Chapter 3 - changed

237 19 3
                                    


CARA'S POV

Aku melihat Luke sudah berjalan jauh, aku menuju rumahku. Terdengar suara tangisan & teriakan dari dalam rumah. Aku membuka pintu rumah, suara itu berasal dari dapur, dari orang tuaku. Akhir-akhir ini mereka sering sekali bertengkar karena masalah financial dan dad sering sekali mabuk. Aku melihat mom menangis, dan dad meneriaki mom. Air mataku mulai turun. " TERSERAH KAU SAJA " kata dad kepada mom. Mata mom mulai bengkak dan air mata ku terus turun. Mereka menyadari kehadiranku, mom yang sedang menangis melihatku. " Cara segera naik ke atas bersama kakakmu, mom & dad sedang berdiskusi " Kata mom kata kepadaku, dia menahan tangisannya dan memberikan sedikit senyuman, aku tau itu palsu, aku tau mereka sedang bertengkar bukan berdiskusi.

Aku berlari menuju lantai atas, kakakku sedang berdiri di luar kamarnya. " Cara" kata kakakku, poppy. Aku diam dan menuju kamarku, menutup pintu dan menguncinya. Air mataku terus turun, aku sudah tidak tahan dengan keadaan ini. Aku berbaring di atas kasur dan mengambil handphone, aku ingin menghubungi teman tetapi aku tidak mempunyai teman disini. Hanya satu orang yang terlintas di kepala Ku, Luke. Aku membuka jendela. " Cara? Apa kamu tidak apa-apa disana? " poppy mengetuk pintu, aku bergegas membuka jendela dan keluar. Aku melewati atap dan meloncatinya hingga ke taman belakang.

Aku berjalan menuju rumah Luke, aku tidak tau apa yang aku pikirkan, aku hanya baru mengenalnya sepuluh menit yang lalu. Aku sudah berada di depan rumahnya, lalu aku berjalan ke bagian belakang rumahnya. Ruangan di rumahnya sudah gelap, kecuali satu kamar.

-----

LUKE'S POV

Aku berbaring, mengambil hand phone di meja dan membuka semua social media, entah kenapa aku susah sekali untuk tidur. Setiap aku memejamkan mata, aku teringat dia. Seorang yang telah menghancurkan hidupku. Seorang yang telah membuat trauma mendalam di hidupku. Aku membuang nafas dan berdiri untuk menutup jendela. " Hey Luke! hey! " aku melihat perempuan berambut blonde di bawah, " Luke ini aku Cara! " Katanya. " Cara apa yang kamu lakukan disini?! Jam berapa ini " kataku dengan suara yang pelan. " bolehkah aku masuk? " tanyanya. Aku kaget. " Baiklah Cara akan Ku bukakan pintu depan, jangan membuat suara karena semua keluarga ku sudah tertidur " jawabku. Aku menutup jendela dan membuka pintu kamar dengan pelan, dan menuruni tangga. " Dimana kunci itu dimana " aku mencari kunci pintu rumah di laci, " dimana kunci itu?! " aku terus mencari, dan ternyata kunci masih tergantung di pintu, mungkin mom lupa. " akhirnya " aku membuka pintu. " hey " sapa aku pada Cara yang sudah menunggu di depan pintu, matanya merah dan dia menangis. Dia langsung memelukku, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, aku melepaskan pelukannya. Dia tampak kaget, dia masih menangis. " ma-maafkan aku " katanya, " a-a-aku, seharusnya.. aku tidak disini " Cara mengusap air matanya dan membuka pintu. Aku mencegahnya dan menutup kembali pintu dengan pelan, " hey, tidak apaapa " kedua tanganku berada di bahunya." Ayo kita ke kamarku " aku merangkulnya dan membantunya manaiki tangga. Nafasnya tertahan karena menangis. Aku men buna pintu dengan pelan dan menuntunnya untuk duduk di kasur. " maaf kan aku Luke " katanya, air matanya mulai berhenti & itu membuat bengkak di matanya semakin jelas. " baik aku akan membuatkan mu cokelat panas dan setelah itu kamu harus bilang kepada aku apa yang terjadi, tetap disini! " kataku. Dia sedikit tersenyum. Aku kembali menuruni tangga dan membuat cokelat panas.

Aku membawa segelas cokelat panas yang aku buat tadi. aku membuka pintu kamar, dan memberikannya kepada Cara. " Ini untukmu " kataku. " terima kasih Luke " jawabnya. Aku duduk disampingnya, " sekarang ceritakan padaku kenapa kamu pergi selarut ini? " tanyaku. " aku tidak tahan dengan keadaan rumah " jawabnya. " Maksud kamu? " kataku. " orang tuaku mereka.. akhir-akhir ini sering sekali bertengkar " air matanya kembali turun, " aku tidak tau apakah keluargaku akan kembali seperti dulu atau tidak " lanjutnya, air matanya terus turun. " ayahku di pecat itulah alasan kami kesini, karena ada pamanku dan dia membantu mencarikan pekerjaan ayah, dan aku kira kami akan memulai kehidupan baru disini yang lebih baik, tapi ayahku justru sering pulang larut dan sering mabuk " katanya dengan nafas yang mulai susah. " ma-maafkan aku Luke.. aku tidak bermaksud-- " aku memotong perkataannya. " sstt sudah Cara tidak apa-apa" kataku. Aku melihatnya dia tampak tertekan. " aku mengenalmu seperti baru 10 menit dan aku sudah-- " Aku memeluknya, sebelum dia menyelesaikan perkataannya. " tidak apa-apa, Sekarang sudah hampir jam dua belas dan kamu bisa tidur di kasurku" kataku. " Dan kamu? " tanyanya. "Aku bisa tidur dibawah " aku memberikan senyuman untuk menenangkannya.

Aku berdiri dan mematikan lampu kamar, dia sudah tertidur, aku ambil selimut dan menaruhnya di samping bawah kasur, mengambil bantal dan berusaha untuk tidur, tapi dia muncul di kepala Ku lagi. " hey ada apa? " Tanya Cara, dia menghadap ke arah bawah, ke arah ku. " oh tidak apa-apa, aku kira kamu sudah tidur " jawabku. Dia tersenyum, " baiklah aku akan tidur duluan " kata dia kepadaku. Aku mencoba untuk tidur lagi---

-------------------

" Luke cepat bangun sebentar lagi kamu masuk sekolah!! " teriak mom dari lantai bawah. Mataku sulit sekali untuk terbuka, aku mengambil handphone dan mengecek jam. " WOAH " aku bangun dan melihat ke atas kasur, tidak ada Cara. Aku bergegas menuju kamar mandi & bersiap ke sekolah.

Aku menuruni tangga, " mom aku pergi! " kataku. " Luke kamu tidak sarapan? " Tanya mom. Aku mengambil roti di meja, " Sudah! " jawabku. Aku nyalakan mesin motor, memakai helm dan mengendarai motor. Aku melihat Cara berjalan keluar dari rumahnya. Dia mengenakan sweater dan shorts ( lihat foto), aku memberhentikan motor menuju Cara. " hey kamu yakin berjalan? Sepuluh menit lagi masuk " kataku. " hmm ibuku, kau tau kan.. " jawab Cara. " baiklah cepat naik " ajak Ku. " apa? " tanyanya. " cepat! Sudah naik ke motorku sekarang! " kataku. Dia tidak menjawab dan langsung duduk dibelakangku. " pegangan, aku akan mengebut " lanjutku. " apa? " tanyanya. " baiklah terserah kau saja " jawabku, aku nyalakan mesin dan mengendarai motor dengan kecang. Tangannya dengan reflek melingkari badanku karena aku mengendarai motor dengan kencang, aku tersenyum.

" terima kasih Luke " kata Cara dengan menuruni dari motor. " hmm okay " aku melepaskan helm dan menaruhnya di motor. " Luke ayo cepat kita kita sudah terlambat 3 menit! " kata Cara dengan melihat ke jam tangannya. " benarkah?! Oh shit sekarang pelajaran Mr. Martin dia akan menghukum kita! " aku bergegas berlari dengan Cara menuju kelas. Koridor tampak sepi, aku membuka pintu kelas, Mr. Martin sedang menjelaskan pelajaran, dan Ashton dia kelihatan bosan dengan memainkan pulpen di tangannya. Aku & Cara masuk ke dalam kelas, semua orang melihat kami. " Mr. Hemmings dan kamu murid baru, kalian terlambat 4 menit! " kata Mr. Martin, menujuk kami dengan pulpen untuk keluar kelas, Ashton tertawa melihat kami di hukum. Aku dan Cara berdiri diluar kelas. " untung saja kamu tadi ikut bersamaku " kataku pada Cara. " tapi tetap saja ikut/ tidak aku akan dihukum " jawabnya, aku tertawa. " uhmm Cara bagaimana kamu pergi dari rumahku semalam? " tanyaku. " aku lompat dari jendela " jawabnya, dia tertawa. Dia memberhentikan tawanya dan melihatku, " terima kasih Luke kau sudah baik dengan Ku" matanya melihat mataku, aku bisa melihat dengan jelas warna biru dimatanya, seperti aku. Wajah kita mulai berdekatan----

" baiklah kalian boleh masuk " Mr. Martin membuka pintu dengan tiba-tiba, kami tersadar dan menjauhkan wajah kami. " dasar remaja" kata Mr. Martin dengan berjalan kembali masuk kelas, kami berdua tertawa. " a-aku tidak bermaksud.." Kataku dengan terpatah-patah. Dia tidak menjawab dan hanya tersenyum, berjalan masuk kelas meninggalkanku. Aku terdiam dan mengikutinya masuk ke dalam kelas.

[ skip ]

Sulit sekali untuk aku berkonsentrasi, ingatanku tidak lepas dari kejadian saat aku melihat matanya yang indah itu. " Baiklah semua kalian catat yang dipapan tulis itu " perintah Mr. Martin. Aku menengok ke belakang, ke tempat duduk Cara. " bolehkan aku pinjam pulpen? " tanyaku, sebenarnya aku membawa pulpen di tasku tapi aku ingin melihat matanya itu lagi. Ashton menertawaiku, " hei Luke bukannya ada pulpen di tasmu " kata Ashton kepadaku. " shut up ash! " Cara yang sedang mengambil pulpen di tempat pensilnya tersenyum mendengar perkataan Ashton dan tetap meminjamkanku pulpen. " MR. IRWIN & MR. HEMMINGS KELUAR JIKA KAMU MASIH INGIN BERBICARA" Kata Mr. Martin dengan tiba-tiba, aku dan Ashton dengan cepat kembali ke posisi depan, " NO SIR " reflek Ku & Ashton, aku bisa mendengar Cara menahan tawa di belakangku.

Semoga kalian suka ya! Maaf kalo ceritanya agak bosenin!! Jangan lupa vomment ya ;)






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Hidden Story // Luke Hemmings FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang