesa gesa menghampiri anak nya.

"Hah.. . Terimakasih sudah menjaga anak ku.. . Omong omong siapa nama mu nak? " Ucap Ibu dari anak kecil itu.

Theo pun menurunkan anak kecil itu ke bawah dan menjawab pertanyaan Ibu itu.

"Theo.. Theolas souta.. . " Ucap Theo sedikit gugup berhadapan dengan seorang ibu ibu.

"Hmm.. Terimakasih sudah menjaga dia sebelum nya.. Aku terburu buru, kembali kerumah.. Perasaan ku sangat tidak enak belakangan ini.. Dan anakku sering melihat hal hal yang tak bisa di lihat oleh orang biasa..

Sejak itu aku mulai khawatir kedepan nya.. " Ucap nya menggandeng anak kandung nya di genggaman tangan nya.

"Melihat hal hal yang tak bisa di lihat orang lain? Apa maksud nya itu? " Tanya Theo sedikit lancang.

"Aku tak tau jelas nya bagaimana  .. Namun.. Mata kepala ku sendiri pernah melihat sosok itu.. Ah- terimakasih banyak ya! Jika tidak ada kau, pasti dia terus menerus menangis. " Ucap nya dengan mengeluarkan beberapa lembar uang di saku baju nya.

The Whispers of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang