Tapi disela sela kesibukan ku mengatur orderan dan mempersiapkan orderan, saat mata ku tertunju ke maja, membuat ku langsung lari kesana. Aku sigap menuju meja Sir Ali. Sedikit minuman nya tumpah. Bahkan sebelum dia berusaha meminta bantuan.
"Aah, thankyou. Maaf sudah menambahkan pekerjaan untuk mu." Ucap nya. Memang tugas ku harusnya. Ku lap meja nya hingga bersih. Tidak begitu banyak cairan yang tumpah karena kuah sup itu juga sudah mau habis.
"Kamu full time disini? Atau part time?" Dia mengajak berbicara disela sela kegiatan ku membersihkan sisa nya.
"Tidak Sir. Saya part time disini. Sekaligus sedang kuliah."
"Luar biasa, punya semangat yang hebat" ucap nya dan kubalas dengan senyuman.
"Ini boleh di angkat saja langsung, saya sudah selesai makan nya, biarkan gelas teh ini saja yang ada disini" ucap nya lagi. Aku menuruti dan mengangkat mangkuk dan gelas kosong tersebut.
"Terimakasih ya, Dion"
"Dengan senang hati Sir," ucap ku melempar senyuman.
Sekitar 20 menit kemudian ternyata Sir Ali sudah beranjak dari posisi nya. Setelah cukup lama duduk disini. Tapi dia tidak langsung beranjak pergi melainkan jalan menuju kasir dan memberikan sedikit tips, dimana Aku juga sedang ada disana, dan tanpa berkata sedikit pun, mengarahkan sebuah kartu nama nya ke aku sambil tersenyum. Lagi dan lagi rasanya ada maksud lain yang ingin di sampaikan oleh Sir Ali. Tapi apa.
Aku memandangi kartu nama tersebut cukup lama, ada banyak sekali pertanyaan dan rasa penasaran yang hinggap di kepala ku dan mencoba untuk menahan nya. Sekarang sedang shift ku bekerja, hingga nanti jam 12 siang dan lanjut kuliah siang nya.
Pekerjaan ku terasa cepat sekali hari ini, bahkan termasuk perkuliahan sampai sampai aku lupa pagi tadi ada seorang yang memberikan ku rasa penasaran luar biasa apa maksudnya memberikan kartu nama itu dan bertingkah genit. Sekarang sudah pukul 16.30sore. Tepat kelas baru saja selesai hari ini.
Mungkin harus ku coba memulai nya karena belliau yang memberikan kontak.
"Selamat sore Sir. Saya Dion, dari Morbrew Cafe yang bekerja shift pagi tadi" isi pesan ku sambil sediki tberharap pesan itu benar benar terkirim dan dibalas. Delivered. belum ada semenit sudah dibalas.
"I thought you won't text me :)" balas nya. Saya kira kamu gak akan menghubungi saya. Maksudnya begitu.
"Maaf baru menghubungi Sir, tadi shift saya cukup ramai setelah nya, dan lanjut masuk beberapa kelas Hari ini" balas ku yang tidak lama langsung muncul di layar handpone ku sebuah panggilan. Dari Sir Ali. Langsung menelepon ?
"Ha-Halo, selamat sore Sir"
"Hai, Sore Dion. Sedang apa?"
"Ee... Baru aja beres kelas Sir." Ucap ku seadanya karena tiba tiba sedikit bingung bagaimana memulai. Gayung bersambut.
"Sudah makan, manis?" Ucap nya yang membuatku lagi lagi merasa mules di perut. Bukan karena tidak suka, tapi bertanya tanya apa maksudnya.
"Mmm.... Tadi sebelum kelas udah makan, Sir" ucap ku pelan
"Belajar itu Buang banyak energi. Kamu kosong sekarang kan? Kita Bertemu?" Ucap nya langsung tanpa basa basi. Aku kaget sekali.
"Ketemu sir?"
"Iya,,, kamu sekarang dimana?"
"Sa-saya di jalan xxxxx xxxx xxxxx" ucap ku
Yasudah, tunggu sebentar, in a few minute" ucap nya sambil memberikan emoticon wink. Benar benar seperti om om genit yang mencari mangsa. Meskipun tahu begitu aku tetap saja kaya nya aku Masih dengan rasa penuh penasaran tidak memberikan penolakan sedikit pun.
Benar saja, sekitar 15 menit kemudian setelah aku menunggu, Sir Ali menelpon
"Saya di coffeeshop xxxxx, saya rasa dekat dengan area kamu. Ditunggu ya" ucap nya lalu mengirimkan lokasi juga sebagai tambahan. Karena hanya berjarak beberapa menit naik ojek, aku langsung saja segera kesana dan sampai di cafe tersebut langsung di sambut dengan senyum ramah nya Sir Ali.
Kami memesan makanan karena pada dasarnya awal nya tadi Sir Ali mengajak untuk makan. Aku senang sekali dengan gurauan nya meskipun kami berbeda bahasa tapi rasanya ada sedikit persamaan humor cheesy yang kami punya.
"Habis ini kemana?" Ucap nya
Tapi dengan suasana yang sudah terbentuk dengna cukup intense, Aku mulai berani membawa kearah yang sebenarnya ku terpintas juga di kepala ku.
"Gak tau, Sir Ali mungkin tahu?" Ucap ku dengan penuh makna. Dan dia langsung tersenyum lagi dan menyenggol tangan ku dengan Jari kelingking nya. Bergerak mengesek gesek punggung tangan ku, lalu menaikkan alis nya. Aku tidak menjawab, tapi Sir Ali paham.
"Sebentar, saya bayar bill." Dia bangkit, dan ketika balik, langsung berkata lagi.
"Taxi nya sudah didepan. Bersiap" ucap nya lagi tanpa Menunggu respon ku dan langsung menuju keluar cafe. Sedikit terasa canggung tapi melihat Sir Ali yang Tampak nya santai saja s membuat suasana perlahan sedikit tenang rasanya. Aku dibawa ke hotel. Mungkin hotel tempat dia menginap pikir ku soalnya langsung diajak menuju lift. Beberapa kali basa basi dilakukannya hingga kami sampai ke kamar 308, lalu masuk kesana. Cukup luas disana. Sir Ali langsung menyiapkan sebuah kopi.
"Creamer?" Ucap nya
Aku hanya mengangguk saja.
"Liburan sendirian, sir?" Tanya ku yang baru saja keluar setelah beberapa lama Aku bersama nya tadi. Tapi nggak menjawab, mungkin nggak dengar atau sedang fokus membuat kan kopi. Dan menyerahkannya padaku. Lalu menyerahkan kopi tersebut.
"Kenapa kok tegang sekali," ucap Sir Ali sambil meletakkan tangan nya ke paha ku. Membuat bulu kuduk ku menjadi lebih merinding. Secepat ini? Sekarang aku baru sadar. Pun ini kali pertama ku mungkin akan melakukan dengan orang asing. Maksudnya bukan orang lokal.
"E-e-engg... hehehe" hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku.
"Pasti tahu kan, kenapa saya bawa kesini?"
CERITA INI SUDAH FULL VERSION DI KARYAKARSA YA, CEK :
https://karyakarsa.com/clementid
pilih BOOK 52
setelah pembayaran, download terlebih dahulu pdf nya, scroll ke paaaaaaaaaling bawah, lalu klik gambar di halaman akhir nya. taraaaaa,,, akan mendapat full version beserta printilan bonus nya ~
khusus hari ini, gunakan kode voucher : weekendblast
stock terbatas, per akun hanya bisa di gunakan satu kali ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
BOOK 52 - YANG ARAB MEMANG BEDA
RomanceSERI KE 52. Bercerita bagaimana Dion yang seorang mahasiswa sekaligus partimer di sebuah cafe bertemu dengan Sir Ali, seorang berperangai yang lebih tua dari orang tua nya. Masa lalu Dion sepertinya membawa nya lebih mudah terjerumus kedalam surga y...