Bimbingan

64 12 1
                                    

Happy Reading °\(≧∇≦)/°
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di kamar...

Heska sedang memakan camilan yang tadi Elzan belikan, Sedangkan sang pembeli sedang mandi

"Kok mas bisa tau ya? Perasaan aku ngga pernah ngasih tau"gumamnya, Heska bingung karna yang Elzan belikan favoritnya semua

"Apa jangan-jangan mas Elzan punya temen Dukun trus minta tolong bacain Fikiran aku?"

"Atau jangan-jangan mas Elzan yang Dukun?"

"Saya tau karna sering liat kamu Heska, bukan dukun" Celetuk Elzan tepat Disamping Heska

Elaan sebenarnya sudah di belakang Heska sejak tadi, jadi otomatis ia mendengar Semua ocehan sang istri

Heska tentunya kaget dengan kehadiran Elaan yang menurut nya tiba-tiba

"Aku kaget banget loh mas" Omelnya dengan Nada penuh Kasih

Elaan tersenyum mendengar omelan cinta dari Heska, ia pun memeluk tubuh bernyawa dua itu dari belakang sambil mengelus-elus Perut rata Heska

"Kira-kira dia laki-laki atau perempuan?" Tanya Elaan, ia menaruh Dagunya di Bahu Heska agar nyaman

"Bentuknya juga masih darah mas-

Emang mas Elzan maunya Laki-laki apa perempuan?" Tanya Heska balik, dari awal Hamil ia sudah penasaran dengan ini

"Apa aja, yang terpenting adalah-

Dia tidak brengsek seperti ayahnya" jawab Elzan menatap sayu kearah tangan Heska yang masih memegang Coklat

Heska memutar badannya untuk menatap Sang Suami, menggenggam tangan Kasar itu dengan Erat dan Berkata "Mas Elzan engga brengsek"

Elzan menghembuskan Nafasnya, kenapa Heska masih tidak menyadari perbuatan nya?

"Heska, kalau saya tidak brengsek-

Saya tidak akan menyakiti mu" ucapnya

"Kalau mas Brengsek-

Mas engga akan Nafkahin aku selama 2 tahun ini walau tingkat kebencian mas sama aku seribu Persen" Balas Heska

"Tap-"

"Mas, yang udah-udah jangan di bahasa ya-

Aku engga suka, apa lagi hal ini" Sambung Heska Menyela ucapan Elzan

"Heska..." Lirih Elzan, ia tidak menyangka dengan jawaban ini

Ia pikir Heska akan mengungkit kesalahannya seperti yang Mikey lakukan dulu, tapi ini Heska bukan Mikey

Jelas berbeda.

"Maaf" Ucap Elzan lirih

"Tidak apa, lagi pula mas sekarang udah Engga kaya dulu kan?" Balas Heska, ia melihat Mata Elzan bagaikan kuku yang baru saja dikikir

Berkaca-kaca.

Heska peka, ia menarik Elzan kedalam Pelukannya dan membiarkan Butir bening Milik Elzan pecah membasahi Bajunya

Pengelus Rambut Belakang Elzan bagaikan Seorang ibu yang sedang menenangkan anaknya yang menangis

Apa kalian Berfikir kalau Heska biasa saja? Tentu tidak

Ia juga ikut menangis, tapi ia tidak se sensitif Elzan

"Saya Janji gak akan jahat lagi sama kamu" ucap Elzan sesegukan

"Iya" jawab Heska pelan, ia seakan hanya Mengucapkan "yah" saking pelannya

Elzan memeluk Heska Erat dan mengangkat wajahnya, kulit Putih Heska kini dirias dengan merah yang diakibatkan menangis

Heska mengangkat tangannya dan menyeka air mata yang Terus membanjiri pipi sang suami

"Semua manusia punya kesempatan untuk merubah dirinya mas-

Dan itu tergantung pada diri kita sendiri, mau berubah atau tidak" ucap Heska

"Saya butuh bimbingan kamu, Heska" Setelah mengucapkan itu, Elzan mendekat kan Wajahnya pada sang empu dan

Cup...
.















.















.















.















.
Makasih ya yang udah baca sampe sini (〃∀〃)ゞ

Vote yaa biar author semangat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benci? [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang